Setelah dari warung buk Kentung, Nadia mengajak Adara untuk singgah di sebuah caffe yang tak jauh dari situ. Adara meneguk minumannya sembari mengarahkan pandangannya ke sekitar. Tidak ada tanda-tanda kemunculan Nadia, tadi Nadia pergi ketoilet tetapi sampai saat ini Nadia tak kunjung kembali.
Adara : lama baget sih, Nad.
Adara mengerikan pesan tersebut lalu mengirimkannya kepada Nadia. Adara mengambil earphone dari tasnya lalu menghubungkan benda itu ke ponselnya dan menempelkanya di telinga Adara untuk menepis rasa bosanya karena Nadia sama sekali tidak menunjukan dirinya.
"Hay! " seru seseorang yang membuat Adara langsung mendongak. Setelah melihat siapa yang menyapanya, Adara kembali mengarahkan pandangannya kearah handphonenya tanpa menghiraukan orang itu.
"Yah.. Gue di kacangin.. " ucapnya cemberut.
Adara yang terusik kini melepas earphone itu dari telinganya dan menatap cowok dihadapanya dengan datar. "Alingga.. Kursi disini masih banyak kosong.. Harus banget ya lo duduk di depan gue?!" desis Adara tapi lagi-lagi Alingga hanya tersenyum tipis.
"Iya.. Biar bisa mandang lo jelas dari sini," sahut Alingga. Adara memutar bola matanya malas, sungguh Adara bingung kenapa Alingga seakan ada dimana-mana.
"Please.. Stop ngelontarin kata-kata geli kayak gitu!"
Alingga mengangkat bahunya lalu menarik lengan Adara agar berdiri dari duduknya. Tentu Adara langsung refleks melepas genggaman tangan Alingga dan tetap duduk di kursi tersebut. "Apaan sih?! " desis Adara dengan tatapan tajam.
"Pulang.. "
"Gak.. Gue nunggu Nadia," tolak Adara.
Alingga menyunggingkan bibirnya lalu mengusap Puncak kepala Adara sekilas. "Sampai besok lo disini, temen lo itu gak bakalan dateng," ucapnya.
"Lah.. "
"Nadia udah pulang dari tadi, gue yang suruh," Mata Adara mau keluar rasanya mendengar itu. Bagaimana bisa temanya itu meninggalkanya disini hanya karena disuruh cowok alien macam Alingga.
"Lo bener-bener ya!! Bis--" Ucapan Adara terpotong saat Alingga menempelkan jari telunjuknya di bibir Adara.
"Udah, sekarang lo balik bareng gue," ucap Alingga dan Adarapun hanya menurut.
"Gak pakek helm? " tanya Adara saat melihat Alingga langsung menaiki motornya. Alingga menggelengkan kepalanya cepat, "Enggak, helm gue dititip di buk kentung karena gue tau helm lo bakalan di bawa sama Nadia. Biar sama-sama gak pakek," jelas Alingga.
Adarapun hanya mengangguk lalu menaiki motor Alingga dalam diam. Adara memegang jaket Alingga erat seperti yang biasa ia lakukan juka berboncengan. Alingga tersenyum sekilas lalu menatap wajah Adara dari arah sepion. Alingga menyalahkan mesin motornya lalu melajukan motornya kejalan Raya.
"Ga.. " panggil Adara yang dibalas dengan deheman oleh Alingga.
"Ga, gue mau nanya serius sama lo.. " ucap Adara sedikit berteriak.
"Jangan serius-serius gitu ah.. " balas Alingga dengan tawa kecilnya.
"Alingga!!!! " Adara memukul pundak cowok itu yang membuat tawa berhasil keluar dari mulut Alingga.
"Iya.. Iya, mau nanya apa emang? "
"Lo perokok ya? " tanya Adara sembari melihat wajah Alingga dari arah spion.
"Iya, kenapa? Gak suka sama cowok perokok? " sahut Alingga santai.
"Kenapa ngerokok sih? Gak sayang sama tubuh lo sendiri? " tanya Adara lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Ficção Adolescente[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...