Bukan waktunya lagi berjuang namun melupakan, sampai jumpa, kamu....
——————————————————————Lelah. Sakit. Sesak. Hancur. Itu perasaan yang sedang Nayya runtuhkan. Kadang dia berpikir, apa semua orang yang berada disekitarnya tidak pernah tulus?
Nayya menggeleng pelan. Dia percaya samudera. Dia harus mendengar penjelasan cowok itu. Dia kenal samudera baik bukan apa yang dijelaskan viona. Karna dia tau viona yang licik. Pasti viona memutarbalikkan fakta dan keadaan dia yakin.
Helaan nafas nya terasa berat. Dia memilih mendengarkan musik di kamar nya dengan masih setia menatap hujan yang masih mengguyur dari jendela balkon.
Ketika ponsel nya bergetar dia segera mengambilnya.
Abang ganteng is calling...
Nayya mendengus melihat nama itu sebelum akhirnya mengangkat sambungan. Abangnya itu memang benar-benar.
"Iyya bang?"
"Nayya! Udah pulang kamu?"
Nayya mengangguk meski abangnya itu tidak akan tau. "Iyaa."
"Syukurlah! Hujan nya lebat, abang kira belum pulang, pasti pulang cepat ya?"
Nayya tersenyum. "Iyya."
Diseberang radar mengernyit mendengar suara serak adiknya.
"Kamu sakit?"
"Enggak bang, tadi kehujanan dikit," Iyya, selama itu mereka berdiri di tengah lapangan.
"Yaudah nanti abang beliin martabak keju kesukaan kamu,"
"Mau bang!! Kejunya yang banyak ya?" Pintanya antusias. Dia tersenyum mendengar kekehan abang nya.
"Iyya, Nayya istirahat, abang lanjutkan pekerjaan dulu ya, bye adik manja!"
Tutt.
Nayya mendengus pelan melihat telpon nya diputuskan sepihak. Abangnya selalu mengerti dirinya. Dia tersenyum. Ada abangnya, dia sedikit tidak merasa sepi walau abangnya tetap saja sibuk. Tapi dia harus bersyukur.
Nayya memilih merebahkan dirinya, kepalanya berdenyut. Tak lama alam bawah sadar sudah ditemukannya.
****
"Kalo cinta udah direkayasa banyak orang jadi seenaknya!!" Brian bersenandung kembali dengan berjoget tidak jelas. Malam ini mereka berkumpul di warlang untuk menyelidiki sesuatu.
"Hidup mu bukan? Hidupku juga bukan? Lalu lo siapa ya?" Gumam Brian tidak jelas.
Rey lantas tertawa kencang. "Lo mah kres Kresan ayam goreng!"
"Sapi dikit kek yang elit an!" Balas Brian.
"Enakan ayam lah!"
"Sapi!"
"Ayam!"
"Sapi njir, gue maksa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANAYYA [COMPLETED]
Ficção Adolescente[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Arkan aku cinta kamu," Jeda sebentar, "Kamu juga kan?" "Enggak. Lo tau sendiri kita pacaran karna taruhan. Lupa hm?" "Arkan tapi aku sayang beneran sama kamu." "Tapi gue enggak! Pergi! Atau lo b...