3.LUKA YG SEBENARNYA

14.2K 678 1
                                    

Salah satu titik kelemahan ku adalah kamu,orang yg bahkan enggan menatap ku.
—————————————

Jutaan gemerlap nya bintang bersinar diatas sana ditemani oleh sinar rembulan,tak mampu membuat gadis itu berhenti melamun dari kebiasaan nya tiap malam, deru angin menyapa membuat rambutnya berterbangan,entah apa kesunyian nya kali ini menyusupi luka demi luka yg harus dia telan baik-baik.

"Non tuan dan nyonya sudah pulang,bisa turun sebentar non?" Ucap seseorang dari balik pintu.

"Iyya bi" Ucap nya singkat.

Beranjak dari tempat asalnya,mencepol rambutnya asal dan melangkah menuju pintu kamarnya.

Derap suara menuruni tangga demi tangga terdengar,membuat keempat pasang mata itu bungkam.

"Hai sayang,kemari bunda mau bicara" Ucap nya penuh dgn nada lembut,namun di balik nya banyak sarat luka.

"Ingat ucapkan sapaan dulu sebelum kamu berkata!" Ucap suara berat disamping nya mengintrupsi tegas dengan sarat ancaman.

"Malam yah bun" Ucapnya dingin sambil tersenyum getir.

"Malam" Balas suara berat itu tak kalah dingin.

"Malam sayang" Ucap suara lembut itu.

Memberanikan diri duduk di sofa sendiri menghadap ke arah orang yg disebut orang tua.

"Mah ada apa?" Ucap nya refleks.

"HEII!!!!! JANGAN SEBUT DIA MAMA!!!" teriak suara berat itu dengan lantang menggema di seluruh ruangan.

Gadis itu tersentak kaget,lalu menutup mulut nya.

"Ma-maaf yah" Ucap nya dengan suara gemetar,tapi tatapan nya masih dingin.

"KALAU KAMU SEBUT ITU LAGI SEKALI LAGI SAYA GA AKAN SEGAN-SEGAN MENGUSIR KAMU DARI SINI!" tegas suara itu lalu beranjak pergi.
Gadis itu hanya menatap nanar ayah nya itu lalu menunduk.

Terasa usapan lembut di kepala,gadis itu mendongakkan kepala nya menatap sang bunda yg sedang menatap nya nanar.

"Bu-bunda," Ucap nya dengan isikan tertahan.

"Ma-mafkan bunda sayang," Ucapnya dengan penuh penyesalan dan air mata yg mengalir.

Tidak mengatakan apa-apa lagi gadis itu beranjak pergi dari ruangan penuh kehampaan itu lalu bergegas menaiki tangga, menuju kamarnya.

Mengusir rasa sesak yg menggebu,ia memilih diam di dalam kamar, menuju ke kamar mandi,menatap pantulan dirinya di cermin lalu membasuh muka.

Setelah usai.

Lalu pandangan nya tertuju pada sebuah foto dua anak dan satu seorang perempuan cantik tengah memeluk keduanya dan tulisan yg menggantung.

MAMA,SHEILA & ABANG RADAR.

Memilih untuk menghampiri lalu mengusap nya foto yg hampir usang itu, lalu menghembuskan napas yg masih terasa sesak.

"Bunda,abang ila kangen," Ucap nya dengan raut penuh kerinduan.

Digigit bibir bawahnya agar tak terisak.

ARKANAYYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang