08. MELELAHKAN

59K 3.3K 55
                                    

Pelangi makan di kantin bersama dengan Billa. Semuanya nampak tenang tetapi semenjak ada beberapa orang yang menghampiri mereka semuanya jadi runyam.

"Makan nya sendirian aja nih. Mau Abang Doni temenin nggak?" Goda Doni

"Nggak!" Jawab Pelangi dan Billa.

Alfa malah cekikikan." Kasian banget sih Lo Don. Di tolak mentah-mentah." Ledek Alfa.

"Mending gue di tolak pas mentah daripada di tolak pas Mateng." Balas Doni mengambil botol minum lalu meneguknya.

"Serah Lo lah. Gue ijin duduk ya." Ijin Alfa Kepada Pelangi dan Billa.

"Tanpa ijin kita, Lo bakal tetep duduk kan?" Ujar Billa memutar bola matanya malas, Alfa malah cengengesan.

"Tau aja Lo Billa Barbie." Ucap Alfa lalu mendudukkan bokongnya, ia duduk berhadapan dengan Billa.

"Bi.lla.sya.hil.la bukan Billa Barbie." Ucap Billa mengatakan dan menekan kalimat 'billa syahila'.

"Iya iya Billa syahila yang hobinya main biola dan suka makan hula-hula." Ujar Alfa malas.

"Tau aja Lo, kalo gue suka makan hula-hula." Kata Billa.

"Tau lah apa sih yang nggak gue tau dari Lo." Goda Alfa dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Azekkkkk... Ternyata Alfa bisa ngegombal juga. Salut gue mah sama Lo." Doni menepuk pelan pundak Alfa.

"Apaan gombalannya juga receh." Sahut Billa pura-pura tidak baper dengan gombalan Alfa. Padahal di hatinya lagi pesta.

"Mau gombalan yang dollar dari gue? Okee kalo gitu mah. Eh jangan dulu deh ntar Lo baper lagi sama gue."  Ucap Alfa.

"Idihh gue baper sama gombalan Lo? Nggak ya!  Ya kali gue baper sama Alfamart." Ujar Billa mengibaskan rambutnya.

"Gue juga ogah kali baperin boneka Barbie. Mending gue ngebaperi boneka Annabelle." Ujar Alfa.

"Huh! Dasar Alfamart."

"Dasar Boneka Barbie."

"Alfamart."

"Barbie."

"Alfamart... Wajah tampang smart tapi aslinya melarat." Ujar Billa.

"Barbie... Okey body tapi muka kayak babi." Balas Alfa tak kalah sengit dari Billa.

"Enak aja Lo bilang gue kayak babi, Lo tuh kayak monyet." Balas Billa.

"Lo kucing." Balas Alfa.

"Lo anjing."

"Lo singa."

"Lo macan."

"Apa-apaan sih kalian. Dasar Roma kelapa." Ujar Doni menengahi, Alfa dan Billa menghentikan ocehannya lalu menatap Doni.

Mereka mengernyitkan dahinya."apaan Roma kelapa?" Tanya mereka bareng.

"Celap celup." Jawab Doni dengan muka watadosnya. Yang membuat Alfa serta billa menatapnya datar.

"GOBLOK!"

🌻🌻🌻

Sungguh ini hari yang melelahkan bagi pelangi. Sepulang sekolah ia harus mengurusi kafenya terlebih dahulu. Belum lagi tugas yang di berikan oleh guru sangat banyak. Huh melelahkan!

"Kapan pelangi bisa tersenyum lagi? Kapan pelangi bisa merasakan kebahagiaan? Salah pelangi apa Tuhan? Kenapa Pelangi tidak pernah bahagia?"

"Coba aja waktu itu pelangi nggak main ke taman pasti sekarang bunda masih bersama Pelangi."

Pelangi mengambil buku diary miliknya. Lalu membuka lembaran yang masih kosong. Penanya menari-nari di atas kertas.

Dear Bunda

Pelangi kangen, bunda gimana kabarnya.
Bunda baik-baik saja kan?
Maaf ya bunda kalau selama ini pelangi nakal.

Pelangi pasti merepotkan banyak orang yah Bunda, buktinya ayah selalu saja memarahi Pelangi, ayah udah nggak sayang lagi sama Pelangi.

Kemarin pelangi di kunci sama nenek sihir bunda tapi, ayah nggak nyariin bahkan mikirin keadaan pelangi.

Segitunya ya pelangi nggak berharga dalam hidup ayah. Tapi pelangi berharga dalam hidup bunda kan?

I love you, Bunda♡

Pelangi menutup buku diary nya. Lalu menyimpannya di meja belajarnya. Pelangi melangkahkan kakinya menuruni tangga. Maya atau ibu tirinya menatap pelangi tidak percaya sedangkan ayahnya menyunting senyuman melihat putrinya pulang. Tetapi Maura hanya melirik sekilas.

Pelangi tersenyum kecut. Pasti ayah beserta keluarganya baru selesai jalan-jalan. Apaan sih pelangi dalam keluarga ini. Hanya sebatas benalu.

"Kamu kemarin kemana aja Pelangi?" Tanya Bima.

"Nginep rumah temen." Jawab Pelangi lalu berjalan melewati mereka.

"Bagaimana bisa dia keluar dari gudang. Tadi aku lihat gudangnya masih terkunci. Pasti ada yang membebaskannya. Sialan." Batin Maya.

"Kenapa nggak ijin sama ayah?" Tanya Bima dengan nada tegas.

Pelangi membalikkan badannya." Harus aku ijin dulu sama ayah? Emang ayah peduli sama pelangi? Nggak kan?"

"Ayah peduli sama kamu." Ucap Bima dengan meninggikan suaranya.

"Kalo ayah peduli sama Pelangi. Kenapa kemaren ayah nggak nyariin pelangi. Padahal ayah tahu kan? Kalo pelangi nggak ada di rumah."

Bima bungkam. Ia tidak tau harus menjawab apa, memang benar yang di katakan Pelangi. Dia tidak mencari pelangi.

" Aku tau kenapa ayah nggak nyariin pelangi. Karena pelangi nggak ada artinya lagi dalam hidup ayah." Batin Pelangi.

TBC

Pelangi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang