ALINGGA -65

17K 966 54
                                    

Adara meletakan buku-bukunya kedalam tas karena pelajaran baru saja selesai ia ikuti. Seharian ini Adara tidak ada berbicara dengan Ana sama sekali, Anapun bersikap seolah tidak peduli. sungguh Adara tidak mengira akan menjadi seperti ini.

Ana bangkit dari duduknya lalu meninggalkan mereka begitu saja tanpa kata-kata. Adara hanya mentapanya lalu kembali memasukan bukunya. "Ra, pindah duduk aja sana, kesel gue liatnya," gerutu Aurel.

"Biarin aja. Dia aja gak ribet, kenapa gue harus ribet , ya kan?"

"Hmm.. " gumam mereka bersamaan.

"Gimana keadaan Alingga,  Ra?" tanya Aurel karena memang Aurel dann juga Nadia belum sempat menjenguk Alingga meski Aurel sudah tahu dari Brian.

Iya! Belakangan ini hubungan Aurel dan juga Brian mulai membaik karena beberapa hari lalu Brian datang kerumahnya.  Balau hal ini sudah biasa bagi cewek lain,  tetapi bagi Aurel itu menunjukan keseriusan Brian padanya. Yha meski Aurel juga tidak tau pasti.

"Udah baikankok,  katanya entar sore juga udah bisa pulang."

Aurel dan Nadiapun mengangguk lalu merela melangkahkan kaki keluar ruangan kelas tersebut. "Eh,  gue ikut jenguk ya,  Ra?" ucap Aurel dan seketika Nadia tertawa kearahnya.

"Jenguk Alingga atau Brian?"  sindir Nadia dengan terkekeh kecil.  Adarapun langsung menoleh lalu mengerutkan keningnya.

"Balikan ya?" tanya Adara dan Aurel seketika langsung tersenyum dan menggeleng kecil.

"Enggak.. " sahut Aurel.

"Eleh bohong dia. Sekarang mungkin enggak,  tapi besok pasti iya," kekeh Nadia dan seketika wajah Aurel langsung memerah saat kedua temanya terus saja menertawakannya.

"Paan sih kaian," ucap Aurel lalu berjalan mendahului Adara dan juga Nadia. Kedua orang itupun hanya bisa tertawa melihat tingkah temanya.

"Mau kemana?" tanya seseorang yang membuat Aurel langsung memberhentikan langkahnya dan langsung menoleh ke sumber suara. Adara dan Nadia yang melihatnya langsung tersenyum jahil kearah Aurel.

"Em.. E.. Mau ke RS," jawab Aurel dan seketika kuada temanya tertawa keci.

"Sampai gagap," bisik Nadia seketika Aurel menatap tajam kearah Adara dan juga Nadia.

"Bareng gue yuk," ucap Brian membuat mata Aurel langsung melebar. Aurel lalu melirik kedua temanya yang memang utama bgituan kepalanya.

"Okey.. Ra,  Nad,  gue duluan," ucap Aurel lalu berjalan dengan Brian.

"Masih canggung ya?" tanya Brian membuat Aurel langsung menoleh.  "Eh,  enggak kok," jawab Aurel langsung.

Brian memiringkan badanya lalu mendekati telinga Aurel. Gadis itupun langsung terdiam. "Kayak dulu lagi ya, gue lebih seneng lo yang berisik," bisik Brian membuat pipi Aurel langsung memerah,  gadis itu tak bisa menyembunyikan senyum malunya yang langsung membuat Brian terkekeh kecil.

"Bii.. "

Seketika Brian langsung terkejut dan menoleh kearah Aurel. Senyum cowok itu langsung mengembang ketika Aurel kembali memanggilnya dengan sebutan itu. "Gue kangen lo manggil gue dengan sebutan ini," ucap Brian lembut. Dan saat itu juga Aurel kembali tersipu malu.

"Maafin gue yang pernah buat lo kecewa,  Rel." Brian mengacak rambut Aurel sekilas. Gadis itupun lalu tersenyum dan menggeleng sekilas.

"Jangan minta maaf,  dengan lo minta maaf langsung di depan bokap gue waktu itu. Bagi gie iyu udah cukup," sahut Aurel membuat senyum Brian kembali mengembang.

ALINGGA [ SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang