Adara dan kedua temanya saat ini sedang berada di kantin untuk mengisi perut-perut mereka yang sudah keroncongan sedari tadi. Adara menatap Alingga yang tak jauh dari meja mereka duduk, Alingga menoleh sekilas kearah Adara lalu menampilkan senyum khasnya membuat Adara langsung memalingkan wajahnya salah tingkah.
"Wtf!" pekik Aurel yang membuat Nadia dan Adara langsung menoleh kearahnya.
"Kenapa, Rel??" tanya Nadia kebingungan.
"Brian ngajakin gue balik bareng dia," ujarnya heboh.
"Seriusan?" tanya Adara yang malah jadi penasaran.
Aurel mengangguk lalu menunjukan chat dari Brian yang beru saja di terima. Nadia langsung terkekeh saat melihatnya. "Wuih.. Ada yang mau pdkt , nih.. " kekeh Nadia sembari memasukan camilan ke dalam mulutnya.
"Brian lumayan lah, cogan juga, tapi gak mungkin lah dia ngejar cewek model keset tetangga kayak lo," lanjut Nadia yang langsung membuat Aurel mendelik.
"Mulut lo! Gue yakin Brian suka sama gue. Gue pecinta cogan dan pasti tuhan kasi gue pacar yang ganteng juga," ujarnya sembari senyum-senyum kembali lalu memandang Nadia dengan tatapan intens. "Gak kayak mantan-mantan lo!" ucap Aurel. Kali ini Nadia yang dibuat melotot olehnya.
"Ssttt.. Gak capek debat mulu? Gue aja capek dengerin kalian cekcok mulut," ucap Adara kepada kedua temanya itu.
"Capek, banget malah," sahut Nadia dengan melirik Aurel sinis.
"Yaudah, gak usah ngomong sama gue! "
Adara tak menghiraukan kedua temanya itu dan Ia malah melihat kearah Alingga yang memang sudah memperhatikanya sedari tadi. Nadia dan Aurel yang tersadar langsung memperhatikan Adara dengan seksama.
"Udah suka ya sama Alingga?" ucap Aurel dengan suara kecilnya yang membuat Adara langsung tersadar dan memalingkan wajahnya kearah lain.
"Apaan sih?!"
"Alah, Ngaku aja, Ra. Gengsi lo tu terlalu tinggi, ngaku aja kali," rayu Nadia sembari memain-mainkan alisnya.
"Enggak! Sok tau," elak Adara.
"Kalau enggak, kenapa tadi ngeliatin Alingga?" rayu Aurel sembari tersenyum jahil kearah Adara.
"Ga, oi.. " panggil Arvian kearah Alingga membuat cowok itu langsung menoleh. "Lo ngeliatin apaan sih?" tanya Arvian yang memang melihat Alingga tidak fokus.
"Liatin cewek," sahutnya lalu tersenyum lebar kearah Arvian.
"Hadeh.. masih aja jelalatan matanya," sindir Ferdy lalu mengangkat dagunya dengan tegak sbari menepuk pelan dadanya. "Lihat gue dong, setia.. Hanya Bulan di hati gue."
Arvian langsung menyemburkan minumanya yang hampir saja mengenai wajah Ferdy lantas cowok itu tertawa keras membuat Ferdy melotot tajam kearah Arvian. "Lagu-laguan Setia.. Si Bulan aja kagak mau sama lo," ucapnya yang membuat Alingga dan juga Brian terkekeh mendengarnya.
Ferdy melirik sinis kearah Arvian lalu mengangkat dagunya percaya diri. "Tenang, gue bakal dapetin dia, lo liat aja.. Bulan cuma malu-malu kucing sama gue, gue yakin dia suka sama gue, kalian liat aja endingnya.. " ucap Ferdy percaya diri.
"Selamat berjuang, kita pantengin dasini.." ujar Arvian sembari tersenyum remeh kearah Ferdy.
"Okey.. Tapi nih.. Sebelum gue. Apakah tuan Brian sudah berpacaran dengan nyonya Aurel? Hukumanya masih jalan lho," tanya Ferdy dengan nada bicara yang aneh.
Brian yang tadinya sibuk menatap ponsel kini mengalihkan pandangannya kearah Ferdy lalu menggeleng pelan. Ketiga temanya itu langsung mendesah karena mengetahui Brian belum menjalankan hukumanya dare yang kemarin.
"Yah.. Bry, kok belum sih?" tanya Arvian kesal.
"Iye, kok belum? Noh, Alingga udah sukses kemarin."
"Proses," sahut Brian dengan singkat.
"Widih.. Pakek proses," kekeh Arvian tapi Brian masih stay cool, cowok itu tak begitu ngenghiraukan ucapan teman-temanya itu.
"Tiati lho.. Jatuh Cinta beneran," sambung Alingga sembari menyenggol pundak Brian membuat Brian langsung terkekeh.
"Lo juga hati-hati, Adara beda dari mantan lo," ucap Brian sembari menepuk pundak Alingga dengan senyum khas miliknya. Alingga hanya membalas ucapan Brian dengan senyum kecil lalu meneguk minuman yang ada dihadapanya dalam diam.
Langit biru sudah berubah menjadi senja yang Indah. Suasana jalanan yang padat membuat laju mobil Alingga menjadi lambat. Alingga menoleh kearah Adara yang duduk disebelahnya. Sebenarnya Adara tak tahu akan di bawa kemana oleh Alingga sore ini lantaran sangat jarang Alingga memakai mobilnya untuk berpergian mengingat jalanan ibukota yang sangat padat.
"Kenapa gak pakai motor aja sih?" tanya Adara yang mulai kesal karena mereka terjebak macet sudah hampir sejam.
"Kenapa? Biar bisa meluk gue, ya?" ucapnya jahil membuat Adara semakin mendengus kesal.
"Ga!" pekik Adara malas.
"Jangan ngambek-ngambek ah.. Entar ada yang liat trus suka sama lo."
"Apaan sih, Ga!"
"Lo gemes kalau lagi ngambek," ucap Alingga sembari mengacak rambut Adara gemas.
"you crazy guy," ucap Adara lalu memalingkan wajahnya kearah kaca jendela. Sebenarnya bukan karena marah, tapi karena ia mulai merasa pipinya yang memerah. Tanpa sadar senyum muncul di bibirnya.
Setelah beberapa jam diperjalanan akhirnya Alingga memberhentikan mobilnya di sebuah tempat. Alingga melirik kearah Adara yang sepertinya terlelap, cowok itu menghembuskan nafasnya lalu mengelus rambut Adara agar gadis itu terbangun dari tidurnya. Adara mengerjap-ngerjapkan matanya lalu menoleh kearah Alingga sekilas lalu mengarahkan pandangannya keluar jendela.
"Eumm.. maaf gue ketiduran," ucap Adara dengan sedikit menggeliat. Alingga mengangguk pelan lalu tersenyum kecil kearah Adara.
"Ngapain ngajak kesini?" tanya Adara.
"Pengen aja. Yuk!" ucap Alingga lalu keluar dari mobilnya.
Mereka berdua berjalan di atas jembatan menuju sebuah restaurant yang berada di tengah laut. Adara tersenyum lebar sembari memandang langit yang tampak sangat Indah dengan warna jingganya. "Keren, kenapa bisa senja seindah ini," ucap Adara disepanjang jalanya membuat Alingga kembali terkekeh.
"Karena senja diciptakan biar lo senyum," ujar Alingga yang mempu membuat Adara menoleh kearahnya. Adara menatap Alingga tepat di manik matanya lalu detik berikutnya tawa keluar dari mulut Adara dengan begitu saja. "Apaan dah," desis Adara pelan.
"MAKASIH SENJA, UDAH BUAT CEWEK LABIL DI SEBELAH GUE TERSENYUM," teriak Alingga sembari menatap langit orange yang mulai menggelap itu. Adara seketika melotot kearah Alingga lalu memukul cowok itu dengan kesal, Alingga sama sekali tidak meringis malah cowok itu tertawa kecil kearah Adara.
"Alingga! Ih!" dumel Adara. Adara sangat bersyukur karena saat ini tempat itu sepi, hanya ada mereka berdua disana. Adara tidak tau lagi akan menaruh muka dimana jika disini ramai, sungguh Adara sangat geram dengan cowok di sebelahnya ini. Tali sisi lainya Adara merasa senang dengan sikap Alingga hari ini yang selalu bisa membuatnya salah tingkah.
Alingga tertawa kecil lalu memiringkan kepalanya kearah Adara sembari berkata, "Tapi lo seneng kan?" ucapnya pelan. Adara mendelik tajam kearahnya lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Alingga yang menatapnya dengan senyum tipis.
________________________________________
UDAH FOLLOW BELUM?
Kalau belum, yuk follow akun Author dulu biar tau info update. baktilaksmi
SPAM COMENT YA!!
SEMAKIN RAMAI, SEMAKIN CEPAT UPDATENYA. :)
![](https://img.wattpad.com/cover/213974989-288-k158543.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Jugendliteratur[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...