ENDING

30.6K 1.1K 59
                                        

Thankyou buat yang dukung sampai Ending 💓

••

Adara duduk di tepi jembatan dengan ponsel yang ditempelkan ke telinganya. Adara tersenyum kecut saat mendengarkan beberapa pesan suara yang waktu itu sempat Alingga kirimkan.

Gue tau lo marah sama gue, tapi lo juga harus tau, Ra,  kalau gue beneran sayang sama lo. Gue gak peduli lo bakalan bales chat ini atau enggak. Yang perlu lo tau semua hal yang lo lihat sebelumnya,  gak kayak apa yang lo pikirkan.  Pliss Ra,  jangan hukum gue kayak gini.

Sejauh apapun lo pergi. Gue yakin,  lo bakal kembali,  Ra. Dan gue disini,  bakalan tetep nungguin lo.

"Maafin gue, Ga," gumam Adara setelah mendengar pesan tersebut.  Sungguh Adara merasa bodoh karena telah lari tanpa mendengarkan penjelasanya.

"Permintaan maaf di terima," ucap Alingga dari arah belakang sembari menyodorkan sebuah gula kapas berukuran besar kehadapan Adara.  Sontak Adara langsung menoleh,  gadis itu tersenyum lebar kearah Alingga lalu mengambil gula kapas tersebut.

"Kamu inget?"

"Semua tentang kamu,  selalu ada di ingatan aku, Ra."

"Mulai deh gombalnya," kekeh Adara.

"Tapi kamu suka kan?" Adarapun mengangguk kecil dengan senyum malu yang tampak dibibirnya.  Wajah Adara seketika memerah mendengarnya. Gadis itu tak bisa lagi menahan senyum malunya,  Alingga yang melihat itu ikut tersenyum lebar. "Lagi dengerin pesan suara yang aku kirim ya?" Adara mengangguk lalu memperlihatkan ponselnya kearah Alingga.

"Semua cuma masalah salah paham, aku yang salah karena gak bisa tegas jadi cowok. Harusnya aku ngungkapin perasaan aku yang sejujurnya biar kamu gak bingung sama hubungan kita."

Adara memain-mainkan gula kapas dihadapanya dengan pandangan yang masih tertuju pada Alingga yang kini duduk disebelahnya. "Lupain aja, fokus sama hubungan kita sekarang," ucap Adara.

Alinggapun menatap manik mata Adara dalam dalam lalu tersenyum yang tampak dibibirnya."Siap sayang," ucap Alingga dengan menampakkan senyum jahil kearah Adara.  Adarapun tersentak lalu memukul Alingga dengan keras lalu tersenyum malu kearahnya. "Cie malu.. " ucap Alingga jahil dan saat itu juga Adara menyumpal mulut Alingga dengan gula kapas.

Alingga mendelik lalu mengambil gula kapas itu sedikit dan dimasukanya kedalam mulut Adara secara paksa. Adarapun berontak dengan tawa yang keluar dari mulutnya.

Disisi lain,  tepatnya di sebuah bar cafe yang saat ini terdengar bising. Ana meneguk vodka dihadapanya dengan air mata yang menetes membasahi pipinya. Meski ia berusaha bersikap normal dengan membiarkan Adara bersama Alingga,  ia tetap saja merasakan kepedihan di dalam hatinya. Masih belum bisa lupa dan mungkin akan sulit untuknya melupankan Alingga.

Ana meletakan gelas tersebut dihadapanya dengan tatapan yang mulai sayu. Gadis itu melepaskan gelang yang ia pakai secara perlahan lalu meletakanya diatas meja. "Gue sayang lo,  Ga." gumam Ana lalu menenggelamkan wajahnya keatas meja karena kini kepalanya sudah terasa pusing dan berat.

Ana mengacak rambutnya kasar dengan keadaan yang sudah setengah sadar karena gadis itu sudah minum lumayan bayak.

Ana tersentak saat tiba-tiba seseorang membopong tubuhnya. Ana ingin berontak namun saat Ana melihat wajah orang itu,  ia langsung diam dan bibir tetap mengucapkan kata-kata tidak jelas.

"Jangan kembali, kalau lo bakal pergi lagi," gumam Ana yang bisa ditangkap oleh telinga Madeva. Madeva menurunkan badan Ana dan menduduknanya disebuah tempat duduk di dekat daerah sana. Ana yang masih setengah sadar itupun menyenderkan kepalanya di pundak Madeva membuat cowok itu terus menatapnya dalam diam.

ALINGGA [ SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang