10.TIDAK MENGERTI

8.3K 481 2
                                    

Jika kamu menanam padi makan kamu akan menuainya, begitupun dengan manusia, jika hasil nya berbeda, maka ia bukan orang yang tepat untuk dijadikan sandaran ketika kamu terluka.

--------------

Happy Reading!

Sesampainya di warung bi iin. Ia segera menghela napas berat. Teman-teman nya kembali ke tabiat awal mereka. Yang awal nya canggung dan jarang bertegur sapa seolah tak kenal menjadi satu seakan saudara yang sudah lama tidak berjumpa.

Ia mendorong kursi kebelakang. Mendudukinya. Mata nya menyapu warung yang sedang ramai-ramai nya ini karna gerombolan mereka.

"Aduh denn kamu teh udah nambah berapa kali nambah coba tadi," Sahut ibu paruh baya yang sedang geleng-geleng kepala. Tetapi tetap memberikan nya makanan.

"Haduh bu kapan lagi coba kita di traktir!! Tenang bu noh yang bayar arkan noh orang nya lagi senderan dikursi!!" Seru nya membuat semua orang berteriak heboh membetulkan.

Arkan mendengus. Mereka ini tidak berubah. Biarkan saja mereka mau bicara apa. Masalah traktir? Oh ayolah dia bisa mengambil uang nya di ATM. Ia memejamkan mata nya yang terasa lelah. Menikmati angin yang berhembus menerpa rambut nya yang sudah berantakan. Memang dia duduk di depan warung.

Seseorang terlihat menduduki kursi persis disamping nya.
Ia membuka mata nya perlahan. Lalu memandang ke arah samping. Melihat siapa yang tidak lagi makan didalam.

"Ka!" Panggil cowok dengan tampilan urakan sama seperti yang lainya. Bedanya ia memakai ikat pinggang. Cowok yang suka memakai ikat pinggang. Ralat maksudnya memang seperti biasanya. Heran ikat pinggang kan artinya sebagai cowok disiplin juga. Tapi tidak jawaban cowok itu tentang ikat pinggang buat mereka semua ketawa ngakak.
Katanya gini,

"Gue kalo gak pake ikat pinggang merosot. Waktu itu gue lagi dirumah mau kesekolah coba gak pake ikat pinggang. Eh pas mau turun tangga udah hampir di tangga terakhir. Celana gue merosot gitu aja tiba-tiba. Kan adek gue otomatis jerit-jerit sambil tutup mata nya. Untung gue pake kolor lagi. Jadi gak malu-malu banget gue." Katanya bercerita dengan nada serius dengan tampang polos yang dibuat buat.
Membuat semua tertawa ngakak sampai terjungkal jungkal.
Terus ada satu orang menyahut lagi,

"Do, kalo misalkan adek lo itu gak jerit-jerit malah ngelongo gimana ya? Kan akward banget sambil ngeliatin gitu."
Semuanya dibuat ngakak lagi dengan cetusan itu.

"Hm?" Balas Arkan bergumam.

"Lo beneran tuh pacaran sama cewek yang dibilang orang culun?" Tanyanya dengan menatap ke arah arkan penuh penasaran.

"Hem." Balasnya malas. Memejamkan matanya lagi. Mencoba menenangkan hatinya yang terlihat sangat gusar.

"Kata orang sih culun. Tapi bagi gue gak setelah gue lihat sendiri nyatanya dia imut gitu. Lo kok gak marah gue bilang dia culun Ar?" tanya nya lagi.

"Penting buat lo?" Jawab Arkan tanpa membuka matanya.

Cowok itu mendengus pelan. Lelaki dengan seragam berlogo SMA prisma itu mencoba bertanya lagi. Rasa penasaran itu menghampiri nya. Meskipun ia takut jika Arkan marah. Tapi yang ia ketahui semenjak bubar nya geng mereka itu arkan lebih mudah mengontrol emosi nya. Jadi ia punya keberanian. Toh cuma tanya.

"Yee dasar cowok kutub Selatan. gini emang idaman para cewek ya?" sindir nya halus dengan kekeh an di akhir kata.

Arkan hanya mendengus. Lalu membuka mata nya lagi. Mengalihkan pandangan nya ke arah Edo, teman seangkatan nya hanya saja beda kelas.

ARKANAYYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang