Dear Readers.
Buat kalian yang baca cerita ini
Please bangett jangan cuma baca ajaa yaa..Comment juga cerita Alingga ini.
Satu kata dalam komentar kalian itu sangat berdampak untuk semangat si Author buat lanjutin ceritanya.COMENT apa aja terserah kalian..
Dan satu lagi...
Aku minta Vote juga.. Aku gak minta banyak sama kalian, aku cuma minta Vote+coment itu aja. Kan Vote+coment gak bayar.
Semoga yang dapet pahalanya kalian, Walaupun cerita aku ini gak bagus-bagus amat. Tapi apa salahnya buat kalian hargain authornya? Iya kan.. Wkwkwk..
buat Penulis seneng itu juga sedekah lohh... Dapet pahala 😅😅
°°°°
"Lo pacaran, Ra?"
Mendengar ucapan Nadia, Adarapun langsung menggeleng. Adara tau jika ia berangkat bareng dengan cowok ke sekolah, pastilah kedua temannya itu akan mengira kalau Adara pacaran dengan orang itu. Terlebih lagi ketika Adara datang dengan Alingga.
"Kenapa sih kalau gue berangkat bareng cowok pasti pemikiran kalian itu gak jauh-jauh dari kata pacaran?!" Adara membuka novel yang baru saja dikeluarkanya dan beralih fokus kepada sastra dihadapanya itu. "Deket gak berarti pacaran," lanjut Adara.
Aurel termangap saat Adara mengucapkan kalimat terakihirnya lantas menganggukkan kepalanya secara perlahan diikuti kekehan kecil yang keluar dari mulut Nadia.
Madeva yang mendengar itupun menghembuskan nafasnya berat lalu berlalu keluar kelas. Nadia yang sadar akan keanehan yang ditunjukan Madeva'pun sekarang menoleh sembari mengangkat satu Alisnya kearah Adara. Adara yang mengerti akan tatapan itu langsung mengangkat bahunya acuh.
Disisi lain, Alingga dan ketiga temanya saat ini duduk di bangku pojok dengan Alingga yang menjadi pusat pandangan Ferdy, Arvian, dan Brian saat ini. Alingga baru saja selesai menceritakan pada ketiga temanya jika Alingga menjemput Adara hari ini. Mereka tak begitu kaget karena mereka sudah tau jika Alingga ingin mendekati seseorang pastilah salah satu hal yang ia lakukan adalah berangkat bersama dengan cewek yang ia incar. So Alingga terlalu sering melakukannya yang pasti ia tak pernah gagal jika masalah mendekati cewek.
"Udah.. Kalau gitu langsung aja lo ajak Adara buat nemuin bokap lo. Biar kelar," saran Arvian.
"Nah bener, biar Adara gak nganggep lo serius," ucap Ferdy membenarkan perkataan Arvian tadi.
"Sans.. Gue masih penasaran sama dia, " sahut Alingga dengan senyum miring yang tercetak di bibirnya.
Entah mengapa tapi Alingga sangat penasaran dengan gadis itu. Muncul dibenaknya keinginan untuk mendekati Adara dan jika Alingga sudah dengan Adara pastilah sifat Alingga berubah menjadi Alingga yang manis dan tukang gombal meskipun tak di depan teman-temanya.
"Lebih baik jangan deh, Ga! Lo jangan deketin cewe cuma karena lo mau mainin dia." Mendengar perkataan Brian, Alingga dan kedua temanya menoleh kearah Brian menatap miring cowok itu. "Gue serius, lo bilang orang tua lo mau yang serius kan? Jadi mulai sekarang lo harus cari yang serius." lanjut Brian lagi ketika teman-temannya masih menatapnya.
"Kalau tu cewek berhasil buat gue jatuh Cinta, gue jamin dia gak akan gue sakitin. Tapi kalau hati gue masih main-main sama dia, kalian tau sendiri gue gak akan serius.."
Ketiga temanya mengangguk mengerti tanpa berkomentar lagi. Ia tau betul Alingga seperti apa jika menyangkut masalah cewek, buaya pun kalah saing denganya . Bahkan bisa dibilang buaya berbulu domba.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...