74. JUJUR

47.2K 2.2K 118
                                    

Sudah tiga hari Maura dihantui dengan teror-teror yang terus-menerus menyebutkan untuk membongkar kejahatannya. Dan tiga itu Maura seperti orang gila yang selalu berteriak ketakutan di sekolah maupun di rumah." Gue udah nggak tahan dengan semua ini." Batin Maura.

Maura beranjak dari tempat tidurnya lalu berjalan keluar ingin ke kamar mamanya. Sesampainya di kamar mamanya. Ia melihat mamanya yang tengah fokus dengan laptop di depannya. Maura duduk disebelah mamanya." Mah..." Panggil Maura.

"Ada apa?" Tanya Maya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Aku ingin membongkar semuanya mah, aku udah enggak tahan dengan teror-teror itu." Ucap Maura yang membuat Maya membelalakkan matanya." Maksud kamu apa?!" Bentak Maya.

Maura menghela nafas." Aku capek mah, aku lelah dengan semua ini. Bukan cuma teror itu yang membuat aku ingin membongkar semuanya, tapi aku ngerasa bersalah dengan semua perilaku aku ke Pelangi. Enggak seharusnya aku kayak gitu, aku sadar kalo aku itu egois, serakah, aku juga nggak mikirin gimana perasaan Pelangi. Aku udah renggut semuanya dari Pelangi. Bahkan Pelangi tak berniat sekalipun untuk membalas semua perbuatan ku padanya. Aku nyesel mah." Ucap Maura dengan menundukkan kepala.

"Terserah jika kamu mau bongkar semuanya, tapi jangan salahkan mama jika kamu akan kehilangan semua yang udah kamu miliki sekarang." Sahut Maya.

Maura menyunting senyuman." Aku enggak masalah kehilangan semuanya, aku cuma mau semua ini selesai. Aku nggak mau hidup dengan di selimuti rasa bersalah. Jika aku berani berbuat maka aku juga harus siap menerima resikonya. Aku pergi dulu ya mah." Ucap Maura sambil mencium punggung tangan Maya lalu pergi keluar.

Diam-diam hati Maya tersentuh dengan kalimat yang di ucapkan oleh Maura." Maafin mama yang salah mendidik kamu, seharusnya mama mengajarkan kamu kebaikan bukan kejahatan." Batin Maya.

🌻🌻🌻

Maura berdiri di depan gudang sekolah, ia ingin membicarakan semuanya kepada samudra. Maura melirik ke arloji jam tangan miliknya. Sudah sepuluh menit ia menunggu samudra. Tak selang lama samudra datang dengan membawa tas di sebelah pundaknya.

"Mau bicara apa?" Tanya samudra.

Maura menggigit bibir bawahnya, ia bingung harus mulai dari mana. Maura menarik nafasnya." Aku mau ngomong jujur sama kamu, setelah ini terserah kamu mau putus atau enggak. Aku nggak bakal maksa kamu lagi buat bertahan sama aku." Ucap Maura.

Samudra menaikkan satu alisnya. Maura menghela nafas pasrah." Sebenarnya aku pacaran sama kamu itu cuma mau buat Pelangi menderita. Aku tau kalo Pelangi itu cinta sama kamu jadi aku berusaha buat dapetin kamu. Waktu Pelangi nampar aku itu salah aku bukan karena Pelangi iri sama aku. Soal Galaxi yang aku ceritain sama kamu itu semua bohong. Aku yang udah ngerusak hubungan antara Pelangi sama galaxi. Aku udah fitnah Pelangi, aku nuduh dia jalang, murahan dan lainnya. Dan saat aku tau kalo Pelangi udah nemuin pengganti Galaxi, aku nggak terima. Maka dari itu aku fitnah Pelangi supaya kamu mau pacaran sama aku. Maafin aku, aku tau aku salah. Aku juga akan nerima akibatnya. Tapi kamu harus tau kalo Pelangi itu cinta banget sama kamu, apalagi saat dia tau kalo kamu itu adalah Alka sahabat kecilnya. Dia enggak pernah bisa lupain kamu, banyak banget kenangan kamu di kamar Pelangi. Aku minta maaf..." jelas Maura.

Samudra tidak habis pikir jika Maura sejahat itu. Samudra menonjok tembok. Maura memejamkan matanya ketakutan, ia tahu jika samudra pasti marah dengannya. Samudra menatap tajam ke arah Maura.

"Mulai sekarang, lo bukan siapa-siapa gue lagi!"

Samudra berjalan meninggalkan Maura. Maura menatap punggung samudra yang mulai menghilang." Gue sedikit lega dengan menjelaskan semuanya sama lo. gue sadar, Lo itu terlalu baik untuk gue yang terlalu jahat." Batin Maura.

🌻🌻🌻

Maura berjalan dengan perasaan bersalah, seharusnya ia tidak pernah melakukan itu semua. Andai saja dia tidak serakah, pasti saat ini Pelangi masih hidup. Ia juga bingung kenapa Pelangi meninggal secara tiba-tiba. Padahal Maura belum minta maaf kepadanya.

Maura berjongkok di samping makam Pelangi, ia mengelus-elus batu nisan Pelangi." Maafin gue, gue terlalu banyak salah sama Lo. Gue udah rebut semuanya dari lo. Seandainya aja gue enggak fitnah lo. Pasti Lo udah bahagia sama samudra. Lo enggak bakal di usir dari rumah, maafin gue dek.." lirih Maura dengan meneteskan air mata.

"Maafin kakak yang enggak biarin kamu bahagia, seharusnya kakak seneng lihat kamu tertawa sama orang yang kamu cintai. Tapi kakak malah merebut kebahagiaan yang kamu miliki. Kakak yang udah buat kamu di usir dari rumah, kakak yang udah buat papa jadi benci sama kamu. Kakak sadar, kakak telat menyesali semuanya. Kamu udah pergi, kakak mohon kamu maafin semua kesalahan kakak sama kamu. Kamu yang tenang ya di sana." Maura mencium batu nisan Pelangi.

Dari kejauhan ada yang memperhatikan Maura, dia tersenyum simpul." Aku udah maafin kakak..."











TBC

jangan lupa vote and coment nya
See you next part

Pelangi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang