Satu hal yang masih gak Gue percayai, Gue bisa sedekat ini sama Dia. Padahal dulu pengen liat wajah nya aja kudu curi-curi pandang. But, Gue bersyukur banget.
~Zillo
Tiga puluh menit berlalu, Sekolah semakin sepi. Sementara Resya masih duduk di Halte menunggu Bundanya yang mengatakan ingin menjemput Resya.Kendaraan Umum semakin sedikit, Resya jadi takut kalau tiba-tiba Bunda nya tidak bisa jemput, Ia akan pulang naik apa?
Brumm... Brumm...
Resya mendongak saat sebuah Motor berhenti tepat di depannya.
"Kenapa?" Tanya orang itu seraya membuka kaca helm fullface nya.
"Ha?!" Respon Resya yang tak nyambung.
Orang itu mendecak kesal. "Kenapa belum pulang? pengen banget deh kayanya liat Gue ngomong panjang." Seru Orang itu yang tak lain dan tak bukan adalah tembok Es, alias Zillo.
"Bunda bilang mau jemput, tapi belum datang juga." Jawab Resya lesu.
"Naik!" Suruh Zillo Singkat, sementara Resya langsung terkejut.
"Serius?" Tanya nya tak percaya.
"Mau gue gendong naik ke Motor?" Kesal Zillo yang tak suka menunggu lama.
"Eh... Enggak mau." Resya langsung bersiap menaiki jok belakang Motor Besar milik Zillo. Ia tak mau kejadian dua Minggu lalu terulang lagi, saat Zillo dengan entengnya mengangkat Resya ke naik atas motor besar nya.
Tangan Zillo terulur kebelakang. "Pegang tangan gue." Kata Zillo yang melihat Resya kesusahan menaiki Motornya karena Gadis itu mengenakan rok.
Setelah sudah Naik, Zillo langsung menarik gas dengan kecepatan sedang.
Drrrt... Drrrtt...
Ponsel yang ada di gengaman tangan Resya berdering, dan nomor Danu terpampang di sana.
Resya pun mengangkatnya. "Hallo, Kak?"
Dahi Zillo langsung berkerut melihat dari kaca spion ada Resya yang tengah mengangkat telpon.
"...."
"Resya udah jalan pulang kok sama Temen."
"...."
"Oke Kak, bye." Jawab Resya seraya mematikan sambungan telponnya.
"Siapa?" Tanya Zillo kepo.
"Kak Danu." Jawab Resya seraya menatap ke arah depan lagi.
Zillo mendengus kesal dalam hati. "Apa Dia bilang?" Tanya Zillo lagi.
"Bunda suruh Kak Danu jemput Aku karena Bunda ada kepentingan mendadak." Jawab Resya jujur.
"Oh." Jawab Zillo singkat.
Dalam hati Resya menggerutu, tadi aja nanya terus sekali sudah dijawab panjang cuma dibalas "OH".
Citttt....
Tiba-tiba saja Kucing melintas di depan Mereka sehingga Zillo refleks ngerem mendadak.
Resya yang tak memiliki persiapan pun langsung terhuyung kedepan, Alhasil dahinya pun terantuk Helm milik Zillo.
Zillo langsung memutar tubuhnya kebelakang. "Sakit, ya?" Tanyanya seraya menyentuh tangan Resya yang mengusap dahinya.
Resya hanya mengangguk pelan.
"Coba liat." Ucap Zillo, tangannya menarik tangan Resya dari dahi Gadis itu.
"Mampus Gue. Benjol anak Orang." Maki Zillo pada diri nya sendiri, Di dalam hati tentu nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zillo [✓]
Teen FictionTiada warna selain hitam dan abu-abu di dalam hidup seorang Zillo Putra Wijaya. Gelap dan tak teraba. Zillo memiliki mata yang normal, namun ia tidak bisa melihat bagaimana indahnya dunia seperti kata Orang. Zillo tidak pernah tahu warna me-ji-ku-h...