Aurel , Nadia dan juga Ana melangkahkan kakinya keluar ruangan Tata Usaha tersebut. Ketiga cewek itu berjalan menuju arah kantin, karena memang bel itirahas sudah berbunyi beberapa menit yang lalu
"Adara sama Alingga itu cuma deket atau pacaran?" tanya Ana membuat Nadia dan Aurel langsung menoleh kearah cewek itu.
"Kenapa?" tanya Nadia sembari mengerutkan dahinya. Ana langsung tersenyum dan menggeleng kecil.
"Enggak, gue cuma.. "
"Dia pacaran," ucap Aurel cepat membuat Ana langsung terdiam dengan pandangan mata yang tak lagi menoleh kearah Aurel.
"Al--"
"Mau makan apa?" tanya Nadia cepat membuat Kalimat yang hendak keluar dari mulut Ana langsung terhenti.
Ana terdiam lalu sedetik kemudian ia tersenyum kearah Nadia. "Yang enak apa, Nad?" tanya Ana.
"Bakso disini enak," ujarnya.
"Yaudah gue bakso, sama es jeruk," ucap Ana dan Nadiapun langsung mengangguk.
"Lo apa, Rel? " tanya Nadia.
Aurel malah menggeleng cepat dan menyelonong pergi. Cewek itu menghampiri meja Brian dan juga teman-temannya dan langsung duduk di samping Brian dengan sekulas senyum dibibirnya. Meskipun baru sebulan lebih Aurel menjadi pacar Brian, tetapi cewek itu sudah akrab betul dengan teman-teman Brian dan tidak malu lagi dengan mereka.
Ana dan juga Nadia hanya mengeryit melihatnya dan memilih untuk duduk di meja sebelah. Ana menoleh kearah Aurel sembari terkekeh kecil. "Pacaran?" tanya Ana yang dibalas anggukan oleh Nadia.
Nadiapun membalasnya dengan anggukan. "Emang udah biasa gitu, " ucap Nadia. Ana langsung mengangguk mengerti.
"Hey Bii.. " ucap Aurel yang dibalas dengan senyum oleh Brian.
"Hey, Kenapa?"tanya Brian dan Aurel hanya menggeleng kecil.
Brian pun ikut tersenyum saat memandang lengkungan bibir Aurel yang terangkat dengan manis. Meskipun Aurel berisik dan selalu bersikap manja padanya, Brian justru merasa senang ketika berada di dekat Aurel.
"Gak makan?" tanya Brian.
"Nih, makan punya aku aja, " Brian menyodorkan seporsi batagor kehadapan Aurel tetapi cewek itu hanya menggeleng dan menggeser makanan itu kembali kehadapan Brian.
"Enggak laper, makan aja," ucap Aurel dengan senyum hangatnya yang entah kenapa Brian tidak bisa untuk tidak ikut tersenyum melihatnya.
"Semalem kemana?" tanya Brian dan Aurel malah mengerutkan keningnya.
"Kemana? Gak kemana-mana kok," sahut Aurel.
"Kenapa gak jawab telfon?" tanya Brian . Seketika Aurel langsung mengeryit kearahnya.
"Hehe.. Ketiduran, jangan dingin gitu mukaknya, jadi kayak mayat," ucap Aurel sembari emencet-mencet pipi Brian dengan jari telunjuknya. Brianpun tidak tahan untuk tidak tersenyum kearah gadis itu. Entah kenapa sikap hangat Aurel selalu bisa merubuhkan dinding sifat dingin Brian.
"Waduh.. Obat nyamuk lagi nih," ujar Ferdy sembari mengarahkan kearah Brian dan juga Aurel.
"Makanya cari pacar," ucap Arvian dengan kekehan pelan.
"Ya elah , emang lo punya?" Arvian langsung menggeleng sembari mengernyit.
"Jomblo diem," ucap Brian yang membuat Ferdy dan Arvian menoleh dengan kekehan kecil.
"Yaelaah, songhongggggg... " desis Ferdy.
"lo pacaran sama Aurel juga cuma kare--"
Ucapan Arvian seketika terpotong saat Brian menatapnya dengan tatapan tajam seolah Brian akan membunuhnya jika meneruskan kalimat tadi. Dahi Aurel langsung mengerut dan kini cewek itu menatap Brian dengan kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...