Jika hati ini tak mempunyai reaksi, lantas untuk apa cinta dihadiri?
———————————————————Nayya merengek pelan. Ia terdiam di bangku duduk nya. Ia kesal sungguh. Tapi sekelebat memori membuat nya menegakkan tubuh. Ia mengangkat jari telunjuk nya di dagu. "Masa gitu aja lo marah sih nay, kan Arkan emang gitu." gumamnya.
"Eh curut! Lo tuh udah bener sekali sekali marah!"
Nanya cemberut kesal melihat teman nya ini datang datang langsung duduk dan asik makan dibangku samping. "Tadinya kan gue mau makan bareng Arkan," rengeknya.
Tata menghela nafas nya panjang. Ia menoleh dengan muka marah nya. "Lo sih ninggalin gue demi dia! Kena karma kan lo!" damprat Tata kesal seraya menunjuk luka yang ada di lutut Nayya.
Nayya meringis. Ia menutupi luka nya. "Cuma jatoh," gumamnya. Tata memutar bola matanya kesal. "Lo nunggu jatoh dari langit!? Kemaren juga lo bukan langsung pulang! Malah keluyuran! Gue pusing tau nyari lo kemana." Omel Tata kesal.
Tadi ia tidak sempat mendamprat sahabatnya ini karna Nayya datang terlambat dan pas sekali di jam masuk. Setelah itu tadi ia di tinggal di kelas dan dikantin tidak ada Nayya ataupun Arkan dan dia diberitahu kedua sahabat arkan kalau Nayya terjatuh. Dan di UKS bersama Arkan sontak ia hanya bisa mendengus kesal melihat kelakuan sahabat nya ini.
Nayya meringis kecil. "Aduh mampus deh gue ibu-ibu kompleks marah,"
Tata melotot kesal. Ia memukul pelan lengan Nayya. "Dasar lo ya!"
Nayya cengengesan. Ia mengangkat kedua jari nya. "Piss deh." Tata hanya mendengus lalu memakan kembali bakwan yang dibeli nya. Sambal kacang di atas bakwan ini lebih menarik daripada harus marah-marah terus.
Nayya memasang posisi berpikir lagi. "Pulang sekolah lo dijemput kan ta?"
Tata mengangguk. Nayya menjentikkan jarinya. "Nah bagus! Nanti gue mau pulang bareng Arkan ya,"
Tata memutar bola matanya jengah. "Tadi katanya lo marah sama dia?" Tanya Tata heran. Nayya tersenyum lebar. "Oh nggak tadi gue kan lagi emosi,"
Tata mendengus lalu muka nya berubah serius sebelum melahap potongan bakwan yang tertinggal satu suap itu. Ia menghadap ke arah Nayya serius. "Lo dengerin, lo kan udah lama coba buat Arkan suka sama lo." Kata Tata beragumen. Nayya mengangguk membenarkan. Lalu mengangkat satu alis nya. "Terus?"
Tata menjentikkan jarinya. "Nah! Lo bisa pura pura marah sampe lama, lo gak gangguin dia lo gak kasih dia roti seperti biasa. Jadi nanti dia ngerasa kehilangan atau nggak," Usul Tata seraya menaikan kedua alis nya. Nayya melengos keras. "Ih mana mungkin! Selagi waktu gue belum habis gue gak mau mundur ah," Tolaknya.
Tata mendengus. "Cuma buat mastiin njir! Lo mau tau kan dia sayang apa nggak, kan kali aja dia ntar ngerasa kehilangan." Balas Tata lagi.
Nayya bergeleng kuat. "Nggak! Pokoknya selagi masih ada waktu gue gak mau mundur!" Tegasnya. Tata memutar bola mata nya jengah. "Terserah lo deh terserah!" Tandasnya seraya mengubah posisi duduk nya menghadap ke depan lagi.
Nayya tersenyum kecil. "Tata ku sayang, yang namanya berjuang tuh gaboleh ada kepura-puraan, lo harus tulus dan sayang."
Tata menoleh. "Itu saran gue doang nay supaya lo dihargai sama dia,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANAYYA [COMPLETED]
Novela Juvenil[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Arkan aku cinta kamu," Jeda sebentar, "Kamu juga kan?" "Enggak. Lo tau sendiri kita pacaran karna taruhan. Lupa hm?" "Arkan tapi aku sayang beneran sama kamu." "Tapi gue enggak! Pergi! Atau lo b...