66. RENCANA?

43.9K 2K 10
                                    

"gue nggak mau tau gimana caranya! Yang terpenting anak itu harus mati!!!" Bentak Maya pada anak buahnya. Anak buahnya menunduk.

"Kalo sampai kali ini kalian nggak becus!!! Siap siap keluarga kalian harus mati dan menderita!!" Ancam Maya dengan tangan terkepal. Maya mengambil foto seseorang." Nyawa harus di bayar oleh nyawa!"

🌻🌻🌻

Pelangi mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di meja. Kini dia sedang berada di kantor polisi. Dan tak lama kemudian datang seorang polisi dengan seorang narapidana. Pelangi langsung merubah posisi duduknya.

"Silahkan." Ujar polisi tersebut lalu pergi meninggalkan Pelangi dan narapidana tersebut."Anda siapa?" Tanyanya.

"Saya adalah anak kecil yang bapak culik dulu." Jawab Pelangi datar tanpa ekspresi sekalipun.

Dia membelalakkan matanya ketika mengetahui siapa Pelangi." Anda mau apa ke sini?" Tanyanya.

"Saya mau minta penjelasan kepada bapak, apa benar jika bapak yang membunuh bunda saya?" Tanya Pelangi.

"Iya saya lah yang membunuh ibumu." Jawabannya seperti ragu-ragu. Pelangi memicingkan matanya." Saya tidak suka kebohongan!" Ujar Pelangi.

Bapak itu meneguk ludahnya, apakah dia harus jujur?" Terserah anda mau percaya atau tidak, saya sudah mengatakan yang sebenarnya." Ucapnya.

"Dan terserah anda mau jujur atau tidak, keluarga anda berada di tangan saya. Silahkan pilih." Ujar Pelangi.

"Aku harus pilih yang mana?" Batinnya.

"Sebenarnya mau anda apa? Saya sudah mengatakan yang sejujurnya kenapa anda menyangkut keluarga saya?" Tanyanya.

"Saya hanya ingin anda mengatakan yang sejujurnya. Karena saya ingat, yang membunuh bunda saya adalah perempuan bukan laki-laki." Ketus Pelangi. "Anda ingin jujur sekarang, atau nyawa anak anda melayang?" Tanya Pelangi.

"Saya akan mengatakan yang sejujurnya tapi tolong jangan apa-apa kan keluarga saya." Ucapnya, Pelangi hanya menganggukkan kepalanya lalu menyalakan perekam suara di ponselnya.

"Saya hanya di suruh oleh seseorang untuk menculik mu dan ibumu, orang itu akan membayar saya dengan jumlah yang cukup besar. Saat itu saya butuh uang untuk istri yang akan segera melahirkan, saya tidak punya pilihan lain selain itu. Saat polisi ingin menangkapnya dia menyuruh saya untuk menyerahkan diri dan mengaku jika saya yang melakukan pembunuhan itu, saya awalnya menolak tetapi dia memaksa dan mengancam saya jika saya tidak mau melakukannya dia akan membunuh istri beserta anak yang berada di dalam kandungan istri saya." Jelasnya.

"Siapa orang itu?" Tanya Pelangi.

"Orang itu adalah Bu Maya Nasyita." Jawabannya, Pelangi tersenyum miring. Lalu mematikan perekam suaranya dan menyodorkan foto Maya yang ada di ponselnya." Apa dia orangnya?" Tanya Pelangi. Bapak itu menganggukkan kepalanya.

Pelangi kembali menyimpan ponselnya." Terimakasih karena anda sudah mau jujur kepada saya, anda tidak perlu khawatir dengan keluarga anda. Semua kebutuhan sekolah anak anda akan saya tanggung dan tidak perlu takut dengan ancaman Maya. Saya permisi." Ucap Pelangi beranjak dari tempat duduknya.

"Terimakasih." Ucapnya tulus, Pelangi menganggukkan kepalanya lalu keluar dari kantor polisi, lalu memasuki mobilnya. Pelangi menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Tanpa Pelangi sadari, sebuah mobil mengikutinya dari belakang. Pengemudi itu tersenyum miring." Mau main-main dengan ku anak kecil? Nyawamu akan tiada sebentar lagi." Batinnya.










TBC

jangan lupa untuk tinggalkan jejak okee readers
See you next part

Pelangi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang