Waktu menunjukan pukul 22.00 dimana malam semakin larut, Alingga mengelus Puncak kepala Adara dengan lembut membiarkan gadis itu hanyut dalam kenyamanan olehnya. Alingga menatap wajah gadis itu dengan senyum kecil lalu berkata, "Ra.. Aku punya hadiah buat kamu."
Perkataan alingga barusan membuat Adara menolehkan kepala menatap cowok itu dengan tatapan tanya. "Apa?"
"Bentar"
Alingga mengambil sesuatu dari saku kemejanya lalu memperlihatkannya kepada Adara. Adara tersenyum setelah melihat sebuah kalung cantik dengan leontin yang sangat unik, kalung itu berleontinkan gula kapas dengan warna merah muda yang terlihat sangat cantik. Itu tu sangat lucu dan Adara sendiri belum pernah melihat kalung seperti itu sebelumnya.
"Kamu tau kenapa aku pilih leontin ini?" tanya Alingga yang dibalas gelengan kecil oleh Adara.
"Lucu ih," ucap Adara dengan senyum yang tampak dibibirnya.
"Masih inget gak? Waktu kamu minta permen kapas trus aku gak nolehin," ucap Alingga.
Adara mengerutkan dahinya mencoba mengingat-ingat. Setelah beberapa detik gadis itu tersenyum sembari menganggukan kepalanya. "Inget," ucap Adara dengan wajah yang memerah sembari tertawa kecil. Entah kenapa jika mengingat itu Adara menjadi malu sendiri, karena saat itu ia bersikap manja kepada Alingga.
"Kamu gemesin waktu itu," ucap Alingga sembari mengingat-ingat hari itu. "Kamu tau? Aku gak tahan liat kamu kayak gitu."
"Tiap aku liat gula kapas, ingetan aku selalu ke kamu, Ra." ucap Alingga membuat wajah Adara makin memerah.
"Ihh.. Apaan sih, berlebihan banget, kumat ya penyakit gombalnya," ucap Adara sambil menyenggol pelan lengan Alingga.
Alinggapun hanya terkekeh lalu memasangkan kalung tersebut ke leher gadis itu. Alingga menatap Adara beberapa detik, sungguh Adara sangat terlihat cantik dan kalung itu terlihat lucu dipakainya.
"Makasih," ucap Adara dengan senyum yang mengembang. Alinggapun membalasnya dengan anggukan kecil.
"Ara.. " panggil seseorang yang langsung membuat Adara sekaligus Alingga menoleh ke sumber suara dan saat itu juga Adara melihat Ana berdiri di dekat tempatnya duduk. Seketika Adara langsung bangun dari duduknya. "Happybirthday ya, gue cuma mau ngasih ini," ucap Ana dengan senyum kecilnya.
Adara mengambil kotak itu lalu tersenyum lebar ke hadapan gadis itu. "Gue mau minta ma--" Belum selesai Ana mengucapkan kalimatnya, Adara langsung memeluk gadis itu sembari mengelus-elus punggungnya sekilas. "Gak usah bahas yang lain. Makasi banget ya, udah mau dateng," ucap Adara lalu melepas pelukannya.
"Araaaa.. Gue gak mau di peluk gitu?" ucap Aurel yang tiba-tiba saja muncul bersama teman-temannya seketika Adara langsung terkekeh melihat sahabatnya itu.
"Heh! Udah punya Brian!" Sanggah Ferdy. Setelah itu Ferdy langsung mendorong scoring tubuh Aurel hingga tubuh gadis itu tak meninggalkan jarak dengan Brian. "Ihh Ferdy! Apaan sih! " dumel Aurel tepi Brian yang tadinya diam-diam saja, saat ini malah benar memeluk tubuh Aurel dan saat itu juga wajah kesal Aurel berubah menjadi senyum malu.
Dan tentu semua teman-temannya langsung bersorak dan tertawa kecil setelahnya. "Aduhhhhh... Begini aja terus idup kita, tiap hari liat beginian mulu! Ngenes idup ini," dumel Arvian sembari merangkul Ferdy dari samping.
Ferdy malah melepaskan rangkulan itu dengan cepat lalu menoyor kepala Arvian sekilas. "Lo aja yang ngenes.. Gue mah udah punya Bulan," ucap Ferdy sembari mengarahkan pandangannya kearah bulan yang tengah duduk dengan teman-temanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...