Jangan salahkan jarak, salahkan dirimu sendiri yang selalu membohongi perasaanmu padanya, ketika masih bisa melihat tawanya.
———————————————Nayya menghembuskan nafasnya gusar, lalu memejamkan matanya sejenak. "Gaboleh negatif thinking mulu nay," Lirih nayya.
Sejenak nayya merasa baik-baik saja hingga dia merasa tangan nya digenggam. Matanya menatap Gerald yang tengah tersenyum meyakinkan padanya.
"Berjanjilah bahwa kau akan berhati-hati dan tidak akan ceroboh disana ya?" Ujar gerald.
Nayya tersenyum lalu mengangguk membuat Gerald mengacak gemas rambutnya. "Take care honey..."
Nayya ikut menggengam tangan itu dengan perasaan tidak karuan. "Kamu juga harus hati-hati, jangan sering memfosir pekerjaan oke?"
Tata yang melihat keduanya hanya bertopang dagu jengah, ya dia sudah tidak kaget lagi kalau Gerald menyukai sahabatnya itu, tapi yang membuatnya kaget adalah nayya mau menerimanya. "Sudahlah kalian bisa videocall kan nanti?" Keluh nya karna semua orang sudah masuk kedalam ruang tunggu.
FYI, tata memang sengaja ikut dengan nayya. Kebetulan dia ada butik di Indonesia, hitung-hitung dia pulang ke negara kelahiran nya sendiri tentu saja sekaligus menengok ibunya.
Nayya terkekeh kecil begitupun gerald. "Tolong jagain nayya ya ta, selalu bareng dia."
Tata mengulum bibirnya dengan tatapan sinis. "Ih dipikir gue ibunya?"
Nayya tertawa lalu memukul pelan lengan temannya itu. "Udah rald, dia emang suka aneh,"
Gerald tertawa lalu mengangguk dan melambaikan tangan nya ketika keduanya masuk.
Nayya menatap Bandara ini sekilas, walau tengah malam tapi tetap ramai. Semoga aku bisa kembali lagi, good bye.
Pesawat sudah lepas landas. Kini perjalanan panjang benar-benar mereka tempuh. Beberapa terlihat antusias karna belum pernah keindonesia.
Nayya tersenyum kecil melihat pemandangan dari atas sini, meskipun tertutup awan. Ada rasa yang menguar di hatinya. Ada sedikit gelisah juga, tapi nayya berusaha menepisnya.
Kenyataannya Tuhan sedang ingin memberikan sesuatu hal yang sulit dihindari....
Lagi....
*****
Arkan melirik sekilas jam di pergelangan tangan nya. Sudah waktunya! Dia segera masuk kedalam pesawat setelah melalui pengecekan. Bagian dari perjalanan panjang akan dimulai, dan arkan hanya bisa bertopang dagu dengan wajah datar seperti biasa.
Selama beberapa jam menunggu dan hanya diam akhirnya arkan segera bergegas turun, biasanya dia mau mengalah tapi untuk kali ini dia ikut berdesakan. Seharusnya bisa saja dia memakai pesawat pribadi, tapi dia berpikir bahwa dia sedang ingin memakai pesawat umum.
'Welcome back to Indonesia!'
Kata orang berada jauh di negeri sendiri itu susah, meskipun begitu kita harus tetap beradaptasi. Seindah-indahnya negara orang pasti lebih indah tanah kelahiran mu sendiri bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANAYYA [COMPLETED]
Roman pour Adolescents[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Arkan aku cinta kamu," Jeda sebentar, "Kamu juga kan?" "Enggak. Lo tau sendiri kita pacaran karna taruhan. Lupa hm?" "Arkan tapi aku sayang beneran sama kamu." "Tapi gue enggak! Pergi! Atau lo b...