ALINGGA -13

24.7K 1.4K 47
                                    

"Pagi anak-anak... " sapa guru tersebut yang baru saja memasuki ruang kelas 11 IPS 1 tepat dimana kelas itu merupakan kelas Adara. Semua pasang mata siswa di kelas langsung tertuju pada guru itu. Suasana kelas yang tadinya rusuh tiba-tiba sunyi saat pak Bondhan memasuki kelas mereka sembari mendumel sendirinya, membuat beberapa murid menatapnya dengan heran.

"Pagi pak.. " sahut seluruh siswa secara serempak.

Guru tersebut meletakan beberapa tumpuk buku yang tadi berada ditangannya. Ia membenarkan kaca matanya lalu mengarahkan pandangannya kesegala sudut ruang lalu ia menghempaskan pantatnya diatas bangku. "Pagi-pagi tekanan darah saya naik! " pekik guru tersebut namun semua murid hanya diam.

"Ada-ada saja kelakuan murid-murid disini, bukanya mencari teman malah mencari musuh, adu jotos sudah macam kebal saja itu wajahnya.. " Guru itu tetap mendumel sembari menghembuskan nafasnya dengan keras.

"Kenapa pak? " tanya salah seorang murid yang penasaran dengan penyebab guru itu marah-marah tidak jelas.

"Itu.. Si Alingga anak IPA 3 yang kerjaannya keluar masuk ruang BK , tadi saling tinju dengan siapa itu namanya bapak lupa.. Anak kelas sini kalau tidak salah.. " ucap pak Bondhan sembari melihat ke sembarang arah sambil berfikir.

Semua memandang satu sama lain dengan bingung sedangkan pandangan Adara  langsung tertuju pada bangku Madeva yang kosong. "Madeva pak? " tanya Adara memastikan.

Guru itupun langsung menganggukan kepalanya dengan mantap. "Nah.. Iya Madeva kalau tidak salah ya.. " cetus guru itu.

"Mereka berdua ya..  Tadi sudah macam  Joe Louis, petinju dunia! Apalah manfaatnya kalau tidak bonyok itu wajah mereka," lanjutnya.

"Merebutkan Adara lah itu,  Perkara cewek saja pakai berantem paling juga Adaranya tidak cantik .. "

Semua pasang mata langsung tertuju pada Adara kecuali guru itu yang masih mendumel di depan. Adara yang menjadi pusat perhatian mereka langung mendelik sekaligus kaget dengan ucapan guru tadi.

"Ra.. " ucap Nadia nyaris seperti bisikan.

Adara hanya menanggapinya dengan gelengan pelan dengan wajah bingungnya. "Gue gak tau.. " sahut Adara dengan bisikan tapi Nadia masih bisa mendengarnya.

"Kenapa?  Kenapa kalian semua menghadap kesitu? " tanya guru itu semari melirik kearah Adara.

"Saya Adara pak, " sahut Adara dengan polosnya.

Guru itu langsung menggaruk tengkuknya yang padahal tidak gatal sedikitpun, lalu menatap malu kearah Adara dengan cengengesan. "Eh..  Adara..  Cantik ya ternyata, " ujar guru itu yang membuat seisi kelas tertawa.

Satu pertanyaan yang langsung terlintas di pikiran Adara adalah 'why me? '

Di tempat Yang berbeda jauh Dari kelas kelas Adara tadi. Guru BK yang duduk di hadapan Alingga dan Madeva kini menatap mereka dengan tatapan tajam menusuk. Alinggapun menatap guru tersebut dengan tatapan santai seolah hal ini sudah menjadi biasa dalam hari-harinya.

"Alingga!! "

Alingga yang diteriaki itupun hanya menatap datar karena sudah tau jika ialah yang akan dituduh sebagai sumber masalahnya. Alingga sudah hafal dengan itu.

"Kamu ya! Selalu saja mencari masalah..  Sudah berapa kali kamu masuk ruangan ini?  Apa tidak bosan?  Saya saja bosan melihat wajah kamu! "

Alingga membenarkan posisi duduknya lalu menatap guru itu dengan tatapan malas. "Kalau ibu bosan liat wajah saya,  gampang, buk!  Berhenti  jadi guru BK . Karena saya gak akan berhenti jadi orang nakal."

ALINGGA [ SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang