Bintang tak akan pernah meninggalkan bulan nya, tapi bukan berarti bintang tak bisa hilang untuk bersinar.
————————————————Katakan apa yang ingin kau ingini selain kebahagian didunia ini? Tentu tidak ada bukan? Padahal masalah adalah bagian dari hidup.
Setiap kehilangan itu penting untuk tau bagaimana arti seseorang dalam hidup kita.
Apakah penyesalan nantinya? Atau ujung tawa pilunya?
Ini sudah hampir memasuki empat minggu. Selama minggu-minggu kemarin nayya sudah berusaha keras bagaimanapun caranya, entah mainstream atau antimainstream sekalipun. Tapi nihil tak pernah kata sayang terucap dari mulut cowok itu padanya.
Nayya menghela nafasnya panjang. Ia menyelipkan beberapa helai anak rambutnya yang menutupi pemandangan nya. "Aku harus gimana," Gumamnya.
Mata bulat nya menatap langit yang dihiasi gradasi senja. Senyum nya terukir manis. Matanya mengerjap beberapa kali. Bulu lentik nya ikut tergerak. Sorot matanya terlihat sendu. "Kapan sebenernya cerita seseorang itu akan habis ya? Apakah kalo udah bahagia atau sampai tua renta? Atau bahkan saat maut menjemputnya sebelum bahagia?" Gumamnya asal.
Saat ini nayya ada di halaman samping rumahnya. Disini ada kolam kecil bukan untuk berenang pastinya hanya untuk melihat sesosok senja hadir. Ada air mancur ditengah-tengah nya. Sengaja untuk memperindah pandangan, kata bundanya.
"Jangan datang lagi cinta bagaimana aku bisa lupa, bahagiakan dia aku tak apa biar aku yang," Nayya menunduk lalu mendongak kembali.
"Pura-pura lupa." Ia tersenyum kecil, lagu itu benar-benar menarik hatinya. Iya lagu yang dibawakan samudera saat malam perayaan.
Kepala nya menoleh pelan kala asisten rumah tangga memanggilnya. "Non! Mandi dulu atuh! Udah mau malem." Teriak bi inah.
Nayya meringis kecil. Terlalu asik sampai ia lupa bahwa sudah mau malam. Tadi ia kesini untuk menyejukkan pikiran. Dia jarang kesini lebih sering ke halaman belakang, tapi sepertinya ia membutuhkan ketenangan sedikit untuk menjernihkan pikiran jadilah disini, Ngomong-ngomong ada tukang kebun nya yang senantiasa mengurusi beberapa rumput-rumputan yang ada di sekelilingnya jadi pasti akan selalu rapi.
Nayya mengangguk lalu bangkit. "Iyya bi." Katanya langsung naik kekamar.
******
"Hey kamu! Hati ku dag dig dug melulu!"
"Buat ku malu! Malu! Saat bersamamu," Arjun bernyanyi dengan setengah niat sepertinya. Cowok itu sudah berdiri dan loncat-loncat tidak bisa diam di kamar arkan.
"Eh tapi gue biasa aja tuh," Gumamnya bodoh.
"Belegug siah!" Maki Nando. Cowok itu mengumpat beberapa kali atas ketidakwarasan teman nya itu. "Kita kesini mau ke arkan bukan mau jadi orang gatau malu kek lo pea!" Lanjut Nando kesal.
"Yeh si abang yang baru taken dan gak ngasih pajak jadian marah-marah mulu, liat noh arkan aja gak marah!" Nando menunjuk arkan yang tengah fokus menatap layar laptop nya.
Nando mendengus keras. Ia memilih memainkan handphone nya. Senyum nya mengembang kala mendapat pesan dari kekasihnya.
Arjun mengumpat kesal karna dicuekin begitu saja. "Hey kenapa kamu kalo nonton dangdut sukanya bilang? BUKA SITIK JOS!" sengaja, cowok itu berteriak agar tetangga sampai dengar, emang anak satu ini memang konyol.
"Berisik!" Maki arkan dengan tatapan tajam.
Arjun menyengir lalu melompat turun dari ranjang. "Wey makan kuylah, bosen gue!" Cowok itu menoleh ke nando yang tengah tenang menatap ponselnya.
"Noh si Nando yang traktir belom ngasih pajak jadian kan." Lanjut Arjun membuat Nando yang tengah meminum colanya tersedak. "Sembarangan lo!" Bantah cowok itu tidak terima.
Arjun bergidik acuh. "Intinya fine! Ayok lah." Ajaknya, kemudian mengambil jaket dan kunci motornya. Nando mau tak mau hanya menghela nafasnya. Bukan masalah duit nya tapi ia akan malu nantinya melihat cowok itu makan dengan gaya aneh.
Nando menepuk bahu arkan membuat cowok itu mengangkat alisnya. "Arjun ngajak makan."
Arkan mendengus keras. Sudah pasti arkan juga akan memikirkan yang sama. "Udahlah udah berapa hari juga gak ke caffe, kuy."
Arkan mengambil jaket dan kunci motornya lalu menyusul kedua teman nya dengan diam.
Suara lonceng berbunyi memecah keramaian. Beberapa orang memerhatikan siapa yang datang. Semua berdecak kagum melihat ketiga cowok tampan didepan mereka. Mereka bertiga memilih mengabaikan dan duduk didekat jendela, sengaja pemandangan kota dimalam hari lebih indah dari sini.
"Weh makan besar nih ya?" Mata Arjun berbinar senang menatap buku menu dihadapanya.
Nando berdecak kesal. "Jangan malu-maluin bentar jun."
Arkan memilih mengangkat bahu. "Coffemilk satu." kata cowok itu datar pada pelayan yang menatapnya takjub. Pelayan itu mengangguk lesu dan pergi.
Arjun tertawa. "Emang neng nayya doang yang bikin hati babang arkan kelepek-klepek,"
Arkan menggeleng. "Siapapun gak bakal ada yang bisa gantiin posisi dia." Ujar cowok itu dengan raut tegas. Tetapi ada nada ragu yang terselip disana mereka berdua tau.
Nando menggeleng. "Lo gak nyoba dulu kan, lo akan tau kalo lo kehilangan nantinya, pegang omongan gue."
Arkan mendengus santai. "Gue bakal ke makam nya besok, mumpung masih minggu."
Nando bergidik acuh. Sebagai teman ia sudah memberitahu, percaya atau tidak itu terserah dia. Arjun memilih diam. Jujur ia sepemikiran pada Nando, sampai sekarang cowok itu belum melepaskan masa lalunya.
"Udahlah bosque keepcalm yee gak?" Ujar Arjun memecah keheningan. Arjun melengos keras saat dirinya di cuekan kembali. Oke dia ini yang paling ngenes sepertinya.
Suara lonceng kembali berbunyi membuat beberapa orang mendongak untuk sekedar menengok. Ketiga nya jelas memilih memainkan ponsel daripada susah-susah kepo urusan orang.
Suara langkah mendekat membuat mereka mengerutkan kening nya bingung. Arjun memilih mendongak duluan. Ketika matanya menangkap sosok perempuan dengan jaket jeans dan celana jeans biru ia sontak melebarkan matanya. Mulut nya terbuka lebar.
Nando mengerutkan kening bingung lalu ikut mendongak. Mata nya tak kalah membulat.
Saat kedua teman nya hanya diam saja Arkan mengerutkan keningnya bingung melihat sosok wanita dari sepatu yang dipakainya.
Kepala nya mendongak perlahan. Perlahan kebingungan itu luntur. Wajah bingung nya benar-benar luntur. Mata yang tadinya datar itu membulat. Tangan nya mendingin menyaksikan senyum sendu perempuan itu. Jantungnya mencelos mendengar suara lembut itu kembali.
"Hai kamu."
******
An; part ini pendek...
Tbc..
Thank you for Reading.
Salam hangat,
26-04-20.salam,
nay.
![](https://img.wattpad.com/cover/205703444-288-k663877.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANAYYA [COMPLETED]
Genç Kurgu[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Arkan aku cinta kamu," Jeda sebentar, "Kamu juga kan?" "Enggak. Lo tau sendiri kita pacaran karna taruhan. Lupa hm?" "Arkan tapi aku sayang beneran sama kamu." "Tapi gue enggak! Pergi! Atau lo b...