04. NYESEK

74.2K 3.8K 115
                                    

Pelangi mengendarai mobilnya dengan kecepatan paling tinggi tidak peduli dengan para pengendara lain yang meneriakinya. Sungguh hati Pelangi sangat sakit kali ini.

"Kenapa ayah tega nampar Pelangi? Dari dulu ayah tidak pernah kasar sama Pelangi. Tapi kenapa sekarang ayah berbeda, ayah bukan ayah yang pelangi kenal." Batin Pelangi.

Pelangi menepikan mobilnya dan segera mengeluarkan buku diary miliknya.
Dengan lihai penanya menggerak-gerakkan mengisi kosongnya kertas.

Dear Ayah

Kau adalah lelaki paling berjasa dalam hidupku...
Satu-satunya pahlawan yang aku punya saat ini...
Kau selalu memberi ku kekuatan di saat orang memberi ku kelemahan...

Kau selalu melindungi ku, kau akan memberi pelajaran bagi siapa saja yang menyakiti...
Tetapi mengapa kau sendiri yang menyakiti ku?

Ayah...
Pelangi Rindu...
Pelangi Rindu, ayah yang dulu
Ayah yang selalu menjadi penghibur bagi Pelangi...

Pelangi juga Rindu keluarga kita yang dulu...
Kalau boleh Pelangi meminta kepada ayah...
Pelangi minta tolong percayalah...
Cuma ayah satu-satunya yang Pelangi punya saat ini.
Tuhan telah mengambil bunda dan pelangi nggak mau Tuhan juga mengambil semua kasih sayang yang ayah berikan dulu...

Pelangi sayang Ayah ♡

🌻🌻🌻

Pelangi melangkahkan kakinya menuju ruang kelasnya. Banyak pasang mata yang menatapnya aneh. Karena Pelangi kali ini datang dengan mata sembab, hidung merah dan wajah yang lesu.

"PELANGI!" Teriak seseorang yang nyaring membuat pelangi membalikkan badannya.

Pelangi mengerutkan keningnya. Menatap Billa yang berlari menghampirinya." Kenapa?" Tanya Pelangi.

Billa mengatur nafasnya." Nggak papa sih. Cuma mau ke kelas bareng. Eh tunggu. Lo habis nangis Pel? Kenapa bisa nangis? Apa Lo nggak papa? Siapa yang udah buat Lo nangis. Sini biar gue hajar tuh orang." Billa mengambil gerakan kuda-kuda.

Pelangi memutar bola matanya malas." Bokap." Jawab Pelangi.

Seketika Billa langsung berhenti." Eh ternyata bokap Lo? Nggak jadi gue hajar deh." Billa menampilkan deretan giginya.

"Udah sono lu ke kelas gue mau ke kantin dulu. Belum sarapan gue." Usir Pelangi dengan mendorong-dorong tas milik Billa.

Billa mendengus kesal." Ck! Kebiasaan lu . Ya udah gue ke kelas dulu ya bye Pelangi muachh." Billa memberikan kiss bye.

Pelangi bergidik tetapi setelah itu dia tersenyum. Setidaknya Billa bisa membuatnya tersenyum dan mengurangi bebannya.

🌻🌻🌻

Pelangi menikmati sarapannya dengan tidak selera. Ia masih memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu.
Kedatangan seseorang membuyarkan lamunannya.

"Selamat morning, cewek jutek." Sapa nya yang duduk di depan pelangi.

"Ck! Pengganggu Lo." Ketus pelangi lalu melanjutkan memakan makanannya.

"Emang apa sih yang lo pikirin? Jangan-jangan Lo lagi mikirin gue ya? Ngaku Lo." Tuduh Samudra.

"Ogah gue mikirin lu. Yang ada nih otak jebol kalo gue mikirin Lo." Sewot Pelangi.

"Kalo jebol tinggal jahit aja atuh neng. Hidup itu di buat simpel gitu loh." Ujar Samudra.

"Sabodo Sam, ribet omongan sama Lo." Kata Pelangi geleng-geleng kepala.

"Kayak alur cinta kita ya, ribet." Gombal Samudra.

"Receh." Ucap Pelangi. Dan Samudra menanggapinya dengan tertawa.

Samudra tak sengaja menatap pergelangan tangan pelangi yang memar. Samudra menyentuh pergelangan tangan Pelangi." Ini kenapa pel?" Tanya samudra.

Pelangi menarik tangannya dan menyembunyikannya." Nggak papa." Jawabnya bohong.

"Kayak cewek lo. Kalo di tanya jawabnya nggak papa." Ucap Samudra.

"Yah emang gue cewek goblok." Kesal Pelangi sedangkan Samudra menampilkan deretan giginya.

"Pel, jujur sama gue tangan Lo kenapa bisa kayak gitu? Siapa yang lakuin itu?" Tanya Samudra khawatir.

"Nggak papa." Jawab Pelangi.

"Kenapa sih kalo orang nanya jawabannya mesti nggak papa?" Tanya Kesal Samudra.

"Karena orang itu cuma nanya bukan peduli. Dia cuma ingin sekedar tau dan tidak memperdulikan keadaan kita." Ujar Pelangi beranjak dari tempat duduknya.

"Dan nggak usah sok peduli tentang keadaan gue Sam. Inget Lo bukan siapa-siapa gue." Sambungnya setelah itu pergi meninggalkan samudra.

"Kok nyesek ya?" Batin Samudra.

🌻🌻🌻

Samudra masih memikirkan kata-kata Pelangi. Sampai-sampai ia mengacuhkan temannya.

"Inget Lo bukan siapa-siapa gue."


Dengan cepat Samudra menggelengkan kepalanya. Itu membuat temannya menatapnya dirinya aneh.

"Ngapa Lo Sam? Geleng-geleng kepala. Jangan-jangan Lo lagi mikir jorok ya? Nggak nyangka gue Sam Lo sepemikiran dengan gue." Ucap Doni bangga.

"Siapa yang mikir jorok? Goblok!" Ujar Samudra.

"Lah terus Lo mikirin apa? Ah gue tau pasti Lo lagi nemu cewek kan? Terus Lo mikir gimana caranya Lo nembak dia. Udah ke baca ini mah." Doni menepuk-nepuk pundak Samudra.

"Gila Lo Sam, belom tobat juga Lo jadi playboy? Hati-hati Lo karma masih berlaku." Alfa ikut nimbrung.

"Yang nggak berlaku apa fa?" Tanya Doni.

"Balikan sama mantan." Jawab Alfa.

"Azekkkkk!" Seru Doni.

"Ck! Bacot Lo berdua." Kesal Samudra dengan tingkah temannya yang abstrak stadium lanjut.

Keduanya justru tertawa dan ber tos ria." Emang lagi mikirin apa sih bang samsam? Sini cerita! Dedek siap dengerin kok bang." Ujar Doni.

Samudra bergidik jijik." Jijik gue Don." Ucapnya.

"Udah Sam biarin aja nih bocah. Biasa obatnya habis jadi radak-radak orangnya." Ujar Alfa yang membuat Doni melotot ke arahnya.

"Sialan Lo fa." Umpat Doni yang membuat Alfa terkekeh.

"Eh Sam Lo udah lumayan deket tuh sama si rainbow. Kapan lu mau nembak dia?" Tanya Doni.

"Boro-boro nembak Don. Gue aja kalo ketemu dia berantem mulu." Ujar Samudra.

"Sabar atuh Sam. Selagi Lo mau berusaha buat memperjuangkan dia, gue yakin perjuangan Lo pasti bisa mendapatkan cintanya. Inget kata pak Bambang ' tidak ada perjuangan yang sia-sia'." Ucap Bijak dari Doni.

"Tumben bijak?!" Ucap Samudra dan Alfa serentak.

"Sialan Lo pada."









TBC

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT LOH YA GAESS. PENTING!


Pelangi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang