Mengapa semua sikap mu itu tidak bisa ku tebak?
—————————————————Kini Arkan tengah menatap gerbang rumah Nayya. Dia sudah menanyakan dimana nayya pada satpam rumah dan pembantunya. Tapi mereka semua bilang bahwa nanya sudah pergi dari setengah jam yang lalu. Sekarang sudah pukul sebelas. Kemana cewek itu sampai pergi selama itu?
"Bego malah jalan-jalan," Gumamnya sinis. Dia mengacak rambut nya dengan kesal. Kenapa dia selalu perduli pada cewek itu.
Suara derum mobil mengalihkan perhatian nya.
Disana Nayya keluar dengan raut bingung. Dia melambaikan tangan nya pada Samudera dari kaca jendela mobil.
Nayya menatap Arkan bingung. Dia merenggut kesal dalam hati. Apa arkan cuma mau jadi patung selamat datang di rumah aku? batinnya.
Arkan masih diam menatap Nayya dengan datar. Ekspresi nya tidak bisa ditebak. Nayya menghela nafas panjang lalu maju. "Kenapa?"
"Lo yang bikin gue kenapa,"
Deg.
Jantung Nayya berdetak tidak karuan kembali. Dalam hati nayya merutuki dirinya sendiri.
"Karna lo sumber masalah," Nayya menatap Arkan kembali. Jauh sekali. Harapan yang dilambungkan lalu dijatuhkan dalam hitungan menit.
Nayya memalingkan wajah nya. Mata nya memanas. Seperti ada bawang yang selalu ditaruh disana.
Arkan mengukir senyum miring. "Lo harus tau gak ada alasan lo buat berharap sama gue lagi, gue kesini nyuruh lo hati-hati. Roy bakal ngincer lo terus," Ujarnya datar.
"Terus apa perduli kamu?" Tanya Nayya tajam. Dia berubah gelagapan.
"Lo maksudnya," ralat Nayya.
Arkan mengangkat alis nya. "Gue cuma gamau lo celaka karna gue bukan semata karna gue perduli." Ucapnya sengit. Matanya memandang remeh. "Lo pikir apa gue perduli?"
Bak ditusuk tepat di jantung. Percayalah pundak nayya melemas. Mata nayya terpejam berusaha menguatkan hati. Dia membuka matanya perlahan. "Sekarang kamu pergi,"
Arkan mengangkat alisnya kembali. "Gue susah-susah kesini terus lo usir? Emang ya lo itu cewek yang gak paling gak tau terimakasih."
Nayya menggelengkan kepalanya samar. Dia mengatur nafasnya sejenak. Tanpa bicara lagi arkan segera menaiki motor nya.
Seketika teringat sesuatu. Mata nayya mengerjap beberapa kali. "ARKAN!" panggilnya. Arkan menoleh. Dia menurunkan helm yang tadi ingin dikenakan.
"V-viona dia mau jahat sama kamu, dia cuma rencanain hal buruk buat kamu sa-"
Arkan menatap tajam nayya. "Berani lo ngatain cewek gue?" Potong arkan dengan nada tajam.
"Aku gak bohong! Buat apa sih aku bohong!?" Nayya terus menatap arkan berusaha agar cowok itu percaya.
Arkan tersenyum miring. "Jelas, lo mau dapetin gue lagi kan? Lo nuduh viona biar gue sama lo lagi! Inget itu semakin buat lo tambah keliatan gak bermoral nay, gue gak bakal sekalipun percaya sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANAYYA [COMPLETED]
Teen Fiction[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Arkan aku cinta kamu," Jeda sebentar, "Kamu juga kan?" "Enggak. Lo tau sendiri kita pacaran karna taruhan. Lupa hm?" "Arkan tapi aku sayang beneran sama kamu." "Tapi gue enggak! Pergi! Atau lo b...