06. KEJAM

61.4K 3.4K 70
                                    

Pelangi malas pulang ke rumah dan akhirnya dia memutuskan untuk berkunjung ke Kafe miliknya. Pelangi memang memiliki kafe yang sangat populer di kalangan remaja.

Kafe itu pelangi dirikan dengan susah payah. Semenjak bundanya meninggal dan ayahnya menikah lagi, ibu tirinya tidak pernah memberinya sepersen uang pun kepadanya. Dia kerja banting tulang sendiri untuk menghidupi dirinya sendiri.

Tapi Pelangi bangga. Dia tidak tergantung lagi oleh ayahnya. Ya meskipun ia merasa iri dengan kakak tirinya. Dulu ia di perlakukan seperti princess di rumah itu. Tapi sekarang dia hanya seperti sebuah udara yang tidak pernah dia anggap oleh mereka.

"Eh mbak Pelangi. Tumben kesini?" Tanya seorang wanita yang bekerja sebagai pelayan.

"Pelangi malas kalo di rumah. Jadi pelangi mampir dulu deh ke sini." Ujar Pelangi tersenyum ramah.

"Mau minum apa mbak? Biar saya buatkan." Tawar Wanita itu yang bernama Naima.

"Tidak usah. Pelangi hanya sebentar kalo gitu pelangi pamit. Assalamualaikum." Pamit Pelangi lalu melenggang pergi.

🌻🌻🌻

Pelangi menatap sendu ke rumahnya. Dulu ini adalah tempat yang paling menyenangkan baginya namun sekarang rumah ini bahkan seperti neraka baginya.

"Bunda apakah Pelangi bisa bahagia lagi? Apakah pelangi bisa lagi merasakan kehangatan keluarga lagi Bun? Apakah Pelangi bisa Bun?" Gumam Pelangi yang tanpa sadar air mata sudah membasahi pipinya.

Pelangi menghapus air matanya dengan kasar." Nggak! Pelangi nggak boleh cengeng! Pelangi bisa. Yah pelangi bisa. Demi janji Pelangi sama Bunda. Pelangi bisa." Ucap Pelangi meyakinkan dirinya sendiri.

Pelangi melangkahkan kakinya membuka pintu rumahnya. Di sana ia sudah mendapatkan tatapan tajam dari ibu tirinya. Tetapi pelangi tidak menghiraukannya dia terus melanjutkan langkahnya dan melewati ibu tirinya.

"Darimana aja kamu?! Jam segini baru pulang. Mau jadi apa kamu?! Jalang?" Bentak Maya.

Pelangi membalikkan badannya menatap Maya." Nggak ngaca?! Atau nggak pernah ngaca?! Yang jalang itu siapa? Saya atau Anda." Balas Pelangi.

"Berani kamu ya ngelawan saya?! Kali ini saya akan hukum kamu. Sini kamu." Maya menarik dengan kasar pergelangan tangan Pelangi.

Pelangi terus memberontak tetapi Maya masih terus menyeret Pelangi." Lepasin saya. Mau anda apa?!" Pelangi terus berusaha melepaskan cengkeraman Maya.

"Mau saya kamu menderita!" Maya menghempaskan dengan kasar tangan Pelangi sehingga membuat pelangi tersungkur di lantai.

"Ini hukuman kamu. Karena sudah berani melawan saya." Maya menutup pintu gudang dengan kasar dan terdengar suara jika ia mengunci pintu ini.

Pelangi menggedor-gedor pintunya." Buka! Tolong buka! Pelangi takut." Tubuh Pelangi melemas lalu ia merosot. Terus menangis memegangi kedua lututnya.

"Hiks... Bunda pelangi takut. Pelangi takut gelap Bunda hiks hiks..."lirih pelangi terisak-isak. Pelangi memang memiliki phobia gelap.

🌻🌻🌻

"Eh Bim udah pulang." Ucap Maya mencium punggung tangan suaminya.

Bima tersenyum." Anak-anak kemana kok nggak kelihatan?" Tanya Bima sambil melepaskan kancing jasnya.

"Kalo Maura dia lagi ada acara sama temennya. Kalo Pelangi... Kayaknya dia masih marah sama kamu. Buktinya dia belum pulang." Jawab Maya.

Bima menghela nafas berat." Apa aku terlalu keras ya mendidik pelangi?" Lirih Bima sambil menundukkan kepalanya.

Maya memutar bola matanya malas. Lalu mengelus-elus punggung Bima." Kamu nggak keras kok didik Pelangi. Pelangi dia kan emang masih labil. Dia pasti pulang." Ucap Maya lembut.

Sedangkan di dalam gudang. Pelangi masih mengenakan seragam yang mungkin kotor karena debu. Pelangi terus mencari jalan agar bisa keluar.

"Bantu Pelangi tuhan. Bantu pelangi agar bisa keluar dari sini." Pelangi terus berdoa semoga ada keajaiban yang bisa menolongnya.

Tuk!

Suara lemparan yang mengarahkan sebuah benda yang bertumpuk-tumpuk. Pelangi akhirnya mendekat lalu menyingkirkan semua benda yang ada terkadang ia batuk karena debu.

Jendela!

Ternyata itu adalah jendela yang mengarah ke taman samping rumah. Pelangi membuka jendela tersebut lalu matanya menatap ke bawah. Ternyata ada seseorang wanita tua yaitu orang yang sudah lama bekerja bersama orang tua pelangi. Namanya Bi Inem.

Sepertinya dia sedang berbicara tetapi tidak bersuara karena takut jika Maya mendengar pasti akan berabe urusannya.

Dia seolah berbicara' non tunggu dulu. Bibi mau ambilkan tangga agar non bisa turun' lalu bi inem berlari entah kemana.

"Makasih tuhan..." Batin pelangi tersenyum ke arah langit yang terdapat banyak bintang.

Kemudian bi inem datang dengan membawakan tangga lalu meletakkannya di dinding tembok. Pelangi mengerti, ia menuruni tangga dengan perlahan.

Dan pelangi berhasil. Pelangi langsung membalikkan badannya memeluk bi inem." Makasih bi. Bibi udah nolong Pelangi." Ucap Pelangi.

BI inem melepaskan pelukannya." Sama-sama non. Ini sudah menjadi tugas bibi untuk jagain non Pelangi. Non pelangi nggak papa kan?" Tanya bi inem.

"Pelangi nggak papa. Bibi kok bisa tau kalo pelangi di kunci sama mama?" Tanya Pelangi.

"Bibi nggak sengaja lihat non di seret oleh nyonya. Bibi ikutin, saat itu bibi nggak tau gimana caranya bebasin non Pelangi. Akhirnya bibi nyari waktu yang pas buat bebasin non." Jelas bi inem.

"Emang dia kemana bi?" Tanya pelangi.

"Nyonya kayaknya sudah tidur sama tuan." Jawab bi inem.

"Ayah nggak nyariin aku ya Bi?" Lirih Pelangi yang membuat bi inem tidak tega.

"Non yang sabar ya." Bi Inem mengelus-elus pundak pelangi.

"Non malam ini, ingin tidur di mana? Nggak mungkin kalo non tidur di kamar non. Pasti nanti nyonya tahu, bibi nggak mau non Pelangi di siksa lagi sama nyonya" ucap Bu Inem

"Pelangi akan nginep di rumah temen pelangi Bi. Sekali lagi makasih ya Bi. Pelangi pergi dulu. Assalamualaikum." Pamit Pelangi lalu mencium punggung tangan Bu inem. Dan setelah itu ia berlari.

"Waalaikumsalam." Jawab bi inem yang menatap sendu punggung pelangi yang semakin menghilang.

"Hamba mohon ya Allah, berikan kebahagiaan untuk non Pelangi. Dia gadis baik." Batin Bi inem berdoa.










TBC
SEE YOU NEXT PART

Pelangi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang