40.HILANG?

10.8K 495 8
                                        

Kini apa yang sudah dilewati harus direnungi, apa yang sudah didekati harus dihindari, apa yang harus disenyumi harus di benci, tanpa henti.
——————————————————————

Tata menghela nafas nya melihat Nayya hanya menatap kosong kedepan. Kini ia harus kembali menginap, enggan meninggalkan sahabatnya dalam situasi kacau. Dia mengusap pelan bahu temannya itu. Nayya tetap bergeming.

"Gue tau lo pasti bisa lewatin semuanya nay," Ucapnya tanpa didengar oleh nayya.

Gadis itu masih setia melamun menatap hamparan lampu-lampu ibu kota yang terlihat indah dari balkon rumahnya. Tidak ada bintang, tidak ada sinar bulan yang menjernihkan. Sepertinya semesta ingin mengatakan bahwa ia sendiri disini dan tidak akan ada yang menemani.

"Kita makan dulu ya," Bujuk Tata. Temannya itu belum makan dari mereka pulang sekolah, ralat karna sebenarnya pulang cepat setelah kejadian tadi.

Dia menggoyangkan tubuh temannya itu. "Lo boleh marah! Lo boleh ngerasa sakit, tapi tubuh lo gak bisa lo samain nay!"

Nayya tetap diam. Bibirnya terkatup rapat. Dia masih terlihat kecewa pada dirinya sendiri. "Gue di skors dua hari ta," Ucapnya dengan suara serak.

Tata menghela nafas lega karna temannya itu mau berbicara. Dia kembali duduk di samping teman nya itu. "Lo gak perlu khawatir, gue bakal nemenin lo tenang aja,"

Jika itu bisa membuat nayya tidak merasa sendiri maka ia akan melakukannya tanpa disuruh. Nayya menggeleng. "Lo harus sekolah, kalo lo gak sekolah gue gabakal mau temenan sama lo," Ia tidak bisa membawa teman nya sama ke lubang nya. Tata memang tidak salah apapun.

Tata menggeleng dia meneteskan airmata nya kembali. "Gue salah nay! Gue salah harusnya gue nemenin lo tadi!" Katanya dengan bergetar. Dia menutup wajahnya dengan tangan nya. Bagi mereka skors bukan hal baik mengingat mereka tidak pernah mencari masalah.

Nayya menghela nafas panjang. Dia berusaha menoleh. Tangan nya terulur mengusap air mata teman nya. "Lo gak salah kalau sekali lagi lo bilang lo yang salah, gue bakal terjun in lo dari sini," Ancam nya.

Tata mengusap kasar air matanya. Dia mendengus pelan. "Sadis amat lo, udah gue gak nerima bantahan,"

Nayya menggeleng. Dia memasang wajah serius. Dia tidak mau semakin dicap jelek karna membawa teman nya ikut ke permasalahannya. "Gue serius lo harus sekolah kalo gak gausah jadi temen gue lagi," Sahutnya dingin.

Tata membelalakan matanya tak percaya. "Apa kata lo? Lo gak tau gue berusaha percaya sama lo!? Lo gak tau gimana bencinya gue ngelihat tatapan orang-orang yang mandang lo sinis!? Gue mana bisa nay ngebiarin lo sendiri! Tolong nay gue juga ngerti lo gak mau gue ikut lo tapi lo harus tau kalo gue lebih ngerasa bersalah gak bisa nemenin lo."

Nayya menatap nanar Tata. "Justru itu gue gak mau lo di cap jelek sama yang lainnya, gue mohon sama lo, abis itu lo kesini lagi temenin gue, plis, demi gue."

Tata akhirnya mengangguk mengiyakan walau enggan rasanya. "Kita makan abis itu tidur ya gue tau lo capek." Dia tidak akan makan sendiri meskipun tadi siang sudah makan.

Nayya mengangguk. Ia bersyukur masih ada yang mau berteman dengan nya dan memperhatikan nya lebih, Tata memang sudah ia anggap sebagai saudaranya.

ARKANAYYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang