Adara mengangkat sudut bibirnya hingga membentuk senyum kecil yang tampak begitu manis, Devan yang melihatnya langsung mengacak rambut Adara dan ikut tersenyum kearahnya. "Hati-hati, jangan nakal, kalau sampai lo kenapa-napa, gue habis di tangan bokap lo," ucap Devan. Adarapun langsung mengangguk paham.
"Iya bawel.. Udah kayak Abang gue aja," kekeh Adara lalu keluar dari mobil itu dan melambaikan tanganya kearah Devan sebelum akhirnya Adara masuk ke area sekolah.
"Ra.. " Panggil seseorang yang membuat Adara langsung menoleh ke sumber suara dan memberhentikan langkahnya.
"Brian? Ada apa?" tanya Adara saat Brian sudah tepat berdiri dihadapannya.
Brian terlihat gugup sekaligus canggung tak tau harus mengatakan apa. Cowok itu menggaruk-garuk tengkuknya lalu menggeleng pelan. "Enggak.. Mau kekelas? Bareng yuk?" ucap Brian yang membuat Adara kebingungan.
"Hah?"
"Eem... Maksud gue.. Kelas gue kan ngelewatin kelas lo tuh, jadi bareng aja.. " ucapnya yang membuat Adara mengernyit bingung lalu mengangguk-anggukkan kepalanya sembari menatap aneh kearah Brian. Brian memalingkan wajahnya ke sembarang arah lalu menepuk kepalanya pelan. 'Bego! '
Adara memberhentikan langkahnya saat sudah sampai. "Duluan ya.. " ucap Adara.
"Adaraaaaa.... Tugas gue di bawa lar--" Ucapan Aurel terhenti saat menyadari Adara tidaklah sendiri. Aurel langsung cengengesan dengan refleks memain-mainkan tanganya malu. Brianpun tersenyum kearah Aurel membuat gadis itu langsung salah tingkah.
Adara tersenyum sekilas lalu memasuki kelasnya diikuti dengan Aurel yang langsung membalikan badanya. "Rel... " ucap Brian dengan mencekal tangan Aurel sehingga membuat gadis itu kembali membalikan badanya menatap Brian. Mata Aurel langsung tertuju pada tangan Brian yang masih menggenggam tanganya. "Em.. Boleh minta Whatsapp lo, gak?" tanyanya yang langsung membuat mata Aurel sedikit melebar dengan mulut yang terbuka.
"Haa?" ucapnya refleks.
Brian melepas genggamannya lalu mengangguk kecil kearah Aurel membuat gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya dengan cepat. "Owh.. Boleh-boleh.. " sahut Aurel lalu menyerahkan ponselnya kearah Brian.
Brian langsung mengetik nomor Aurel lalu menelfonya lewat hanphonya. Brian menyerahkan ponsel tersebut kembali ke Aurel lalu berkata, "Save nomor gue, ya?"
Aurel tersenyum kikuk lalu menganggukan kepalanya sekilas lalu memasuki kelasnya dengan senyum yang mengembang. "Araaa...." teriaknya sembari menghampiri bangku Adara dengan wajah yang memerah sekaligus mata yang memandang angka yang terpampang di layar ponselnya.
"Apaan sih.. Berisik tau gak?" sewot Nadia yang masih sibuk dengan ponselnya.
"Gue manggil Adara, bukan lo!" desisnya lalu beralih menatap Adara lalu menunjukan nomor tersebut kehadapanya. Adara menatap layar ponsel milik Aurel dengan mengangkat sebelah alisnya kebingungan.
"Brian mintak nomor gue dong.. Astagaa..., " serunya dengan heboh. Nadia yang mendengar itu langsung membalikan badanya dan langsung menatap Aurel.
"Seriusan?" tanya Nadia yang malah jadi penasaran.
"Ya, ngapain gue bohong,"
Adara terkekeh pelan lalu menoel kepala sahabatnya itu dengan pelan. "Jangan kecepetan baper, siapa tau dia lagi cari ART,"
Aurel langsung mendelik kearah Adara saat itu juga, membuat Adara langsung menampilkan sederet gigi ratanya kearah Aurel yang sudah seperti singa. "Mulutnya.. Cantik banget kalau lagi ngomong," ucap Aurel sembari mendelik. Adarapun tertawa kecil melihat reaksi sahabanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...