39. SERPIHAN HATI

9K 471 11
                                    

Langkah dan jalan itu tidak bisa hanya lurus, kita juga harus berbelok, jadi masih mau mengeluh akan tiap hal kecil itu?
——————————————————

Arkan menghela nafasnya panjang. Dia menyandarkan punggungnya pada ranjang di kamarnya. Dia mengambil ponsel nya yang ada di atas nakas. Dia memiringkan kepalanya melihat foto dirinya dan gadis yang memenuhi pikiran nya itu. "Manis," Gumamnya tanpa sadar.

Itu foto yang diambil sewaktu di pasar malam. Ia menggeser kembali foto itu. Disana foto Nayya yang tengah tersenyum menatap anak kecil yang bermain riang di taman. Senyuman itu begitu tulus sampai membuatnya tak sadar menarik ujung bibirnya.

Aneh. Dirinya tidak bisa berhenti memikirkan gadis itu padahal jelas-jelas ada viona disampingnya. Dia lagi-lagi menghela nafas panjang, belum mengerti akan semuanya.

"Masuk!" Ucapnya ketika pintu diketuk. Pintu itu terbuka. Terlihat seorang paruh baya berdiri dengan kaos santai. Ayahnya, Adriel ferstion.

Terlihat lelaki paruh baya itu tersenyum lalu menghampiri putra nya. Arkan bangkit lalu duduk di tepi ranjang. Dia menaikan alisnya bingung ketika sang ayah ke kamarnya, pasti ada hal penting.

Riel terlihat melirik ponsel anaknya yang masih menyala, disana ada foto seorang gadis dengan senyum lebar dan merangkul bahu anaknya yang tetap dalam posisi wajah datar. Sadar akan lirikan itu arkan mematikan ponsel nya.

Ayahnya tersenyum lalu mengusap pundaknya. "Ada yang mau ayah bicarakan sama kamu, kemarin papa lupa mau bicara karna sedang ada tugas kantor yang harus diselesaikan," Sebenarnya ia sangat bahagia melihat anaknya mau makan malam bersama dirumah.

Arkan menatap datar ayahnya. "Ayah emang selalu sibuk." Jawabnya singkat.

Terlihat lelaki dengan guratan wajah lelah itu menghela nafasnya. "Maaf, kamu tidak akan tau bagaimana hancurnya kehidupan kamu saat itu kalau ayah tidak bekerja, tapi ayah tidak menyesal kalau pun kamu masih ingin marah tidak masalah, bukan karna tidak perduli, tapi karna ayah tidak ingin kamu merasa jauh dari ayah,"

Arkan menghela nafas lalu mengangguk. "Maaf yah atas kemarin-kemarin,"

Riel tersenyum lalu menggeleng. "Itu juga salah ayah, jadi ayah minta maaf,"

Arkan mengangguk. Dia memeluk ayahnya yang selalu menjadi jagoan nya sejak dulu. "Arkan akan berusaha mengerti," Gumamnya.

"Dan ayah akan berusaha berubah," Balas ayahnya. Arkan tersenyum tipis. Lega rasanya bisa mendengarkan sedikit penjelasan tanpa harus memendam.

"Ngomong-ngomong ayah udah tau kalau viona baik-baik saja," Arkan mengangguk. Wajah Riel kembali datar. Tidak bisa dipungkiri wajah datar anaknya juga dari dirinya.

Ayahnya menghela nafas lalu memandang putra nya. "Jadi apa rencanamu?" Arkan mengangkat bahunya. "Entah yah,"

Terlihat riel tersenyum geli. "Sepertinya ayah harus melangsungkan pertunangan,"

Arkan kembali mengangkat bahu nya cuek. Itu terserah ayahnya saja. Toh ayah nya dan ayah viona sudah bersahabat dibidang bisnis. Ayahnya kembali melirik ponselnya. "Lalu siapa foto gadis manis itu?"

Arkan menggeleng. "Benalu." Jawabnya tak berdosa.

"Ayah tenang aja sekarang arkan udah kembali sama viona,"

ARKANAYYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang