18.BAHAYA

7K 451 10
                                    

Ketika rintik rindu perlahan menguasai, pantaskah tuk diakhiri?
—————————————————

"L-lo?" Lirih Nayya.

Cowok didepan nya menghembuskan napas berat. "Maaf lo harus jadi pancingan target gue," gumam nya. Nayya melebarkan mata nya. "Apa maksud lo!?"

Cowok itu tersenyum miring. "Harusnya lo nanya kabar gue karna gue balik," Kekeh cowok itu. Nayya bergeleng kuat. "Turunin gue sekarang!" Tegas nya.

Cowok itu kembali terkekeh. "Semudah itu kah?" Tanya nya. "Lo ikut gue ketempat kita kencan dulu sayang," Ujar cowok itu.

Nayya bergeleng kuat. "Nggak! Cukup roy! Kita cuma bagian dari masa lalu! Gue bahkan gak pernah benci lo! Kenapa lo selalu berusaha dateng ke hidup gue terus!?" pekik Nayya sembari menahan air mata nya yang ingin jatuh.

Cowok didepan nya tertawa hambar. "Lo punya gue dan gue always yourmine Nayya,"

"Roy stop! Turunin gue!" Pinta Nayya lagi sambil bergetar ketakutan.

Roy tersenyum miris. "Gak sebelum lo jadi milik gue lagi," Kata cowok itu keukeh.

"Tapi sayang gue gak bisa bersama lo dulu untuk sekarang," Lanjut nya lagi semakin membuat Nayya bingung. Roy meneliti wajah cantik itu. Pandangan nya jatuh kepada rambut nayya yang dikuncir. Ia mengulurkan tangan berniat melepas kunciran yang mengikat rambut nya.

Tangan nya langsung ditepis langsung oleh nayya. "GAUSAH SENTUH GUE BAJINGAN!" pekik Nayya seraya menampar Roy. Napasnya memburu. Ia benar benar benci dengan orang ini.

Roy mengusap pipi nya yang ditampar. Ia menoleh ke depan. Mobil mereka berhenti di sebuah restoran terbengkalai.

"Lo liat nay, kenangan yang penuh dengan canda romantis dulu apa hanya sebatas kenangan?" Tanya Roy seraya menoleh. Nayya menoleh ke depan. Ia mengangguk tegas. "Tentu lo yang bikin masa lalu itu ada." Lirih Nayya.

Roy menghembuskan napas nya panjang. "Jadi lo cewek nya Arkan?" Tanyanya. Nayya mengangguk cepat. "Lo siapa? Gak mungkin kan lo temen nya?" Tanya Nayya datar. Ia menahan emosi nya.

Roy terkekeh pelan. "Justru lo salah sayang dia itu musuh abadi gue," Bisiknya.

Nayya melebarkan matanya. "Mau lo apa!?" Tanyanya. Tak menghiraukan Roy keluar dari mobil. Ia menyeret paksa nayya. "LEPASIN! TOLONG!"

"Diem lo! Lo liat nanti Arkan yang bakal tunduk di depan gue." Ucap nya menyeringai lalu berlalu.

Cowok itu membawa nya kedalam dan mengikat nya dikursi. Nayya bergeleng samar. Dia harus minta bantuan siapa. Ponsel. Dimana ponsel nya. Ia menoleh ke jaket yang dipakai nya.

Ia melihat lambang Fores disana. Ia menggigit bibir bawah nya,dan berusaha melepaskan ikatan di tangan nya. Seketika ia melebarkan mata nya ketika ikatan itu terlepas.

Ia segera memastikan tidak ada yang mengawasinya. Roy juga pergi ke luar sepertinya. Ia segera mengambil ponsel nya yang ada di saku jaket arkan. Ia segera menghubungi nomor arkan.

Panggilan pertama tidak terjawab. Panggilan kedua juga sama. Ia sudah pasrah dan ingin menangis saja dan sepertinya memang sudah. "Mama bantu Nayya," Lirihnya. Tanpa sadar ia menekan kontak samudera. "Halo? Nayya?"

ARKANAYYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang