Alingga , Brian, dan juga Arvian kini menatap Ferdy dengan mata yang tidak mengedip sedikitpun, mulut mereka menganga saat melihat ferdy yang menggandeng tangan Bulan dengan senyum sombong yang bisa terlihat dari bibir cowok tersebut. Alingga mengeryit lalu terkekeh pelan dengan mata yang masih terus memandangi sahabatnya itu.
"Gak sehat si Bulan," kekeh Arvia.
"Mereka jadian?" Brian memicingkan matanya memandang Ferdy dengan tatapan bertanya-tanya.
"Kalau iya, gue penasaran kenapa Bulan bisa mau?" ucap Arvian lagi sembari menatap kedua temanya bergantian.
"Belajar gombal dari gue," ujar Alingga dengan kekehan kecil membuat Arvian dan Brian langsung memutar bola matanya saat mendengar ucapan Alingga barusan.
"Gombalan lo mah basi, Ga, kagak ada baper-bapernya, yang ada jijik gue dengerya," sahut Arvian dengan nada remehnya tetapi Alingga malah terkekeh kecil.
"Lo lupa mantan Alingga segudang?" ucap Brian mengingatkan. Seketika Alingga langsung menyunggingkan bibirnya membuat Arvian langsung mendesis kearah cowok itu.
"Iyee.. Iyee.. Tau gue," jawab Arvian yang lantas pandangan mereka kembali tertuju pada Ferdy yang menghampiri mereka. Kini Bulan sudah tidak bersama cowok itu.
"Widih.. cerah banget noh tu senyum, kayak emak-emak baru di kasih uang bulanan," sindir Arvian. Ferdy terkekeh kecil lalu langsung duduk di sebelah Brian. Cowok itu mengangkat kedua alisnya diiringi senyum yang juga terangkat.
"Biasalah rejeki anak ganteng," ucap Ferdy yang masih tersenyum sombong.
"Idihh.. Emang udah jadian? " tanya Arvian.
"Paling juga Bulan khilaf," tambah Alingga dengan kekehan kecil.
"Terserah apa kata kalian. Yang pasti Bulan udah nerima gue," jawab Ferdy dengan senyum kegirangan.
"Pakek pelet ya?" Seketika Ferdy langsung meninju bahu Arvian dengan pelan diikuti mata yang mendelik kearah kearah cowok itu.
"Busett dah.. Mulut lo, suuzon mulu," jawab Ferdy dengan nada kesalnya.
"Yha trus? Lo nembak bulan dan di terima gitu aja?" tanya Brian yang sedikit penasaran, lantaran selama ini Bulan tidak pernah bersikap jinak kepada ferdy seperti tadi.
Ferdy terdiam, mata cowok itu memicing dengan menatap satu persatu sahabatnya tanpa bersuara. Setelah itu tawa kecil keluar dari mulut Ferdy membuat Alingga, Brian dan Arvian mengerutkan keningnya bingung.
"Tunggu.. Tunggu.. Sejak kapan lo pada suka kepo kayak gini?" cicit Ferdy dengan mata yang dipicingkan. Alingga, Brian dan Arvian langsung mendengus keras membuat Ferdy langsung terkekeh mendengarnya.
"Gue sama Bulan itu kagak pacaran," jelas Ferdy. Arvian malah tertawa keras membuat beberapa orang yang ada di kelas menoleh kearahnya.
"Hahaha.. Pastilah, mana mau Bulan sama lo," ucap Arvian lalu memberhentikan tawanya. Ferdy tidak peduli, yang jelas Bulan sudah jinak denganya.
"Lah, tadi itu?" ucab Brian bertanya-tanya.
"Sebenarnya, kemarin pas gue mau ke minimarket, gue liat ada bocah yang nyebrang jalan trus di serempet motor. Gue yolongin dong ya, kan gue baek.."
"Prett..." potong Arvian dengan mulut yang di monyongkan. Sontak Ferdy langsung menjitak kepala Arvian hingga cowok itu meringis.
"Nah bocah itu kebetulan adiknya si Bulan, terus enggak tau kenapa Bulan langsung baik banget sama gue, " jelas Ferdy sembari mengangkat satu alisnya sekilas
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Fiksi Remaja[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...