54.TETAP PADA HAKIKATNYA

9.4K 547 32
                                    

Kita pergi bukan berarti tidak mencintai melainkan semesta yang merestui tanpa henti.
———————————————————

Tekan tanda bintang dulu ya...  Tinggalin jejak aja gasalah & gak susah:)

Makasih happy Reading.

Now playing|•Nikita willy-Ku tetap menanti•|

*****

Jika suka duka seseorang yang saling mencinta harus dibagi rata maka biarkan angin berlalu kencang melewati padang pasir yang kering tanpa air. Karna kita bukan kesatuan yang sama dan wajib bersama.

Semesta saja mengijinkan kita untuk berbeda pandang, maka tidak salah jika mereka mengijinkan kita berbeda jalan.

Nayya menatap kosong hamparan didepan nya. Otaknya berpikir keras mengapa dia ada disini. "Kenapa arkan ninggalin aku lagi?" Lirihnya dengan mata berkaca-kaca.

"Nayya," Panggil suara itu lagi membuat nayya berdiri dengan semangat.

"Arkan?" Seru nya antusias.

Arkan tersenyum ada jejak sendu diwajah itu membuat nayya ingin memeluk arkan. Nayya berdiri mencoba menyusun keberanian untuk mengulurkan tangan nya dan memegang pipi itu. Sayangnya tidak bisa, sama seperti mereka bertemu kemarin.

"Arkan! Kenapa aku gak bisa megang kamu?" Tanya nayya gemetar.

Arkan tersenyum pedih. Tangannya terkepal kuat. "Jangan nangis lagi, sekarang atau suatu saat nanti." Kata-kata itu seperti pesan seakan untuk masa depan.

Nayya menatap arkan nanar. "Kenapa?" Tanyanya dengan nada getir.

Arkan tersenyum. Senyum lembut yang berbeda dari biasa nya. Senyum yang menggambarkan ketenangan. "Karna kita tak lagi bersama."

Deg!

Jantung nayya memacu cepat. Otaknya berusaha mencerna maksud kalimat tadi. Kepalanya menggeleng pelan. "Enggak! Aku mau kita sama-sama arkan!"

Sakit. Hati arkan berdenyut sakit melihat air mata itu mengalir. Dia juga benci akan hal ini. Benci akan kenyataan yang menampar. Raga berusaha menguatkan jiwa dengan senyuman.

"Percayalah aku selalu bersama kamu, aku minta maaf gak bisa nemenin kamu.."

"Selamat tinggal sayang.."

Jauh. Seperti punya kekuatan sihir arkan kembali meninggalkan nya secara perlahan dengan teka-teki yang tak dia ketahui.

Nafas nayya berderu tak seiring dengan frekuensi ketenangan yang ada. Matanya menyusuri hamparan seperti taman yang luas didepan ini dengan nanar.

Bola matanya membulat melihat seorang wanita tengah berdiri dengan gaun yang lagi-lagi sama dengan nya yaitu putih dan tersenyum hangat. Senyum yang dia rindukan. Dengan segera nayya melangkah cepat menghampiri berusaha menepis kata menghayal dibenaknya.

"Mama," Ucap nayya dengan suara gemetar. Air mata itu mengalir kembali melihat sosok itu mengangguk.

"Hai sayang.." Pecah. Isak tangis nya terdengar pilu. "Mama kenapa bisa di sini mah? Nayya dimana?"

ARKANAYYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang