Berdoa, semoga ini yang paling tepat untuk kita berdua yang tak akan pernah bisa bersama.
-------------------Radar akhirnya menghela nafas lega mendengar penuturan dokter bahwa sudah ada pendonor ginjal untuk nayya yang cocok. "Apa saya bisa menemuinya? Saya akan membayarnya lebih!"
Dokter itu menggeleng dengan senyuman. "Maaf Pak tapi pendonor diminta tidak menyebutkan identitas,"
Radar terdiam. "Apa benar-benar tidak mau?" Dokter itu kembali menggeleng membuat radar menghela nafas lalu mengangguk.
"Baiklah kalau begitu kamu tolong berikan uang padanya nanti," Dokter itu kembali menggeleng.
"Dia melakukannya sukarela pak,"
Radar terdiam sebentar lalu tersenyum tipis. "Kalau begitu ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya dari saya." Dokter itu mengangguk lagu pergi.
Radar tersenyum sumringah. Adiknya tidak akan merasa kesakitan kan nanti?
"Siapapun kamu saya benar-benar berterimakasih, hatinya benar-benar mulia."
*****
Sella menangis saat menatap wajah putranya. Hati ibu mana yang tidak hancur saat anaknya sudah meringis pilu.
Wanita paruh baya itu mengusap air matanya. Tangan nya menggenggam tangan dingin arkan. "Kamu pasti bisa melihat lagi,"
Sella membiarkan arkan beristirahat setelah tadi meraung-raung marah.
Dampak itu benar-benar diluar dugaan mereka.
Arkan tidak amnesia.
Arkan tidak mengalami gagar otak.
Tapi mengalami kebutaan. Karna pukulan yang menyerang saraf kedalam mata.
Sella menangis kembali dikursi tunggu. Dia menutup wajahnya sendiri. Apa Putranya harus cacat?
"Tante," Panggil suara itu. Sella mendongak. Nando tersenyum tipis. Sedangkan arjun langsung duduk di samping ibu sahabatnya itu.
"Tante yang sabar," Ucap Arjun. Tidak ada nada main-main disana nadanya terdengar serius. Nando ikut duduk di samping kanan.
Sella tersenyum kecil lalu mengangguk mengusap kepala kedua teman putranya ini. "Terimakasih."
"Tapi b-bagaimana jika tidak ada yang mau mendonorkan mata untuk arkan? Jarang orang mengorbankan indra penglihatan nya, hiks.."
Arjun tersenyum nanar. Semuanya terlihat serba kacau sekarang. Tadi siang musuh-musuh nya menyerang mereka karna tau tidak ada arkan dan terpaksa mereka berkelahi kembali padahal mereka sedang tidak ingin berkelahi untuk saat ini. Bahkan sudut bibir nya masih terasa berkedut.
"Pasti ada tante, kita semua doain." Sella mengangguk. Dalam hati dia berdoa sebanyak-banyaknya agar Tuhan segera menyembuhkan arkan.
Mentari sudah menyingsing kembali. Lagi-lagi dihadiri dengan harapan yang tinggi.
Seorang laki-laki perlahan membuka matanya yang terasa berat. Arkan. Satu air matanya akhirnya lolos. Dia benar-benar cacat sekarang. Dia gagal menjaga apa yang sudah menjadi miliknya dan sekarang dia tidak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANAYYA [COMPLETED]
Teen Fiction[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Arkan aku cinta kamu," Jeda sebentar, "Kamu juga kan?" "Enggak. Lo tau sendiri kita pacaran karna taruhan. Lupa hm?" "Arkan tapi aku sayang beneran sama kamu." "Tapi gue enggak! Pergi! Atau lo b...