43. ANCAMAN!

42.5K 2.4K 58
                                    

Maura tersenyum puas ketika melihat rencananya yang berjalan dengan lancar. Ia kira akan sulit tetapi semuanya bisa di lakukan dengan mudah tanpa mengotori tangan.

"Lihat aja Pelangi, gue akan buat Lo lebih menderita dari ini, seperti janji gue kepada seseorang." Ucap Maura dengan tersenyum smirk.

Maura tanpa sengaja melihat pelangi yang sedang duduk sendiri di bangku taman belakang sekolah." Ternyata Lo masih suka menyendiri?" Batin Maura.

Maura berjalan menghampiri Pelangi lalu duduk di samping Pelangi. Pelangi terhenyak ketika melihat Maura yang duduk disampingnya." Mau apa Lo kesini?" Tanya Pelangi.

Maura tersenyum miring." Gue cuma mau kasih tau kalo..." Maura mendekatkan wajahnya ke telinga Pelangi." Kalo hidup Lo akan hancur sebentar lagi." Bisik Maura.

Pelangi membelalakkan matanya." Maksud Lo apa?! Lo mau apa lagi dari gue?! Belum puas dengan semua yang udah Lo ambil dari gue?!" Tanya Pelangi.

Maura tertawa kecil." Gimana ya Pelangi? Anggap aja gue itu serakah, tamak atau yang lainnya. Gue rasa yang udah gue renggut dari Lo itu masih kurang." Jawab Maura.

"Gue emang udah berhasil buat samudra jadi milik gue, tapi gue belum berhasil untuk buat Lo di usir dari rumah." Lanjutnya.

"Itu nggak akan terjadi Maura! Ayah nggak akan ngusir gue dari rumah! Justru Lo yang akan pergi dari rumah gue!" Ucap Pelangi.

Maura tersenyum miring." Lihat aja nanti, Pelangi Lhalita." Ujar Maura.

🌻🌻🌻

Samudra menghempaskan tubuhnya di kasur. Tak peduli dengan seragam yang masih melekat di tubuhnya. Pikirannya sungguh kacau saat ini. Samudra mengusap wajahnya dengan kasar.

"Bang samudra..." Panggil Bulan berjalan mendekati samudra dengan membawa boneka kesayangannya.

Samudra yang mendengar panggilan bulan langsung mendudukkan badannya." Bulan ada apa kesini?" Tanya samudra.

Bulan duduk di samping samudra." Bulan kangen sama kak Pelangi, kapan kak Pelangi mau kesini?" Tanya Bulan dengan menekuk wajahnya.

Samudra bingung harus menjawab apa." Kak Pelangi lagi sibuk, kapan-kapan kak Pelangi pasti kesini." Jawab Samudra.

Bulan yang mendengar jawaban samudra mengerucutkan bibirnya." Bulan udah kangen banget sama kak Pelangi." Gumam bulan.

"Abang juga kangen sama kak pelangi." Sahut samudra dari dalam hati.

Bulan mengernyitkan dahinya ketika melihat samudra yang tengah melamun." Bang samudra kenapa?" Tanya bulan.

Samudra terhenyak." Abang nggak papa kok bulan." Jawab Samudra dan bulan mengangguk mengerti.

Bulan memicingkan matanya." Bang samudra ada masalah ya sama kak Pelangi?" Tanya bulan.

Samudra diam sejenak lalu menggelengkan kepalanya." Abang nggak ada masalah sama kak Pelangi." Jawab Samudra.

"Bulan emang masih kecil bang, tapi bulan nggak bisa di bohongi. Mulut Abang emang bilang kalo nggak ada apa-apa tapi sebenarnya hati Abang itu ada apa-apa." Ujar Bulan.

Samudra menganga mendengar perkataan bulan." Gue kalah ama anak kecil." Batin Samudra.

🌻🌻🌻

Pelangi terus mondar-mandir mengingat tentang ancaman Maura. Pelangi menggigit ujung kukunya resah." Gimana kalo ancaman Maura itu benar-benar terjadi..." Batin Pelangi.

Ceklek

Bima membuka pintu kamar pelangi. Ia mengernyitkan dahinya ketika melihat Pelangi yang masih belum tidur padahal ini sudah malam.

"Pelangi... Kamu belum tidur?" Tanya Bima yang membuat pelangi sedikit terkejut saat menoleh kearahnya.

"Pelangi belum ngantuk yah." Jawab Pelangi.

"Kalo gitu ayah keluar dulu, inget jangan tidur malem-malem besok kamu sekolah." Ucap Bima yang dibalas anggukan oleh Pelangi.

Saat Bima akan keluar Pelangi mencegahnya." Ayah..." Panggil Pelangi.

Bima membalikkan badannya dan menatap pelangi bingung." Pelangi mau ngomong sebentar sama ayah, boleh?" Ijin Pelangi.

Bima kembali berjalan mendekat ke arah Pelangi. Pelangi menghela nafas sebentar." Pelangi mau nanya. Seandainya nanti Pelangi buat kesalahan atau terjadi salah paham antara ayah sama Pelangi. Ayah akan mengusir pelangi?" Tanya Pelangi.

Bima sedikit terkejut mendengar pertanyaan Pelangi." Ayah nggak akan ngusir ataupun nelantarin Pelangi. Ayah sudah berjanji sama almarhumah Bunda kalo ayah akan menjaga Pelangi sampai pelangi menemukan pendamping hidup." Jawab Bima.

"Ayah beneran kan? Ayah nggak akan ingkar janji itu. Pelangi takut kalo ayah nanti ngusir Pelangi, pelangi nggak punya siapa-siapa selain ayah..." Lirih Pelangi dengan mata yang berkaca-kaca.

Bima berjalan mendekap tubuh putrinya." Pelangi nggak boleh berfikiran kalo ayah akan ngusir Pelangi. Sama kayak ayah, cuma pelangi satu-satunya harta yang paling berharga bagi ayah." Ucap Bima.

"Tapi kalo nanti itu semua terjadi gimana?" Tanya pelangi sedikit terisak-isak.

"Itu semua nggak akan pernah terjadi atau tidak mungkin terjadi. Pelangi percaya kan sama ayah?" Ucap Bima.

Pelangi menganggukkan kepalanya." Pelangi selalu percaya sama ayah dan Bunda..." Pelangi sedikit memelankan kata 'bunda'.

Setetes air mata mengalir di pipi Pelangi."Pelangi kangen sama Bunda, kapan Pelangi bisa ketemu sama bunda lagi?" Tanya Pelangi.

Hati Bima tergores mendengar penuturan Pelangi. Dalam hatinya masih tersimpan kenangan tentang kisah cintanya bersama dengan Melati, bunda Pelangi.

"Bunda sudah tenang di sana, jangan membuat bunda sedih dengan melihat kamu." Ucap Bima.

Pelangi menundukkan kepalanya." Pelangi nggak mau bikin bunda sedih, Pelangi cuma pengen ketemu sama Bunda. Sudah sepuluh tahun Pelangi nggak dapat kasih sayang seorang Bunda." Lirih Pelangi.

"Setiap doa Pelangi panjatkan berharap doa itu di kabulkan oleh tuhan. cuma satu keinginan Pelangi dari dulu tapi mungkin tidak akan terkabulkan. Pelangi pengen bunda ada di saat Pelangi sudah menjadi sarjana. Apa itu akan terwujud ayah?" Tanya Pelangi.

"Meskipun bunda udah pergi tapi bunda tetap ada di samping Pelangi dan ayah. Jangan sedih lagi, ayah nggak mau princess ayah menangis." Ucap Bima. Pelangi tertawa getir lalu menghapus air matanya.


TBC

Part kali ini lumayan panjang
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
See you next part

Pelangi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang