"Udah?" tanya Brian saat Aurel baru saja keluar dari rumahnya. Aurel menggangguk pelan dan melihat kembali betcermin dari layar ponselnya. Brian sedikit terkekeh lalu menjauhkan ponsel itu dari wajah Aurel.
"Udah cantik, ayok naik!" ujarnya. Aurel langsung tersipu dan menaiki motor Brian dengan senyum yang mengembang.
"Pegangan ya, takunya jatuh." Aurel menganggukan kepalanya lalu melingkarkan lenganya di pinggang Brian. Cowok berjaket hitam itu langsung melajukan motornya membelah jalanan tanpa ada lagi kata-kata yang keluar.
Alingga memberhentikan motornya di depan warung buk kentung yang sudah penuh dengan Anggota Argaster lainya. "Wuih, rame banget, Ga," ucap Adara saat melihat kesekeliling tempat itu.
"Ini cuma angkatan kita, belum lagi kakak kelas," jelas Alingga yang membuat mulut Adara ternganga dengan mata yang terbuka lebar. Alingga menggenggam tangan Adara lalu menariknya agar Adara mengikuti arah jalanya.
"Seriusan? Sebanyak ini?" tanya Adara yang mensejajarkan jalanya dengan Alingga. Cowok itupun hanya benjawabnya dengan deheman kecil. Lalu menghampiri Arvian yang duduk di dekat pintu masuk warung buk Kentung.
"Yang lain mana?" tanya Alingga pada Arvian.
Arvian mendongak dan sempat tersenyum sekilas kearah Adara sebelum akhirnya berkata, "Belum dateng."
Adara hanya bisa tersenyum kikuk kearah Arvian lantaran Adara tak pernah bertegur sapa pada cowok itu, meskipun Adara sudah mengenal Arvian sebelumnya. Alingga duduk di sebelah Arvian dan mengeluarkan sepuntung rokok dari kantungnya. Adara yang melihatnya langsung mendengus dan melihat kesembarang arah. Tak tahu kenapa Adara sangat kesal ketika melihat cowok perokok.
Mata Adara kembali terbuka lebar saat melihat kedatangan Brian bersama dengan Aurel. "Ara, akhirnya lo ikut," ucap Aurel yang langsung menghampiri Adara. Adara melirik Brian sekilas lelu mendekatkan mulutnya ke telingga Aurel.
"Udah jadian?" tanya Adara dengan berbisik.
Aurel menggeleng kecil lalu berbisik, "Doain ya.. " Aurelpun tertawa kecil setelah mengatakanya begitupun dengan Adara. "Kesitu dulu yuk, bentar aja," ajak Aurel entah kemana.
"Bii, mau kesitu dulu," ucap Aurel kehadapan Brian dan cowok itu langsung menganggukan kepalanya. Adarapun melirik kearah Alingga tanpa mengucapkan apapun, Alingga yang mengerti langsung menganggukan kepalanya dengan senyum tipis seolah memberi Adara ijin untuk bersama Aurel.
"Biii... " kekeh Arvian dengan nada yang sedikit menyindir, seketika Brian menatap tajam kearah cowok itu yang langsung menutup rapat mulutnya. "Kalian berdua kesini pada bawa cewek, udah pada taken?"
"Jadi lo udah jlanin Dare -nya? " tanya Alingga menambahkan.
"Masih gue coba," ucapnya. Alingga dan juga Arvianpun memangut-mangutkan kepalanya mengerti. "Lo sendiri , ceritanya mau serius sama Adara?" kini giliran Brian yang bertanya kehadapan Alingga.
Arvian yang mendengarnyapun langsung tersadar sesuatu. "Oh iya, bukanya dulu lo bilang kalau lo deketin Adara cuma buat kenalin ke bokap-nyokap lo dan setelah itu lo gak akan ada hubungan lagi sama tuh cewe, iya gak sih?" ucap Arvian dengan sedikit kepo.
Alinggapun menganggukan kepalanya menandakan apa yang Arvian ucapkan memang benar sebelumnya. "Terus?sekarang malah Jadi berkelanjutan? Gitu?" tambah Arvian.
Bukanya menjawab Alingga malah hanya mengangkat bahunya sedikit acuh lalu membuang puntung rokoknya lalu bangkit dari duduknya. "Berangkat aja yuk!" ajak Alingga saat melihat semua anggota sudah berkumpul.
"Ferdy belum dateng," ucap Arvian yang memang sedari tadi belum melihat kehadiran Batang hidung Ferdy.
"Udah, paling juga nunggu di motor, tadi gue udah di whatsapp," jelas Alingga lalu menghampiri Adara yang tengah mengobrol dengan Aurel dan juga Nadia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Fiksi Remaja[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...