38. MENJAUH?

43.3K 2.1K 10
                                    

" Relakan saja dia dengan yang lain, kau hanya perlu menonton dan melupakan keinginan mu untuk memiliki dia."

~ pelangi  Lhalita

Pelangi menatap sendu ke arah jendela yang mengarah ke pekarangan rumahnya. Ia dapat melihat Maura dan samudra yang sedang bercanda ria, sesekali samudra mengacak-acak rambut Maura.

" Kenapa rasanya nggak rela saat lo ketawa sama cewek lain, padahal gue nggak ada hubungan apa-apa sama Lo." Batin Pelangi.

Pelangi menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlahan untuk mengurangi rasa sesak di dadanya.

" Lo harus rela Pelangi, inget Lo itu bukan siapa-siapa nya samudra. Hanya sebatas sahabat nggak lebih, sadar pelangi! Lo nggak pantes buat samudra!" Batin Pelangi menguatkan dirinya.

🌻🌻🌻

Pelangi menundukkan kepalanya dan melangkahkan kakinya menuju ke kelas namun langkahnya berhenti. Pelangi menatap sepatu yang sangat familiar baginya. Ia secara perlahan mendongakkan kepalanya.

Matanya bertemu dengan mata samudra dengan cepat samudra memutuskan kontak mata. Dan berlalu pergi meninggalkan Pelangi.

Pelangi menatap kepergian samudra dengan tersenyum masam." Apa Lo mulai menjauh dari gue, Sam?" Batin Pelangi.

"Oii!" Seseorang menepuk pundak Pelangi. Pelangi terhenyak dengan cepat ia menolehkan kepalanya menatap Billa yah orang itu adalah Billa.

"Lo ngapain ngelamun di tengah koridor? Kesambet Lo ya?" Tuduh Billa dengan menunjukkan wajah pelangi dengan jari telunjuknya.

Pelangi memutarkan bola matanya malas."Iya gue kesambet!" Jawab Pelangi asal.

Billa membulatkan matanya." Omaigat! Lo beneran kesambet?! Astaga gue harus apa nih?! Aduh aduh! Oh iya pak kyai!" Pekik Billa.

Billa menempelkan telapak tangan di jidat Pelangi, lalu menutup matanya." Bismillahirrahmanirrahim--." Belum sempat Billa menyelesaikan ucapannya.

Pelangi menghempaskan tangan Billa dari jidatnya." Lo kira gue beneran kesambet gitu?!" Tanya Pelangi dengan nada kesal.

"Lah tadi Lo bilang kalo kesambet ya udah gue bacain doa aja biar setannya ilang." Jawab Billa.

Pelangi mengusap wajahnya frustasi." Aduh Billa! Lo itu polos apa goblok sih?!" Tanya Pelangi.

Billa berfikir sejenak."Kalo kata mami gue itu polos, kalo kata Salsha gue itu goblok, kalo kata papi gue itu radak-radak. Kalo kata Alfamart gue itu gila, kalo kata bebek goreng gue itu konslet, kalo kata ocean gue itu koplak. Yang bener yang mana Pel?" Tanya Billa.

Pelangi yang mendengar kata 'ocean' langsung ingat kepada samudra." Ocean..." Lirih Pelangi yang dapat di dengar oleh Billa.

"Oh jadi yang bener gue itu koplak? Oke oke, gue ngerti sekarang." Ucap Billa pada dirinya sendiri.

"Btw busway, tadi gue lihat Lo sama samudra tatap tatapan tapi kok nggak ada adu bacot kan biasanya kayak Mail ketemu sama Meimei." Ujar Billa.

"Lagi libur buat adu bacot. Mending sekarang kita ke kelas, sebentar lagi bel masuk." Ucap Pelangi lalu menarik pergelangan tangan Billa menuju kelas.

🌻🌻🌻

Samudra dengan kasar melemparkan tasnya di atas meja. Dan itu membuat Alfa serta Doni menoleh ke arahnya.

Alfa mengernyitkan dahinya."Kenapa Lo Sam? Nggak semangat banget kayaknya." Tanya Alfa.

"Ya iyalah nggak semangat, orang yang jadi penyemangat udah minggat." Sahut Doni dengan asal.

Alfa menatap Doni dengan menautkan kedua alisnya." Siapa? Pelangi?" Tanya Alfa kepada Doni.

"Ya siapa lagi kalo bukan si rainbow, masak iya si Billa Barbie yang jadi penyemangat samudra, kan Billa penyemangat Lo, ya nggak?" Goda Doni.

Alfa menatap datar ke arah Doni."nggak!" Jawab Alfa singkat pada jelas dan ketus.

"Hilih bang Fafa malu malu, jelas-jelas kemarin gue lihat kalo Lo itu lagi jalan berdua sama Billa ke Dufan. Lo pikir gue nggak tau?!" Ucap Doni.

" Kok Doni bisa tau kalo kemaren gue jalan sama Billa?" Tanya Alfa dalam hati.

"Kok Lo bisa tau?!" Tanya Alfa.

Doni tersenyum jahil." Doni Megantara gitu loh." jawabnya dengan bangga dengan menepuk-nepuk dadanya.

"Hilihh." Cibir Alfa.











TBC

Jangan lupa tinggalkan jejak ya
See you next part

Pelangi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang