♬ Naff - Kenanglah aku♬♪♩Dengerin lagunya sambil baca ya, biar suasananya makin ngena 😁
••
Alingga berdiri didepan rumah Adara dengan wajah kebingungan, lantaran sedari tadi ia memencel bel rumah tersebut, tak ada satupun yang datang membukakanya pintu. Alingga beberapa kali mengucapkan salam tetapi tetap tidak ada yang menyahut.
Alingga beralih menatap ponselnya lalu menempelkannya di telingga. Tak ada balasan, Alingga berdecak keras sembari menghentakakn kakinya kelantai. Entah mengapa, perasaan takut tiba-tiba muncul dibenaknya, seoalah-olah ia benar-benar tidak ingin kehilangan Adara dalam hidupnya. "ADARA.. GUE MOHON, BIARIN GUE JELASIN SEMUANYA! TOLONG BIARIN GUE KETEMU SAMA LO." Alingga menundukan kepalanya setelah mengucapkan itu, tak ada siapapun yang menyahut. Rumah itu terlihat sepi bahkan jendela tumah itu masih tertutup rapat.
Alingga menghembuskan nafasnya lalu kembali melajukan motornya. Alingga tidak peduli jika hujan mulai turun saat ini. Yang jelas, Alingga hanya ingin bertemu dengan Adara. Ia perlu menjelaskan semuanya dan jujur saja Alingga tidak kuat seperti ini, rasanya ada yang hapa dan ada yang hilang dari hidupnya. Alingga melajukan motornya dengan cepat lalu memberhentikan motofnya di sebuah caffe.
Alingga langsung berjalan cepat memasuki caffe itu. Tetapi cowok itu tidak melihat keberadaan Adara disana.
Alingga mengacak rambutnya kasar sembari mencoba mencari gadis itu. Tetapi, tetap saja Alingga tidak dapat menemukanya. Alingga mulai khawatir, suasana hatinya kini kembali tidak baik. Pikiranya buyar, rasa takut kehilangan kembali menghantuinya.
Alingga kembali berlari kearah motornya lalu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Adara terus saja di pikiran cowok itu seolah-olah ia selalu menghantui pikiran Alingga saat ini.
Alingga memberhentikan motornya dipinggir jalan. Lalu cowok itu meraih ponselnya dan mengerikan sebuah nomor. Cowok itu lalu meletakan ponselnya di telingga hingga terdengan salam dari sebrang telepon.
"Halo.. Kenapa, Ga?"
"Ara ada sama lo?" tanya Alingga.
"Enggak, kemarin malem habis dari minimarket dia langsung pulang katanya, kenapa, Ga?" tanya Devan dari sebrang telepon.
Alingga terdiam lalu mengigit bibir bawahnya dengan mata yang enah kenapa sekarang mulai terasa panas. "Gapapa, thanks ya," ucap Alingga lalu memasukan ponselnya kembali. Alingga memejamkan matanya dengan rapat dan menghembuskan nafasnya panjang lantas kembali melajukan motornya.
Hawa dingin mulai merusuk ketubuh Alingga, matahari perlahan mulai menenggelamkan dirinya. Alingga bingung, harus apa dan harus kemana ia sekarang. Keadaan ini membuatnya menjadi tidak bisa berfikir dengan tenang.
Alingga memberhentikan motornya. Ia mengarahkan pandangannya kearah jembatan kayu yang mengingatkannya kembali dengan senyum Adara saat pertama kali ia mengajak gadis itu kemari. Senyum itu begitu tulus, manis dan membuatnya menjadi candu.
Alingga berjalan cepat menuju jembatan itu, cowok itu kembali berlari menyusuri jembatan panjang tersebut. Namun ia tak juga melihat Adara disana. Alingga memberhentikan langkahnya yang mulai tidak teratur lalu mengacak rambutnya frustasi. "Lo dimana, Ara?" gumam Alingga lalu cowok itu menatap langit yang kian mulai berubah gelap, pikiranya tak henti-hentinya memikirkan gadis itu.
Perlahan rerintikan hujan mulai membasahi rambut cowok itu, tetapi ia tetap berdiri di tempat itu dengan perasan yang tidak dapat lagi ia mengerti. Rasanya begitu gila sampai Alingga sendiri tidak mengerti dengan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Ficção Adolescente[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...