♪♬ DAN - Seila On 7
•
Ferdy menepuk punggung Alingga lalu tersenyum kecil kearah cowok itu. "Gue tau lo tertekan, dan emosi lo gak stabil kemarin. Tapi gue sendiri ngerasa sedih saat gue denger lo bingan Adara cuma bahan mainan lo," ucap Ferdy sok dewasa. Arvian pun terkekeh keci mendengarnya. Sedangkan Alingga masih diam menunduk.
"Udah lah, gak usah lo pikirin," ucap Brian.
Ferdy mengarahkan pandangannya kearah Brian sembari mengeryit. "Kalau elo, masih kepikiran gak sama Aurel?" tanya Ferdy dengan mengeryit dan tertawa tanpa suara.
Seketika Brian menatap Ferdy dengan tatapan tajam. "Gue gak maafin lo," ucap Brian kesal.
"Gak usah dipikirin lah, Ga, kalau lo gak su--"
Alingga mendongakan kepalanya perlahan, lalu mengarahkan pandangannya kepada teman-temannya. "Gue suka sama dia,"
Mereka langsung melongo dan sedetik kemudian mereka terkekeh memandang Alingga yang langsung menghembuskan nafasnya berat. Brian langsung tersenyum mendengarnya lalu menepuk kembali cowok itu dengan mengangguk kecil.
🦅🦅
"Ara.. Makan dulu yuk, Devan udah di bawah," ujar seorang wanita paru baya. Membuat Adara yang tadi tiduran langsung terduduk dan menganggukan kepalanya.
Adara menatap arloji yang kini menunjukan pukul 19.05 . Adara menghembuskan nafasnya pelan, jujur saja Adara sebenarnya tidak lapar, tetapi ia juga tidak enak menolak karena tante Fany sudah memasak makanan dengan susah payah.
Adara bangkit dari duduknya lalu mengambil ikat rambut yang ada di sebalahnya. Cewek itu mengikat rambutnya sebelum akhirnya berjalan keluar dari kamar tersebut.
Adara bisa melihat Devan dan om Deni---yang tak lain adalah ayahnya Devan, kini sudah terduduk di meja makan dengan menampakan sekilas senyum kearah Adara.
"Nungguin Ara ya?" ujar Adara sembari terkekeh kecil kehadapan mereka.
"Iya, biar makan sama-sama." Adarapun menganggukan kepalanya lalu duduk di sebelah Devan. Merekapun menyantap makan yang sudah tersedia di meja dalam keheningan. Baru satu suap Adara memakan makananya, ponselnya berbunyi menandakan baru saja ada pesan yang masuk ke ponselnya. Adarapun melirik sekilas poselnya dan seketika ia terdiam.
Alingga : Ra, lo dimana?
Alingga : keluar bentar, gue di depan.
Alingga : Ra, Bales chat gueAdara meraih ponselnya lalu mengetikan sebuah kalimat singkat sebagai balasan pesan untuk Alingga. Seketika banyak pertanyaan yang tiba-tiba muncul di otak Adara, pikiranya tidak tenang, dan ingatanya akan kejadian tadi kembali terputar.
Adara : gue gak di rumah.
Tak ada satu menit, ponsel Adara kembali berbunyi. Tapi kali ini Adara hanya melirik pesan itu tanpa membalasnya.
Alingga : lo dimana?
Alingga : bisa ngomong sebentar? Kasi tau gue, lo dimana!"Kenapa sayang? Makananya gak enak?" tanya tante Fany sontak Adara langsung menggelengkan kepalanya. Devan yang mengerti langsung mengacak rambut Adara halus.
"Fokus makan aja," ucap Devan. Adarapun menoleh lalu mengangguk. Tante Fany dan juga om Dani langsung tersenyum melihat mereka sangat akur. Adarapun kembali melahap makananya dalam diam.
"Ara, sering-sering nginep disini ya, biar Devan gak nge- game aja kerjaanya. Lagi pula kan papa kamu selalu sibuk," ujar Om Deni yang dibalas langsung dengan anggukan oleh Adara.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...