Adara memandang ketoprak yang ada dihadapan Alingga lalu beralih menatap Alingga yang mesih mengunyah makanan itu di mulutnya. Alisnya naik turun seakan akan menggoda Adara untuk ikut memakan makanan itu denganya.
"Udah.. Ini makan bareng gue gapapa kalik," ujar Alingga lalu mendekatkan piring tersebut kehadapan Adara.
Bukanya memakan ketoprak itu Adara malah memandangi Alingga membuat Alingga mendesis pelan dan mengangkat sendoknya mendekat kearah Adara, Adara langsung menutup bibirnya rapat-rapat sembari menggeleng pelan.
"Gue bisa makan sendiri," ujar Adara menolak suapan yang hendak Alingga lakukan. Alingga mengangkat bahunya sekilas lalu menyerahkan sendok yang tadi ada ditanganya.
Adara menyelipkan sehelai rambutnya ke belakang telinga lalu mengambil sendok itu dengan ragu. Alingga yang melihat itu langsung menyerombot kembali sendok tersebut dari tangan Adara yang membuat Adara langsung menatap kearahnya. Alingga merai tisu dihadapannya lalu mengelap sendok tersebut sampai bersih.
"Udah bersih, lo gak perlu jijik lagi."
Mendengar perkataan Alingga, Adarapun langsung menggelengkan kepalanya meyakinkan Alingga jika ia tidak jijik jika berbagi sendok denganya, tapi Adara hanya jarang melakukan hal ini dengan cowok meskipun hal ini merupakan hal yang biasa orang-orang lakukan.
"Gak kok, gue gak jijik.. " jelas Adara.
Alinggapun mengangguk mempercayai saja. Alingga menyerahkan kembali sendok itu kepada Adara dan Adarapun langsung memakan ketoprak tersebut membuat ujung bibir Alingga terangkat tanpa ia sadari.
"Besok gue jemput, tapi gue gak bisa anter lo pulang,"
"Gak usah, lo berdosa sama gue karna tadi lo udah tinggalin gue," sahut Adara sembari menatap Alingga dengan tatapan tajam.
Alinggapun terkekeh lalu menyedot minumanya dan membiarkan cairan itu melalui tenggorokannya. "Lo pulang sam temen lo, gue ada kumpul sama geng Argaster besok," ujar Alingga.
"Kenapa sih, lo ikut geng Argaster? " tanya Adara dengan mulut yang masih penuh berisikan makanan membuat suaranya terdengar seperti gumanan.
Alingga menarik piring ketoprak itu dan mengambil sendok yang ada ditangan Adara, Alingga mengsi mulutnya dengan sesuap ketoprak sebelum akhirnya menjawab.
"Ikut gambung Argaster itu seru, gue bisa dapet banyak teman, gue ngerasa jadi diri gue yang bebas disana. Dan yang paling berkesan itu, saat Argaster selalu menjadi pendukung terbaik diantara suporter SMA lainya."
"Walaupun gitu tapi tetep aja kan Argaster gak pernah dianggap sama pihak sekolah meskipun piala yang didapat dari best suporter itu di pajang gagah di ruang guru."
Alingga mengangguk sembari tersenyum tipis. "Itulah kita, Argaster tak pernah meminta selagi ia bisa memberi. Itu prinsip kita yang buat kita gak pernah nyerah buat dukung SMA Garuda dalam pertandingan apapun," jelas Alingga.
Adara memangut-mangutkan kepalanya, ternyata geng Argaster yang ia pikir selama ini jauh berbeda dengan yang Adara lihat dan bayangkan selama ini.
"Tapi.. Kenapa ya geng Argaster itu enggak di resmiin di sekolah kita? Padahal kan geng Argaster udah terkenal di sekolah-sekolah lain bahkan dikenal sebagai suporter besar SMA Garuda."
Alingga memberhentikan aktifitas mengunyahnya. Alingga memerengkan tubuhnya agar dapat melihat Adara dengan jelas begitupun dengan Adara yang menunggu penjelasan dari Alingga.
"Dulu geng Argaster itu namanya geng The dark. Geng itu juga sama terkenalnya dengan geng Argaster saat ini, The dark dulu isinya hampir seluruh siswa SMA Garuda yang punya semangat tinggi sebagai suporter besar SMA Garuda, sekolah kita. Sampai akhirnya geng The dark diresmikan disekolah kita karena penghargaan yang didapatnya sebagai best suporter tapi itu cuma berjalan dua tahun sebelum akhirnya geng The dark dibubarkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...