Jangan lupa berbagi Vote! Semoga menjadi berkah :)
Happy reading ♡
Eitssss....
Sebelum baca, tonton trailernya duku yuk!!
Biar kebayang gimana jalan ceritanya🙂
°°°
Hari senin. Mendengar nama hari itu saja kalian pasti sudah menyimpulkan bahwa hari senin merupakan hari yang sangat menyebalkan, benar bukan? Entah mengapa dan kenapa tapi yang jelas hampir seluruh siswa SMA Garuda malas jika dihadapkan dengan hari tersebut. Terutama harus berdiri dibawah sengatan sinar matahari yang membuat beberapa siswa mengeluh kepanasan.
Seluruh siswapun menghembuskan nafas lega saat upacara telah dibubarkan. Sungguh pagi ini matahari sama sekali tidak memberi ampun pada mereka, walaupun ini masih pagi tetapi panasnya sudah berefek jika berada di lapangan terbuka seperti ini, terlebih lagi kepala Pak Danan yang botak seakan-akan membuat matahari menjadi ada dua saat itu.
(Pak Danan =kepala sekolah. )Adara, gadis cantik bermata lentik itu langsung melepas topinya saat barisan dibubarkan. Adara langsung melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya dengan Nadia dan Aurel yang berjalan di sebelahnya.
Nadia dan Aurel merupakan teman dekat Adara sejak Adara kelas sepuluh. Awalnya Adara tidak akrab langsung dengan mereka, sekitar satu semester menjadi murid kelas X IPS 1 , Adara barulah mulai akrab dan bahkan sekarang sangat dekat dengan Aurel dan juga Nadia sampai ia kelas sebelas, sekarang ini.
"Rel, lo ngerjain tugas yang kemarin gak? " tanya Nadia yang dibalas langsung dengan gelengan mantap oleh Aurel.
"Lo, Ra? "
Adara menggeleng juga, karena memang untuk masalah tugas Adara sangat malas mengerjakannya, lagi pula dari berhalaman-halaman tugasnya , tidak satupun yang pernah di periksa. Itu yang membuat Adara malas mengerjakanya.
Terdengar seperti anak yang malas dan bodoh? Iya memang begitulah.
"Gue enggak buat, males, paling enggak di periksa juga. Doain aja gurunya enggak sekolah," kekeh Adara dengan senyum miringnya. Sudah berkali-kali kalimat ini terlontar dari mulut Adara, mungkin hampir semua guru yang mengajar di kelasnya sudah pernah Adara doakan agar berhalangan hadir seperti ini. Tetapi tetaplah doa buruk Adara tidak pernah terkabul, membuat Adara terkadang merasa geram sendiri.
Keduanya mengangguk berharap doa dadakan yang barusaja keluar dari mulut Adara bisa di dengar tuhan dan dikabulkan hari ini juga. "Semoga aja kali ini doa lo di dengar Tuhan," kekeh Aurel pelan.
"Nah itu, semoga bapaknya mendadak sakit terus sekarat , masuk UGD deh, " tambah Nadia sembari berhalu.
"Eh, gak boleh gitu, Nad, " koreksi Aurel lalu tertawa renyah diikuti dengan kedua temanya. Tentu saja Aurel sebenarnya setuju dengan perkataan Nadia barusan.
Adara juga ikut tertawa kecil. "Dasar murid laknat," ucap Adara yang menambah gelak tawa mereka.
Mau bagaimana lagi, mereka adalah anak IPS tetapi wajib belajar Fisika. Sangat menyebalkan, terlebih mapel itu terdapat pada hari senin, menyebalkan bukan? Sangat!
Adara sengaja mencari jurusan IPS agar tidak bertemu dengan pelajaran itu tetapi tentu saja perkiraan indahnya salah.
Adara bergumam kecil, Saat sampai di depan kelasnya ia langsung berpapasan dengan kulkas. Iya! Nama itu mungkin sangat cocok untuk cowok tinggi dengan wajahnya yang datar seperti tembok yang membuatnya geram. Jujur saja Adara sangat ingin menampol wajah cowok itu karena wajah datarnya membuat Adara sangat kesal. Sayangnya Adara terlalu pendek untuk bisa melakukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...