ALINGGA -03

39.1K 2.3K 97
                                    

VOTE DULU DEH!
happy reading :)

°°°

Alingga memarkirkan motornya di sebuah rumah yang  lumayan mewah. Alingga menuju pintu utama dengan senyum seperti biasa, ia mengetuk pintu rumah tersebut beberapa kali, berharap ada yang membukakanya pintu.

"Asalamualaikum, punten...slurr.., orang ganteng udah pulang.." ucapnya sedikit berteriak.

Tak lama setelah Alingga mengucapkan itu, seorang wanita yang mirip dengan Alingga membukakan pintu utama.

Alingga cengengesan saat Bundanya menampakkan ekspresi yang seakan-akan mengucapkan kalimat, 'habis dari mana jam segini baru pulang?!'

Alingga langsung mengeryit. Desy yang tak lain adalah bunda dari Alingga'pun memandangi Alingga tanpa henti seolah ingin menghakiminya saat ini juga.

Tatapan wanita itu tajam siap menerkam Alingga dengan lontaran kalimat yang akan berdampak besar untuk telinganya.
Alingga cepat-cepat mencium pipi Wanita itu dengan singkat berharap Desy tak akan marah kepadanya karena Alingga baru pulang jam dua belas malam. Alingga lantas menyelonong masuk melewati Desy yang masih di ambang pintu.

"Gak boleh marah-marah, bun. Entar cepet tua loh, " tukas Alingga santai.

"Alingga! Kamu ini kerjanya keluyuran aja! Kemana aja? Hah? " semprot Desy dengan suara yang melengking yang membuat Alingga langsung menutup sebelah telinganya.

"Bun.. "

"Kamu pasti tawuran kan? Nongkrong gak jelas kan? Atau.. Kamu Judi?? " terka Desy tak membiarkan Alingga menjawabnya.

"Astagfirullahaladzim, Ali gak seburuk itu kali, Bun. " Alingga langsung istighfar setelah mendengar tuduhan bundanya.

"Habisnya kamu pulang malam mulu.. Keluyuran aja kayak ayam tetangga! Bunda kan laper nunggu kamunya! " titah Desy lalu duduk di sebelah Alingga. Pandangan Desy langsung tertuju ke kantung plastik yang di pegang Alingga. Matanya berbinar dan berkata, "Buat bunda? " tanyanya.

Alingga menyerahkan kantung keresek yang tadi sempat Ia bawa. Lalu mengangkat sebelah alisnya diiringi sudut bibir yang sedikit terangkat membentuk lengkungan senyum. "Nih bun, tadi Ali beliin khusus buat bunda tercintah.. " ujar Alingga lebay.

"Sogokan buat bunda kan? "

"Bunda mah, suudzon mulu, Ali kan ikhlas beliinya. "

Desy dengan cekatan langsung mengambil bungkusan itu dari tangan Alingga tanpa mengeluarkan kata-kata lagi. Ia melahap martabak itu dengan rakus seperti orang kelaparan, tak rela bagi-bagi.

"Li, udah pulang? " tanya seorang Lelaki yang tak lain adalah Dirga- ayahnya sendiri.

Alingga mengangguk, "Udah yah, baru aja, " Alingga menempatkan satu tangannya di samping bibir seperti orang yang ingin berbisik lalu melirik kearah Desy sekilas, "Udah di sambut sama macan kelaperan." bisik Alingga dengan suara kecil namun Desy bisa mendengarnya.

"Bunda denger lho," ucapnya dengan mulut yang penuh berisikan martabak manis.

Dirga dan Alingga tertawa kecil.

"Ayah belum tidur? "

"Belum, nungguin kamu pulang. Dan sekarang kamu udah pulang jadi Ayah mau tidur. Ayah ngantuk." ujarnya.

Alingga menatap aneh ke arah ayahnya itu lalu menggeleng kepala, "Besok-besok gak perlu tungguin Ali, Yah.. Jagoan Ayah gak akan kenapa-napa." Alingga tertawa setelahnya diikuti tawa Dirga.

"Alah, jagoan apaan? sama kecoak aja takut!" ucap Desy yang telah menghabiskan martabaknya dengan waktu yang sangat singkat.

"Cepet-cepet cari pacar! biar ada yang negur kamu dan kamu gak keluyuran lagi, enggak pulang larut malam! Ganteng-ganteng kok gak punya pacar," tutur Desy.

ALINGGA [ SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang