ALINGGA - 25

22.1K 1.1K 23
                                    

Alingga diam untuk berfikir sejenak.  Lalu terlintas satu nama di kepalanya. Ia tersenyum sekilas membuat ketiga temanya ikut tersenyum kearahnya. "Gue tau.. "

Alingga mencari kontak seseorang di ponselnya. Senyumnya mengembang saat sudah menemukan kontak itu di handphonenya , ia langsung menekan panggilan dan menyalahkan speaker agas seluruh teman-temannya mendengar.

Arvian,  Ferdy,  dan juga Brian memandang benda pipih yang baru saja Alingga letakan dan senyum jahil mereka langsung muncul saat membaca nama yang tercantum di layar ponselnya. "Sudahku duga.. " ujar Ferdy dengan Kekehan kecil.

"Kayaknya ada yang mulai.. " ujar Arvian menggantung lalu menyatukan kedua tanganya. Membuat tawa langsung keluar dari mulut teman-temanya.

"Sstttt.... " ucap Alingga saat panggilan itu diangkat.

"Hallo.. " ucap orang di sebrang telepon.

"Ra... Gue kangen.. "

Ketiga temanya itu saling tatap lalu mendekatkan telinganya ke arah ponsel Alingga mencoba menanti suara yang akan keluar dari benda itu sembari menahan tawa mereka

"Em... " suara itu membuat semua menatap ponsel Alingga dengan serius begitupun Alingga.

"Gue kangen,  ntar jalan ya?  gue jemput! "

"E.. Ga, Gue Nadia, Adara lagi keluar sama Aurel.. "

Alingga mendelik dan langsung memutuskan panggilannya. Brian,  Arvian dan Ferdy saling tatap lalu detik berikutnya tawa mereka langsung pecah membuat beberapa orang yang juga berada disitu menoleh kearah mereka. Alingga memasukan ponselnya kedalam kantung jaketnya lalu menatap jengkel ketiga temanya itu. Ferdy memengang perutnya dengan tawa yang menglegar. "Hahaha..  Sakit perut gue.. Sampek ke cacing pita gue ikutan ngakak," ujarnya.

"Udah! Sekarang giliran lo," ucap Alingga pada Brian. Mereka memberhentikan tawanya dan kembali melanjutkan permainanya.

"Eh..  Tapi hukuman lo masih berlaku sampe besok! " jelas Ferdy mengingatkan. Alinggapun langsung mengangguk pasrah.

Brian menatap tupuk balok tersebut dengan teliti lalu mengambil salah satunya. "Berpacaranlah dengan seseorang dalam waktu lima hari. Orangnya ditentukan oleh temanmu. Hukuman berjalan satu bulan." cicit Brian saat membaca lipatan kertas yang ada di balok tadi. Mata teman-temanya langsung terbuka diiringi kekehan dan tawa kecil yang keluar dari mulu mereka.

"Nah...  Sekarang gue yang nentuin ceweknya." ucap Arvian antusias sembari menatap jahil kearah Brian.

Semua beralih menatap Arvian dengan penasaran. "Lo harus jadian sama.... " ujarnya menggantung membuat Alingga,  Brian dan Ferdy semakin penasaran.

"Sama gue! " serunya membuat ketiga kaum adam itu langsung membuang nafasnya kesal. Ferdy langsung geram dan melayangkan satu jitakan di kepala Arvian.

"Gue bercanda elah,  habisnya tegang gitu." kekehnya.

"Sama siapa?" desis Brian malas.

Arvian tampak berfikir sejenak lalu menyunggingkan senyumnya kearah Arvian. "Aurel! "  tegas Arvian yang lagi-lagi membuat teman-temannya mendelik,  terutama Brian. "Hm..  Waktu MOS 'kan lo satu kelompok sama dia. Apalagi gue inget banget dia traktir lo makan karena dia gak sengaja tumpahin bekal lo," jelas Arvian.

Brian refleks langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Gak.. Gak ada cewek lain? " tolak Brian.

Arvian menggeleng mantap,  tidak memberikan Brian pilihan untuk hukumanya. Brian langsung menghembuskan nafasnya kasar. "Nyesel ikutan main ginian." tawa merekapun kembali pecah.

ALINGGA [ SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang