"Wihhh.. Ga.. Ga.. Noh, Adara sama temen-temennya lagi ngegibahin lo deh kayaknya," ujar Arvian sembari mengarahkan pandanganya kearah Adara.
"Iya noh Ga, noleh-noleh kesini dia.. " tambah Ferdy sedangkan Brian ikut menoleh kearah meja Adara.
"Biarin, lo tau lah kalau cewek ada sesuatu dikit pasti di curhatin sama temenya." Ketiga temanya itu mengangguk karena apa yang diucapkan Alingga memang benar adanya, entah mengapa cewek jika ada sesuatu pasti langsung diceritakan dengan temanya dan itu membuat kaum cowok tidak mengerti. "Palingan juga ngomongin soal kemarin waktu gue ngajak dia kerumah," lanjut Alingga.
"Eh.. Eh.. Itu Madeva ngapain nyamperin meja Adara? " tanya Brian yang baru saja melihat Adara berbincang dengan Madeva.
"Mana-mana?? "
Alingga yang mendengar itu langsung menolehkan kepalanya kearah meja Adara dan benar saja Madeva ada disitu, entah Alingga tidak tau apa yang mereka bincangkan yang jelas jika Adara dekat-dekat dengan Madeva lagi jelas saja Alingga teidak menyukai itu.
Adara menatap Madeva dengan datar dan Madeva menatap Adara dengan tatapan dingin. Aurel dan Nadia hanya diam menatap kearah mereka berdua. "Boleh ngomong sebentar? " tanya Madeva kepada Adara.
"Ngomong aja.. "
"Gak disini!"
"Ngomong aja kali, Dev.. " ujar Nadia yang penasaran tapi malah mendapat tatapan dingin bahkan perkatanya tak dihiraukan, Adara mendengus dan kembali melahap makananya dengan kasar karena kesal.
"Kenapa harus di tempat lain?" tanya Adara.
Madeva tak menjawabnya, ia malah menarik lengan Adara yang membuat Adara langsung terlonjak dan bangki dari duduknya. Aurel dan Nadia yang menyaksikan hanya terbelalak melihatnya.
"Masih aja main nyamperin mantan."
Semua pasang mata orang-orang yang ada di meja itu langsung tertuju pada Alingga yang baru saja mengucapkan kalimat sindiran itu dan berdiri di sebelah Adara. Alingga melepas genggaman Madeva dengan pelan namun matanya terfokus pada Madeva dihadapanya. Alingga meranggul Adara dari samping membuat Mulut Aurel dan Nadia membentuk huruf O sempurna. Tak hanya mereka, teman-teman Alinggapun menyaksikan itu dan terkekeh melihatnya.
"Jadi bener kalian pacaran? " ucap Madeva dengan nada yang sangat dingin.
Adara tak bisa berkata-kata matanya ia gugup dn bahkan jantungnya saat ini tidak berdetak dengan normal. "Gue g..ga--" Ucapan Adara terpotong saat Alingga menjauhakn tanganya tersebut dari pundak Adara dan berkata, "Kalo iya?" ucap Alingga dengan nada remeh membuat Madeva menatap tajam kearah cowok berambut acak-acakan itu.
"Kenapa liatin gue kayak gitu? Jatuh Cinta juga lo sama gue?" ucap Alingga yang kembali membuat Madeva mendecih lalu beralih menatap Adara.
"Widih... Alingga emang paling bisa.." Gumam Aurel.
"Receh.. Tapi gue gak bisa ketawa," cicit Nadia.
"Lo luluh sama gombalan basi yang dia kasi? Selera lo berubah ya, Ra? " cetus Madeva yang secara tidak langsung menyindir perasaan Adara.
"Iyaa.. " Bukanya Adara yang menjawab Malah Alingga yang menjahut dengan nada yang menyolot. "Selera Adara udah berubah, udah gak suka sama cowok kayak elo! "
Madeva menatap remeh kearah Alingga dan menatap kembali kearah Adara. "Hati-hati milih cowok! " ucap Madeva sebelum akhirnya berjalan meninggalkan area kantin.
Setelah itu Alingga meninggalkan Adara yang masih berdiri di sana tanpa sepatah katapun membuat Adara menatap kebingungan kearahnya begitupun dengan kedua temanyayang juga kebingungan. Alingga kembali bergabung dengan Ferdy, Arvian, dan juga Brian yang tertawa kecil kearahnya.
"Lah.. Kok pergi? " tanya Aurel saat Adara kembali duduk di kursinya. Adara hanya mengangkat bahunya acuh.
"Ngeliat ini gue jadi yakin kalau Madeva bener-bener gak bisa moveon dari lo, percaya deh sama gue.." jelas Aurel.
Adara mendengus lalu menyelipkan beberapa helai rambunya dibelakang telinga lalu melahap kembali makananya.
"Ra.. Lo kok diem sih?? " desis Nadia.
"Apa gue suka sama Alingga? " tanya Adara kehadapan teman-temanya yang membuat Nadia membelalak.
"What? " ucapnya spontan.
"Wajar, bagi gue wajar sih kalau lo suka sama Alingga. Siapa sih cewek yang gak baper kalau di gituin sama cowok yang bisa di bilang ganteng macam Alingga." tutur Aurel.
"Tapi masak cepet banget sih gue suka sama orang.. Enggak.. Enggak.. "
"Eleh Ra, itu wajar! Apalagi dulu lo sempet kagum kan sama Alingga?" Adarapun mengangguk membenarkan perkataan Nadia. "Si Aurel sekali ngeliat Devan aja udah suka padahal belum di sentil, eh klepek-klepek duluan," ujar Nadia sembari terkekeh.
"Lah.. Kenapa jadi gue?? " protes Aurel.
"Tapi bener kan?" Aurel mengernyit lalu memangut-mangutkan kepalanya membenarkan ucapan Nadia tadi.
"Ra.. Lo udah pacaran kan? Yaudah jalanin aja jangan banyakan mikir!"
"Tapi Nad, Dia nembak guenya dadakan gitu, gue kan gak tau kalau dia serius atau enggak sama gue.." jelas Adara.
"Aduh Ra.. Gini deh tadi pas Alingga ngerangkum lo, perasaan lo gimana? " tanya Aurel seolah mengintrogasi Adara untuk jujur.
"Ee.. Degdegan sih.. Tap--"
"Nah.. Itu artinya lo suka! jadi lo jalanin aja yang penting apapun yang dilakuin Alingga ke elo jangan lo bantah ataupun ngehindar, turutin kata hati lo kalik, Ra.. jangan gengsi! cewek kan biasanya gitu.. Sok jual mahal. Walaupun kita juga cewek tapi lo gak boleh gitu!
"Ra.. " Adara langsung tersentak saat melihat Alingga yang tiba-tiba muncul disitu membuat Nadia dan Aurel langsung menutup mulutnya dan menggigit bibir bawahnya berharap Alingga tak mendengar obrolan tadik.
Adara terbatuk karena tersedak makananya dan segera ia meminum es tehnya untuk melegakan tenghorokanya. Jantung Adara kembali berdetak lebih cepat karena takut Alingga mendengar semua obrolanya barusan.
"Kenapa tegang gitu sih liat guenya?" tanya Alingga dan Adara langsung menggelengkan kepalanya.
"Gue kesini cuma mau nanya, lo mau ikut bolos bareng gue atau enggak? " tanyanya.
"Bolos? " Alinggapun mengangguk.
"Enggak lah.. Gilak ngapain bolos?! "
"Gue mau nongkrong," ucap Alingga santai. "Yaudah gue pindahin helm lo di motor Nadia kan nama lo? Yang pakek motor Vespa Primavera , kan?" tanya Alingga sembari menoleh kearah Nadia, Nadiapun langsung mengangguk.
"Oke! Gue bolos dulu.. " pamit Alingga dengan mengacak rambut Adara sekilas membuat Adara reflek tersenyum kearahnya. Ketiga teman Alinggapun langsung bersorak melihatnya lalu mereka meninggalakan pintu kantin.
"Ga.. Ga.. Itu anak orang bisa baper kalau lo gituin mulu! " ujar Arvian yang berjalan di sebelah Alingga saat mereka menuju parkiran.
"Biarin.. "
"Alah Vian.., kalau gak buat cewek baper itu gak greget buat si Alingga.. Itu baru ngacak-acak rambut doang, noh mantan-mantanya dia yang di jadiin mainan diapain? Di cubit-cubit pipinya, dicium pipinya sampek katarak mata gue liatnya.. " ujar Ferdy yang membuat gelak tawa mereka keluar.
"Iye.. Lo kan jomblo karatan, jadi mata lo panas liat orang lagi pacaran, hahahha... " tambah Alingga yang membuat wajah Ferdy berubah masam.
"Ketawain aja terus.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...