ALINGGA -17

23.1K 1.3K 30
                                    

"Pacar Ali, bun.. "

Mata Adara langsung membelalak saat mendengar perkataan Alingga begitupun dengan Desy yang menatap anaknya dengan serius. Alingga hanya cengengesan dan menggenggam erat tangan Adara membuat gadis itu semakin melotot. Adara berusaha berontak mencoba melepaskan genggaman  tangan Alingga namun Alingga malah mengeratkanya dan tersenyum tipis kearah Adara mengisyaratkan agar Adara tak melepaskanya.


Desy langsung tersenyum dan merangkul Adara dengan senyum yang mengembang, Adara hanya tersenyum kikuk karah Desy dan menarik pasksa tanganya dari genggaman Alingga.

"Cantik ya kamu, kok mau sih sama Alingga?"

Alingga langsung mengangkat kepalanya  lalu mendekatkan wajahnya kearah Desy dan berkata, "Lah bun.. Alingga kan ganteng, siapa coba yang gak suka sama Ali?? "

Mendengar itu Desy terkekeh diikuti dengan decihan Adara yang menatap tajam kearah Adara. "Ganteng kok bangga.. " kekeh Desy lalu membuka pintu rumahnya yang tadi terkunci. Adara langsung mengarahkan pandangannya ke sekeliling rumah yang bisa dibilang mewah itu,  dan sorot matanya langsung tertuju pada beberapa hiasan dinding seperti foto dan beberapa kerajinan yang bergambar wajah keluarga mereka. Adara menahan tawanya saat melihat sebuah hiasan yang seperti gantungan kunci dengan ukuran besar menampilkan wajah Alingga keci yang menangis hanya menggunakan popok.

Adara sempat heran mengapa benda-benda itu di pajang di ruang utama dan bahkan Adara sempat melirik Alingga yang sudah lebih dahulu duduk diatas sofa, membandingkan wajah Alingga dengan beberapa gambar wajah yang tampak disitu.

"Duduk dulu,  eh..  Bunda jadi lupa,  nama kamu siapa? " tanya Desy dengan senyum ramah sembari melirik kearah sofa disamping Alingga.

"Adara tante.. " ucap Adara kikuk.

Desy mengangkat jari telunjuknya kehadapan Adara lalu menggoyangkanya kekanan dan kekiri diikuti dengan gelengan kepalanya.  "No.. No.. No.. Panggil saya Bunda," tegasnya dengan senyuman.

"Iya.. Bundanya Alingga." Mendengar itu Desy sekaligus Alingga terkekeh karena wajah polos Adara yang terlihat kikuk dan malu-malu.

"Bunda kebelakang dulu ya..  Bunda gak mau ganggu orang pacaran.. " titah Desy lalu melangkahkan kakinya.

Saat Desy sudah tidak tampak lagi di ruangan itu,  Adara langsung melempar tas yang ia pakai kehadapan Alingga dan tepat mengenai wajahnya. Alingga sempat meringis , Adara duduk di sebelah Alingga lalu menarik kembali tasnya dan memandang Alingga seolah ingin membunuh.

"Otak lo masih di dalem kan? " tanya Adara seperti meremehkan.

Alingga membungkuk dan mengandalkan kedua tanganya diatas paha lalu menatap Adara dengan tatapan biasa. "Lo cukup diem,   gue gak minta lebih," ucap Alingga dengan raut wajah yang serius membuat Adara langsung merasa ada yang berbeda dengan sikap Alingga.

Adara menarik nafasnya pelan dengan tetap mengarahkan pandangannya kepada Alingga yang sudah fokus dengan setoples kacang yang barusan diambilnya. "Sebenarnya maksud lo apa sih?"

"Lo jadi pacar gue..  Mulai sekarang!"

Adara mematung mendengar itu,  layaknya cewek normal wajah Adara langsung menegang , jantungnya lansung berdegup kencang. Adara tak bisa berkata saat Alingga mendekatkan wajahnya kehadapan Adara yang mengharuskan Adara menahan nafasnya, "gue gak mau lo tolak.. " lanjutnya dengan nada yang datar dan suara yang kecil. Entah hipnotis apa yang Alingga berikan padanya,  yang jelas Adara sama sekali tidak bisa berkata apa-apa,  urat rahangnya serasa tidak berfungsi untuk mengucapkan kata-kata.

ALINGGA [ SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang