65.TERLUKA (LAGI?)

11K 483 22
                                    

“Seperti sampah yang dulu kamu buang, kini kembali didaur ulang dan telah menjadi milik orang.”
————————————————

Nayya menghembuskan nafasnya lalu membuka mulutnya untuk berteriak. "JAKARTA!! I'M BACK!!"

Nayya tersenyum kecil, melihat pemandangan danau didepannya. Iyya, nayya kesini sendiri untuk sekedar menenangkan diri. Terakhir kali dia kesini bukankah sewaktu dia kecil, sepertinya.

Ah, mengingat masa lalu dia jadi rindu sahabat konyol nya itu. Dia tersenyum getir ketika ingatan nya memulai aksinya.

"Basi!" Umpat nayya datar.

Nayya memilih mengambil batu yang ada disekitarnya dan melemparnya keair yang nampak tenang. Tapi bukankah air tenang tanda tak beriak?

"Oh ya itu pribahasanya," Gumam nayya geli.

Ponselnya berdering membuat nayya merogoh tas nya.

"Ya halo, orang paling dikangenin disini!"

"Maaf tapi saya tidak mencari orang terpede di dunia," Kata suara berat itu diseberang sana.

Nayya terkekeh geli. "Ada apa sih bang?" Keluhnya.

Terdengar umpatan kesal abangnya itu membuat nayya geleng-geleng.

"Gue nanyain kabar lo adek tersayanggggg,"

Nayya mengangguk-angguk. "Oh,  oke kabar gue baik, mendarat dengan selamat dan kebetulan gue lagi diluar karna masih disuruh istirahat,"

"Disuruh istirahat kok malah keluyuran!" Sindir suara itu.

Nayya tertawa lagi. "Suka-suka dong wlee!" Dia memang tidak heran kepada abang satunya itu, terkadang mereka benar-benar seperti adik kakak yang saling sayang, terkadang bisa menjadi musuh atau teman.

"Dasar! Yaudah tetep hati-hati, abang tutup dulu anak abang nangis bye ila!"

Dan tut!

Sambungan diputuskan sepihak membuat nayya mencibir. Nayya menepuk-nepuk rok belakang nya yang sedikit kotor lalu beranjak. Sudah lama dia tidak kepusat perbelanjaan di Indonesia.

Tapi ponsel nya berdering lagi membuat nayya menghela nafasnya. "Nasib orang cakep sih," Gumam nayya asal.

"Hem?"

"Ham hem ham hem! Gue cariin lo woy! Astaga lo tau kan gue takut lo ilang gue takut lo kayak du--"

Suara itu berhenti seketika membuat keadaan hening. Nayya hanya menatap kosong kedepan. Tangan nya memegang pinggangnya dengan pelan. Masih terasa nyeri diperutnya namun nayya hanya diam.

"Ma-maksudnya gue takut lo kumat pedenya kalo gue jujur nyariin lo! Gue beneran khawatir nay! Sorry ya sorry," Suara disebrang itu melirih membuat nayya mengerjap cepat lalu menggeleng meski tata tak dapat melihatnya.

"Eh gapapa ta, lo mau gue pulang? Niatnya sih gue mau belanja,"

"E-eh kalo gitu gue ikut! Lo tunggu dipersimpangan ya?"

ARKANAYYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang