Jangan fikir kalau perempuan tersenyum sudah tentu bahagia, karna perempuan juga pandai merahasiakannya.
-----------------Jangan lupa tekan tanda bintang di pojok kiri kalian ya??
******
Setiap kenangan itu ada rahasianya. Entah hanya sebuah perasaan kalbu atau semu. Percaya atau tidak masa itu pernah ada dan menggores luka yang cukup dalam, hingga aku saja tidak bisa cukup membayangkannya.
Radar terdiam dengan jantung yang berpacu cepat setelah mendengar fakta dan kenyataan buruk itu. Ya dia percaya karma itu ada. Dia menghela nafas pelan sambil menyandarkan punggungnya di dinding kursi tunggu rumah sakit ini. Kenyataan yang pahit memang sangat menimpanya. Dia harus bertemu mereka yang sanggup membuatnya merasa terlalu menyedihkan diwaktu yang tidak tepat.
Disaat adiknya sedang berjuang. Padahal dia butuh adiknya juga. Tapi memang semuanya takdir. Senyum getir nya hadir. Mengapa Tuhan menguji mereka terus menerus apa masa lalu itu masih kurang untuk dia dan adiknya? Dan juga ibunya.
Disamping tata mengusap punggung abang sahabatnya itu yang nampak rapuh. Sebenarnya dia tidak percaya apapun karna ini dunia nyata bukan drama seperti film yang selalu dia lihat.
"Abang tata lihat nayya dulu ya?" Ucap tata akhirnya. Radar mengangguk dan ikut berdiri membuat shilla yang termenung mengerjap sadar.
"Kamu mau kemana nak?" Tanya shilla dengan pandangan sayu.
Radar tidak menoleh. "Adik saya." Singkatnya.
Mata shila melebar dia ikut bangkit. "Dimana nayya? Ibu mau menjenguk nya!"
Radar menatap dingin seraya merapihkan kemeja nya singkat. "Tidak perlu." Ucapnya lalu ingin melangkah pergi.
Shilla mencekal lengan radar dengan tatapan memohon. "Ibu mohon ibu juga mau melihat nayya dar," Mohonnya melirih.
Radar menepis tangan itu. "Ya." Setelah itu dia pergi yang langsung diikuti keduanya.
Pikiran shila melayang pada masa lalunya. Masa dimana dia terlalu jahat untuk sekedar diingat walau dalam memori. Air matanya menetes. Maafkan saya Ellyna.
Seorang laki-laki paruh baya tergesa-gesa memasuki lobi rumah sakit. Dia alex ferdian. Setelah diberi kabar oleh istrinya kalau putrinya pingsan dia harus cepat-cepat kesini.
"Apa putri saya baik-baik saja dok?" Tanya alex cepat.
Dokter perempuan itu menggeleng dengan wajah prihatin. "Jantung nya sudah tidak bisa normal kembali pak, dia harus segera mendapat donor jantung yang cocok dan selama itu pula bapak akan kami kabarkan, sayangnya sampai sekarang belum ada."
Alex mengusap wajah nya lelah. Dia membawa putrinya kesini untuk pengobatan lengkap tapi yang ada sama saja. Dokter itu tersenyum maklum dan berpamitan pergi.
Alex menoleh ke kanan dan kekiri. Keningnya berkerut. "Dimana shila?" Gumamnya. Dia merogoh ponsel nya untuk menelpon istrinya itu.
Riel mengernyit setelah sampai diruang khusus pasien VVIP yang ada dimana shila saat ini. Dia membuka pintu itu ragu. "Shila kena--"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANAYYA [COMPLETED]
Novela Juvenil[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Arkan aku cinta kamu," Jeda sebentar, "Kamu juga kan?" "Enggak. Lo tau sendiri kita pacaran karna taruhan. Lupa hm?" "Arkan tapi aku sayang beneran sama kamu." "Tapi gue enggak! Pergi! Atau lo b...