ALINGGA - 26

21K 1.2K 34
                                    

"Ada apa?" tanya Adara pada Alingga.

Adara memandang keempat cowok dihadapanya dengan cangung sekaligus bingung kenapa Alingga membawanya kesini.

Arvian,  Ferdy, dan Brian yang duduk dihadapanya langsung memandang Adara tanpa suara membuat suasana semakin awkward. Alingga menatap Adara seksama lalu agak mencondongkan badanya kedepan membuat Adara langsung refleks mundur.

Alingga bergumam pelan seperti orang kebingungan membuat Adara semakin mengerutkan keningnya tak mengerti. "Ra,  gue kangen.. " Ketiga temanya langsung memalingkan wajah sembari menahan tawanya. Sedangkan Adara, malah terdiam dan langsung ikut memalingkan wajahnya. Tak ada kata yang keluar dari mulut Adara yang terdengar hanya krikikan kecil dari mulut teman-temanya.

Alingga meraih tangan Adara lalu mengajaknya bangkit dari kursi tersebut. Adara refleks menarik tanganya kembali tapi Alingga lebih cekatan untuk menggenggamnya lagi. "Ga.. " cicit Adara sembari mendelik. Ketiga temanya itu langsung cengar-cengir melihat tindakan Alingga.

"Em.. Jalan yuk! "

Tanpa menunggu jawaban Alingga langsung menjauh dan melambai-lambaikan tangannya kearah teman-temannya dan segera keluar dari warung buk Kentung.

"Selamat berkencan," seru Ferdy sembari melambai-lambaikan tanganya dengan tawa kecil yang menyertai.

Mereka bertiga terkekeh sambil menatap punggung Adara dan Alingga yang mulai menghilang dari pandangan mereka. Arvian dan Ferdy memicingkan matanya kearah Brian membuat cowok yang sedikit bicara itu menghembuskan nafas beratnya.

"Alingga udah..  Tinggal elo.. " ujar Ferdy kehadapan Brian.

"Harus banget gue jalanin?"

"Harus!! " pekik Arvian dan Ferdy secara bersamaan membuat Brian memutar bola matanya malas lalu meneguk minuman dingin dihadapanya. Jika saja tadi ia tidak ikut main permainan ini,  pastilah tak akan seperti ini.

Adara tersenyum sekilas saat Alingga mengeratkan pegangan tanganya. Tak tau mengapa perasaanya saat ini sangat aneh. Jantungnya seolah memompa darah lebih cepat sampai ia sendiri mampu mendengar detak jantungnya. Apa...  Tidak!  Adara langsung menghempaskan jauh-jauh pikiran buruk yang sempat melintas diotaknya.Adara memasang helmnya lalu naik ke motor Alingga tanpa banyak bicara dan Alingga langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi membuat Adara meremas erat jaket yang dipakai Alingga.

"Bisa pelanin gak motornya? Kalau mau mati, Gak usah ngajak-ngajak gue!" dumel Adara sedikit berteriak karena jika tidak suaranya akan dihempas angin.

"Ra.. " panggil Alingga setelah memelankan laju motornya. "Lo kenapa sih sering sensi sama gue?" tanya Alingga.

"Pikir sendiri," sahut Adara pura-pura jutek.

"Gue ngeselin,  iya kan?" terka Alingga sembari melirik kaca sepionya. Adara hanya berdehem pelan membenarkan ucapan Alingga.

"Sadar diri juga," sahut Adara jutek.

"Hmm..  Gue yakin sikap yang lo tunjukin ke gue, beda jauh sama hati lo," lanjutnya.

Adara seketika mendesis, "Tau banget soal perasaan orang?"

"Gue yakin," ucap Alingga. Alingga memberhentikan motornya di pinggir pantai. Adarapun langsung turun sambil menatap Alingga setelai ia melepas helmnya.

"Kayakinan lo salah!" sahut Alingga.

"Okey,  gue bakal buktiin,"

"Buktiin apa?"

"Buktiin kalau keyakinan gue bener." sahutnya.

Adara memutar bola matanya, ia tak menjawab perkataan Alingga. gadis berkuncir kuda itu malah berlari ke pesisir dan bermain di tepi pantai. Alingga terkekeh pelan melihat Adara yang tiba- tiba terjungkal dan langsung terduduk disitu. "Bocah," ucapnya lalu menghampiri Adara yang masih terduduk di atas pasir.

ALINGGA [ SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang