Rindu itu ada namun percuma karna orang yang dituju berada dijalan yang berbeda.
----------------
Arkan memandang sayu kearah depan. Ditangan nya ada surat yang ditulis langsung oleh abangnya. "Gue gak akan ceroboh lagi bang mulai sekarang, gue akan jaga mata ini baik-baik."
Arkan menunduk menatap jalan berwarna hijau muda. Saat ini dia ada ditaman rumah sakit. "Makasih bang."
Arkan mendongak. Menatap langit yang terlihat tidak cerah. Dia bersyukur Tuhan mau memberinya kesempatan untuk hidup dan bisa melihat lagi. Dia sudah mengambil keputusan dan inilah yang paling tepat.
"Kan." Seseorang duduk disampingnya membuat arkan menoleh dan menaikkan alisnya. Dia samudera.
Samudera tersenyum tipis lalu memandang kearah depan. "Hidup itu gak ada yang berjalan lurus, semua orang pasti ada kalanya belok,"
"Lo belok sekarang?" Celetuk arkan tanpa dosa.
Samudera melotot. "Bukan astaga!"
Arkan tersenyum tipis. "Oh." Dia menoleh pada cowok yang sedang menatap kedepan. "Kenapa?"
"Lo tau pasti niat gue kesini buat apa," Balas samudera membuat arkan mengangguk.
"Dia yang selalu pengen buat lo bahagia,"
"Dia yang selalu pengen ngeliat lo tersenyum meski bukan buat dia,"
"Dia yang setia disamping lo ralat di belakang lo walau tau lo gak akan nengok,"
"Dan dia yang rela mengorbankan kebahagiaan nya,"
Samudera menatap arkan dengan pandangan yang sulit diartikan. "Semua cuma buat lo."
Deg!
Arkan tau maksud samudera. Kepalanya menunduk, bukan persis seorang arkan. "Gue tau gue salah," Ujarnya serak.
Arkan mendongak. "Gue juga tau gue orang yang paling gatau diri,"
"Gue juga tau gue itu orang yang paling bodoh mungkin?"
"Gue juga tau semua tindakan gue kemarin itu terlalu buruk buat sekedar diulang,"
"Kalo aja gue gak telat gue pasti bisa minta maaf sama dia dan biarin dia pergi buat bahagia,"
Samudera mendengus. "Lo pikir dia bakal bahagia dengan cara itu?"
Arkan mengernyit tidak mengerti. "Dia bukan cuma sekedar suka sama lo tapi dia cinta sama lo!"
Arkan tertegun. "Lo juga tau kan, dia cewek tulus yang pertama gue tau dan gue kenal, kalo diluaran sana banyak cewek yang gak dihargain bakal berhenti tapi dia beda, dia tetep berusaha disamping lo walau tau lo udah gak akan nerima nya!"
"Dia bukan cewek rendahan seperti apa yang lo bilang!" Tegas samudera.
Arkan terdiam. Bibirnya terkatup rapat tapi didalam hatinya yang jauh terasa sesak. "Gue nyesel," Gumamnya.
Samudera membuang pandangan lalu menghela nafasnya panjang. "Harusnya lo jaga yang kayak gitu tapi lo malah sia-siain, gue gak akan nyalahin lo sepenuhnya karna lo mungkin masih belom sadar perasaan lo, tapi jelas lo yang salah sembilan puluh persen disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANAYYA [COMPLETED]
Teen Fiction[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Arkan aku cinta kamu," Jeda sebentar, "Kamu juga kan?" "Enggak. Lo tau sendiri kita pacaran karna taruhan. Lupa hm?" "Arkan tapi aku sayang beneran sama kamu." "Tapi gue enggak! Pergi! Atau lo b...