Nyatanya kamu itu bukan hal mudah untuk digapai, namun terlalu dimimpikan tuk dicintai kembali.
——————————————————Hari ini mentari bersinar cerah menyapa jutaan pasang yang melihatnya dengan wajah berbinar senang. Tentu saja setelah lama hujan terus menerus kini hujan seperti memberi kesempatan untuk berganti kebahagiaan pada mentari.
Begitupun siswa siswi sebelas IPA 1 hari ini. Mereka dengan semangat mengikuti pemanasan olahraga di jam pertama. Kemarin-kemarin karna hujan mereka belajar dikelas dan itu sungguh membosankan.
"Sudah sudah! Baris lima orang lima orang, cepat!" Seru pak eko tak sabaran.
Mereka semua langsung berkumpul dengan wajah antusias. Pak eko menggelengkan kepalanya melihat sikap anak muridnya.
Nayya berbaris di barisan ketiga. Ia menoleh kebelakang tata ada disana dengan wajah memerah menahan panas. Nayya mengibaskan tangan nya di depan teman nya itu. "Udah woy! Ngeluh mulu lo,"
Tata menoleh dengan wajah kesal. "Males nih gue,"
Nayya cekikikan. "Seru loh, lo liat nanti gue main badminton,"
Tata tersenyum sinis. "Iuh paling tuh bola nya nyangkut di pohon," Ledeknya.
Nayya tersenyum bangga. "Liat aja nanti,"
Tata mendengus dan membiarkan teman nya itu berbicara sesukanya. Kemudian mata nya membulat sempurna melihat anak IPA 4 memakai seragam olahraga juga dan OMAYGAT! MEREKA KEARAH SINI!
Mulut Tata terbuka lebar. Ia menepuk kedua punggung nayya. Nayya berdecak lalu menoleh dengan kesal. "Apasih!? Gue lag--" Bola mata nayya membulat sempurna melihat Arkan ada disana dengan baju olahraga yang melekat ditubuhnya. Oke ralat, semua anak sebelas ipa-4 lebih tepatnya.
Nayya segera berlari tanpa memperdulikan semua orang yang melihatnya. Senyuman manis tersungging dibibirnya. "Ar? Kenapa bisa di sini?" Tanya nya antusias.
Arkan menatap datar nayya. Ia berlalu tanpa menjawab pertanyaan gadis itu.
Gadis dengan rambut dikuncir kuda itu malah makin semangat bertanya meskipun diacuhkan.
"Ar? Mau ikut olahraga juga ya?"
"Ar mau kemana sih?"
"Ar?"
"Ar aku bareng kamu ya olahraga nya?"
"Ar mau kemana sih!?"
"Ar kita nan--"
"NAYYA KENAPA KAMU MALAH DISANA??" pak Eko berteriak wajah nya menjadi heran.
Nanya meringis kecil. Ia merapatkan tubuh nya disamping Arkan. Ia menunjuk Arkan sebagai tanda. "Nih pak, Arkan ada magnet nya jadi bikin saya nempel terus,"
"HUUUUUUU!!" sorak yang lain.
Tata menepuk pelan keningnya melihat kelakuan aneh teman nya itu. Sahabatnya itu memang benar-benar nekat.
Nayya hanya menyengir melihat pak Eko bertambah bingung. Lalu wajahnya berubah galak. "SINI KAMU! KAMU KAN ANAK IPA SATU!"
Nayya bergeleng cepat. "Gak mau ah pak," Pak Eko makin melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANAYYA [COMPLETED]
Teen Fiction[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Arkan aku cinta kamu," Jeda sebentar, "Kamu juga kan?" "Enggak. Lo tau sendiri kita pacaran karna taruhan. Lupa hm?" "Arkan tapi aku sayang beneran sama kamu." "Tapi gue enggak! Pergi! Atau lo b...