Baik tak selalu diumbar, begitupun jika jahat tak selalu terungkap.
—————————————Besoknya Nayya mengernyit saat melihat tidak ada dia yang menunggunya lagi. Kepala Nayya menggeleng pelan. "Bagus dong dia jadi gak gangguin aku! Kamu itu gimana sih nay!" gumam Nayya meski hati nya berucap lain.
"Ah udahlah mending aku langsung berangkat, daripada ngelamun mulu." Lantas gadis dengan rok selutut itu masuk kedalam taksi dengan cepat.
Didalam perjalanan Nayya termenung. Apa mungkin... Arkan sakit?
Nayya menghela nafas berat. Lagipula itu bukan salahnya, dia sudah memerintahkan Arkan untuk pergi bukan?
"Ih bener-bener ngeselin!" Desis nayya memejamkan matanya sebentar.
"Dok, dokter Chandra meminta anda menemani operasi jam sebelas nanti," Ucap salah satu perawat membuat nayya mengangguk.
"Saya akan menemuinya sekarang," Ucap nayya lalu menelusuri lorong menuju ujung untuk naik lift kelantai atas.
Langkah Nayya terhenti dia membulatkan matanya. "A-arjun!?" Ucapnya kaget.
Cowok dengan hoodie hitam itu ikut menoleh tak percaya. "Nayya? Ini lo?" Dia menatap penampilan nayya yang sangat berbeda.
Jika dulu gadis dengan seragam abu-abu dan rambut yang selalu dikuncir kini gadis itu memakai baju putih dipadukan rok selutut yang malah semakin membuatnya terlihat anggun, jangan lupakan rambut coklat sepundak yang digerai itu.
Nayya mendekati lalu menekan tombol lift. "Kenapa lo disini?" Tanya Nayya langsung.
Arjun tersenyum geli lalu bersidekap santai. "Oh ini toh dokter cantik nya,"
Nayya memukul lengan itu membuat Arjun meringis. "E-eh sorry-- yaampun! Tangan lo kenapa!?"
Arjun mengusapi lengan nya seraya mendengus pelan. "Masih aja sakit njir tabokan maut lo Nay, gue disini tuh udah dari semalem,"
Nayya mengernyit. "Siapa yang sakit?"
Arjun melirik kecil, menimbang apakah dia harus memberi tahu. "Em anu, Arkan--"
"Apa?" Potong Nayya. Wajahnya berubah cemas. "Dia kenapa? Dia gak mungkin sakit karna hujan-hujanan kan? Aduh!! Kan aku udah suruh dia pergi! Ngeyel sih! Terus sekarang gimana? Dimana? Parah gak??"
Arjun yang tadinya masih menganga malah semakin bingung melihat gadis yang tadi dihadapannya kini keluar dari lift dengan tergesa-gesa. Pelan dia tepuk keningnya. "Astaga gue salah kalo mikir dia udah berubah," gumam Arjun.
Nyatanya perempuan itu masih saja bertindak tidak sadar lingkungan. Arjun hanya memerhatikan Nayya dari belakangan hingga langkah Nayya terhenti dan mundur perlahan membuat Arjun menahan tawanya. "Kenapa? Gih sono obatin!"
Nayya mengusap dagunya. "Nomer rawatnya berapa jun?" Tanyanya dengan wajah polos.
Arjun seketika melepaskan tawanya. "Astaga! Gak ngerti lagi gue sama lo Nay, udah yok di nomer dua satu."
Nayya mengangguk lalu tersenyum tanpa dosa. "Lo belum jawab kan, sakit apa dia?"
Arjun melirik keatas. "Em jadi gini, semalem kita dikabarin buat bantuin fores angkatan sekarang, jadilah kita babak belur Nay,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANAYYA [COMPLETED]
Novela Juvenil[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Arkan aku cinta kamu," Jeda sebentar, "Kamu juga kan?" "Enggak. Lo tau sendiri kita pacaran karna taruhan. Lupa hm?" "Arkan tapi aku sayang beneran sama kamu." "Tapi gue enggak! Pergi! Atau lo b...