ALINGGA - 53

17.3K 1.1K 135
                                    


♬♪Tami Aulia -Ingin mangakhiri


•••

Alingga melangkahkan kakinya dengan cepat menyusuri koridor rumah sakit dengan wajah yang terlihat sangat khawatir. Alingga memberhentikan langkahnya saat melihat ibunya sudah lemas di luar ruangan.

"Bun, " panggil Alingga lalu menunduk dihadapan Desy.

Desy langsung memeluk putranya dengan isak tangis yang tak kunjung berhenti. Alingga mendekup wajah Desy dan mengusap air mata wanita itu.  "Ayah kenapa,  Bun?"  tanya Alingga.

"Ayah kamu kecelakaan... Darah.. Ayah kamu.. Kepalanya.. " ucap Desy terbata-bata.  Alingga bisa melihat dan merasakan tubuh ibunya bergetar hebat diikuti isak tangis yang terus saja keluar.  Alingga langsung memeluk tubuh Desy,  menguatkan wanita itu untuk tetap tenang.  Meskipun saat ini Alingga merasakan kekhawatiran yang begitu hebat,  ia harus tetap meyakinkan Desy bahwa Ayahnya akan baik-baik saja.

Alingga duduk di sebelah Desy membiarkan kepala Desy menyender di pundaknya. "Kenapa nangis , Bun? Ali yakin Ayah gak kenapa-napa,  bunda juga harus yakin! " ucap Alingga tetapi kata-kata itu tidak mampu membuat Desy memberhentikan tangisnya. 

Alingga mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan yang baru saja masuk ke ponselnya dan menempelkan benda pipih itu ketelinganya.

"Ga,  woy lo dimana,  sini! Warung Buk Kentung, " seru Ferdy dri sebrang telefon.

"Gue di rumah sakit,  bokap gue kecelakaan," ucap Alingga.  Alingga bisa mendengar suara teman-temannya yang terkaget  di sebrang telefon.

"Yaudah,  kita kesana,  lo tenagin diri dulu."

Alingga hanya berdehem lalu menutup panggilan tersebut dan kembali memasukan ponselnya.  Pandangan Alingga kini langsung tertuju pada seorang dokter yang baru saja kelar dari ruangan tersebut dan berjalan menghampirinya.

"Maaf,  apakah kalian keluarga pasien?" Alingga menjawabnya dengan mengangguk cepat.

"Maaf, Pasien tidak dapat kami selamatkan,  karena luka dalam terlalu parah, pasien terlalu banyak menghabiskan darah dan  benturan di kepala pasien juga sangat parah." Saat itu juga dunia mereka rasanya runtuh.  Desy langsung menangis sejadi-jadinya dan Alingga langsung berdiri tidak percaya rasanya jika ia harus kehilangan sosok Ayahnya hari ini.

Dada Alingga langsung naik turun. cowok itu langsung menerobos masuk ke ruangan dengan wajah tergesa. Alingga terdiam saat sudah berada di ruangan tersebut,  Alingga bisa melihat berbagai alat bantu menempel di tubuh Ayahnya yang kini terbaring lemah. Cowok itu terpaku,  rasanya ada yang hampa di dalam dirinya saat melihat ayahnya terbaring disana.

Seketika Alingga merasakan hatinya baru saja ditusuk ribuan pisau hingga ia tidak bisa merasakan apa-apa selain sakit dan rasa pedih.

Kenapa secepat ini tuhan..
dunia yang selama ini kau berikan dengan begitu indahnya ,  kini semua itu seketika hancur..
Kenapa dia yang kau renggut dariku..
Tuhan.. Tolong sadarkan aku jika ini hanyalah mimpi..
Dan tolong jangan jadikan ini menjadi kenyataan..

Alingga menggenggam tangan Dirga yang kini mulai terasa dingin. Air mata Alingga terus mengalir dengan deras. Hancur, rasanya hati Alingga baru saja di remas-remas ketika melihat orang yang berarti dalam hidupnya kini pergi.

"Yah.. Bangun.. " ucap Alingga lirih yang masih menggenggam tangan Dirga dengan kuat. Alingga bisa melihat jelas darah yang mengalir dari kepala Dirga begitu banyak, begitupun badanya yang penuh dengan luka.

ALINGGA [ SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang