36.HANCURNYA RASA

12.6K 517 9
                                    

Di dunia ini jika harapan sudah dijatuhkan bisakah masih menyimpan kenangan?
--------------------

Mata nayya menatap hampa papan tulis yang putih. Ini sudah lima hari dia menjauh dari arkan. Dia menghela nafasnya. Dia membenci cowok itu, ada hal yang tidak boleh dibenci kata mamanya, tapi ia benar-benar tidak bisa jika tidak membenci.

Hatinya berkata sakit, tapi otak nya tidak. Fikiran nya berkata benar tapi hatinya berkata salah. Satu lagi yang ia ketahui, melupakan bukan semudah mempertahankan.

"Wey! Lagi ada diskon besar-besaran di kantin!!" Seru salah satu murid kepada yang lainya. Mata nayya mengerjap beberapa kali, apa tradisi ini akan dilakukan lagi?

Setiap tahun kantin akan mengadakan potongan harga, ralat bonus karna selalu membeli di kantin. Biasanya, somay, soto dan beberapa makanan lainya yang berharga lima ribu sampai sepuluh ribu akan diskon menjadi dua ribu, tidak terbatas selama satu hari, hal ini membuat seantero kelas senang tentunya,baik di kantin bawah maupun atas tetapi yang lebih lengkap memang kantin atas jadi biasanya antrian paling banyak ada di somay yang terkenal paling enak sesekolah. Ini menyebabkan yang tadinya malas makan jadi mau susah-susah ngantri.

Dengusan kecil keluar dari bibirnya. Kalau ia tidak dalam mood buruk maka ia akan teriak-teriak paling kencang di depan. Sehingga yang lain akan melihat kearah nya takjub dan membiarkan dirinya menyelak. Dia tersenyum kecil mengingat tata mengaga besar melihat caranya, curang memang tapi itu dulu,dirinya tidak perduli.

Senyum nayya kian mengembang. Ia tidak boleh menjadi egois. Dirinya benar-benar Bersikap egois dengan mengabaikan tata yang jelas-jelas ada di sampingnya hanya membuatnya tertawa. Senyum nya mengembang getir, apa tata marah padanya?

"NAY!! OMAYGAT AYOK MAKAN YOK!?? NAYYY! PASTI KITA CEPET DAPET MAKANAN DEH AYOK!!" nayya meringis kecil ketika kupingnya berdengung.

Disana tata dengan raut cerahnya dan langsung menghampirinya dengan muka berharap. Karna selama lima hari ini ia tidak mau pergi kekantin. "Kuy?" Ajaknya seraya menaikan kedua alisnya.

Nayya tersenyum lebar. Dia langsung bangkit dan memeluk tubuh sahabatnya itu. "Maaf in gue ya, gue egois gak mikirin lo." Lirih nayya.

Tata mengerutkan keningnya bingung. Kemarin cewek ini bersikap acuh. Sekarang malah seperti biasa jadi apa teman nya ini kesambet? Dia memilih menggelengkan kepalanya dengan wajah geli melihat isak kecil nayya.

Tata melepaskan pelukan itu. Ekspresi nya terlihat geli. "Lo kesambet?" Tanyanya geli. Nayya melotot kesal. Lalu memukul pelan lengan teman nya itu. "Sembarangan aja ngomongnya!"

Tata tertawa geli. "Abis lo emang aneh," Kekehnya.

Nayya cemberut. "Yaudah kalo lo mau gue diem," Balasnya. Tata melebarkan matanya ia menggeleng cepat. Kemarin-kemarin ia seperti kehilangan sahabatnya. "Jangan!"

Nayya tersenyum kecil lalu mengangguk santai. Ia menarik pelan lengan sahabatnya itu keluar kelas. Tata mengernyit bingung. "Mau kemana dah?"

"Kantin, katanya mau makan lumayan diskon kapanlagi." Senyum tata melebar. Dia terkekeh kecil. "Gue jadi inget tahun kemarin kayak orang bego liat lo makan sebanyak itu,"

Nayya ikut tertawa kecil. Dulu dia memesan hampir semua isi kantin karna senang. Dia menyelipkan beberapa helai rambut di sekitar wajahnya. Kedua cewek itu berjalan riang, jika dari belakang hampir mirip sepertinya, mengingat nayya melepas ikatan rambutnya.

ARKANAYYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang