Bukan aku namanya jika hanya menyerah sekali langkah, meskipun terlihat bodoh sekalipun.
——————————————————Langit terlihat mendung hari ini. Tidak bisa dipungkiri meskipun tadi pagi mentari menyorot. Jika sudah sore maka mentari akan kembali tersingkir oleh hitam nya awan. Hitam. Seperti hitam nya perasaan nayya hari ini. Mata gadis itu menatap papan tulis dengan sayu.
Tidak ada semangat lagi di wajah nya. Membuat Tata mengerutkan kening nya bingung. "Lo kenapa sih?" Itu pertanyaan sedari tadi yang tak pernah dijawab oleh nayya.
Nayya menoleh pelan lalu tersenyum tipis. "Apa bener kalo misalkan cowok udah milih satu cewek dan di perhatiin yang itu yang lainya gak bakal di hirauin?"
Tata mengerutkan kening nya bingung lalu mengangguk ragu. "Mungkin, kalo cowok tipe setia."
Lama terdiam sebentar. Jawaban tata membuat Nayya berpikir keras. Dan Tata seketika ia mengerti apa yang dialami sahabatnya.
Ia memegang bahu nayya dengan kasar. Lalu tersenyum sinis. "Kenapa? Siapa yang dia bawa kali ini buat nyakitin lo?" Nayya menggeleng pelan lalu melepaskan lengan tata yang ada dibahu nya.
Tata berdecak geram. "Lo ngomong atau gue yang samperin sendiri!?" Ancamnya.
Nayya cemberut kesal. "Jangan dong, masa pilihan nya susah semua," Keluhnya.
Tata tersenyum miring. "Satu,"
Hening.
Nayya hanya tidak ingin sahabat nya itu makin marah pada arkan.
"Dua," Tata yakin pasti sahabatnya itu milih bercerita daripada ia bertanya langsung pada cowoknya.
"Ti--"
"Iya iya, tapi lo jangan sensi-sensi." Tata mengangguk samar. "Gak janji,"
Nayya mengerucutkan bibirnya sebentar sebelum menceritakan yang dialami nya tadi.
Brak
"Bego! Jagoan mana sih dia!? Cih gak bisa bedain mana yang cabe mana yang asli!?" Omongan pedas itu membuat murid bersorak tanpa mereka sadari.
"Woooooo!!!"
"SINDIR KERAS TA!!"
"AYO PERANGI CABE TA!!"
"EH GAUSAH SOK LO, DIMASUKIN DI KANDANG AYAM AJA TAKUT!"
"WOOOO!!!"
Tata berdecak kesal melihat kelakuan teman-temannya. Tidak ada yang benar. Ia memilih berbicara dengan nada pelan. "Turutin kata gue, lo harus putusin dia!"
Nayya menoleh kaget. Ia melirik keatas tampak berpikir keras. "Kenapa?" Hanya itu satu kata yang lolos dari bibirnya.
Tata menoleh dengan pandangan tak percaya. "Kenapa lo bilang!? Dia itu jelas-jelas nyakitin lo! Sadar na, sadar!" Ia benar-benar tak mengira jalan pikir teman nya.
Nayya meringis kecil. Ia menggigit bibir bawahnya. "Gak gakmau," Tolak nya.
Tata melotot. Wajahnya sangat galak saat ini. Tidak bisa dipungkiri meskipun dia anak yang manis tapi galaknya melebihi Macan yang kabur dari kandang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANAYYA [COMPLETED]
Teen Fiction[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Arkan aku cinta kamu," Jeda sebentar, "Kamu juga kan?" "Enggak. Lo tau sendiri kita pacaran karna taruhan. Lupa hm?" "Arkan tapi aku sayang beneran sama kamu." "Tapi gue enggak! Pergi! Atau lo b...