Happy reading :)
°°°
Adara menuruni anak tangga dengan pakaian santai yang melekat di badanya. Ia duduk di atas sofa panjang lalu menyalahkan televisi untuk mengurangi rasa bosanya.
Adara merupakan anak satu-satunya di keluarganya karna itu Adara lebih sering sendiri dirumah karena Papanya kerja dan terkadang sampai larut malam. Sedangkan Mamanya? Adara sudah kehilangan mamanya sejak ia umur tiga tahun.
Terkadang juga Papanya menyuruh Devan untuk menginap disini hanya sekedar menemani Adara agar tak sendiri dirumah.
Meskipun sudah ada pembantunya tapi tetap saja Nugroho yang tak lain adalah Papa Adara tak merasa enak jika meninggalkan Adara sendirian.
"Bik... Ada tamu..., " teriak Adara saat mendengar suara bel rumah yang beberapa kali berbunyi.
Bik Lastri yang mendengar ucapan Adara langsung berjalan ke pintu utama dan mendapati Nadia bersama Aurel disana. Bik Lastripun mengijinkan mereka masuk lalu bergegas ke dapur menyiapkan minum.
"Adaraa..... " suara menceng Nadia langsung membuat telinga Adara bergetar saking kerasnya.
"Pelanin dikit! Rumah orang ini.. " ucap Aurel sembari mendudukan pantatnya keatas sopa.
Nadia langsung cengengesan dan duduk disebelah Adara. Adara pun menatap Nadia dengan tatapan tanya. "Kenapa?" tanya Adara.
"Ini minumnya, " ucap bik Lastri lalu menyuguhkan tiga gelas es jeruk dan beberapa camilan di atas meja. Mereka pun mengangguk dan tersenyum ramah kearah Asisten rumah tangga tersebut.
"Neng Ara, bibik ijin istirahat ya? " ucapya.
Adara langsung mengangguk, "iya bik, tidur aja, gak perlu ijin sama Ara," ucap Adara dengan senyum ramahnya, bik Lastri mengangguk dan langsung pergi ke kamarnya.
"Lo pacaran ya sama Alingga? " tanya Aurel to the point yang memang sudah penasaran sedari tadi. Adarapun langsung menggelengkan kepalanya meyakinkan mereka apa yang diucapkan Aurel tidak benar. Adara tidak ada hubungan apapun dengan Alingga.
Nadia menarik nafas sejenak lalu meraih makanan yang ada di atas meja sebelum akhirnya dia berkata,"Kok bisa sih? " Adara menatap Nadia bingung tak mengerti topik pembicaraan apa lagi yang akan keluar dari mulut Nadia.
"Maksud lo? "
"Kok bisa sih Alingga nyamperin lo ke kelas kayak tadi? " tambah Aurel memperjelas ucapan Nadia.
Adara diam sekejap, Adara sudah menduganya kedua temanya ini pasti akan melontarkan pertanyaan padanya tapi Adara hanya bersikap biasa saja sedangkan Aurel dan Nadia sudah menatapnya dengan penasaran. "Ya bisa lah, kan dia punya kaki," sahut Adara.
Aurel langsung memutar bola matanya malas lalu menghembuskan nafasnya yang terdengar seperti desisan. "Bukan gitu maksud gue.. "
"Yaa...trus?"
"Lo lagi deket sama Alingga? Aduh Ra.. Lo baru aja putus dari Madeva dan sekarang udah main gebet-gebet cogan, geng Argaster pula," ucap Aurel heboh.
Adara tersentak mendengarnya dengan cepat ia menggelengkan kepalanya karena Aurel yang ngawur, "enggak lah.. Gue kenal aja baru."
Aurel dan Nadia langsung memicingkan matanya kearah Adara mencoba untuk mengintrogasi Adara lewat tatapan. "Lo serius?" Adara pun mengangguk meyakinkan mereka.
"Ya lo emang baru kenal. Tapi lo kan udah tau Alingga dari awal kita sekolah di SMA Garuda, siapa tau aja lo ngegebet dia." jelas Nadia.
"Sembarangan lo! Alingga emang ganteng gue juga sempet kagum sama dia tapi.... Sifatnya yang brandal dan suka modus buat gue jadi ilfeel," cetus Adara sembari melahap camilan yang ada diatas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...