ALINGGA -37

17.4K 1.1K 13
                                    

Adara menyerahkan helmnya kehadalan Alingga setelah mereka berdua turun dari motor. Adarapun menatap bangunan rumah Alingga dengan hembusan nafas.  "Gugup ya?" tanya Alingga saat melihat ekspresi Adara yang sangat tegang. Adarapun mengernyit lalu mengangguk kecil membuat Alingga sedikit terkekeh.

"Gue gak biasa nginep di rumah orang, kecuali Devan sih," cicit Adara lalu melangkahkan kakinya membuntuti Alingga.

"Asalamualaikum.... " ucap Alingga. "Anak ganteng pulang..." lanjut Alingga lagi dan kali ini adara dibuat terkekeh olehnya.

"Ga, ih!  Jangan kenceng-kenceng,  udah malem ini," cicit Adara sembari menarik-narik jaket Alingga dari belakang kerena memang sekarang sudah menunjukan jam setengah sebelas malam dan jujur ini kali pertamanya Adara pulang selarut ini.

Alinggapun membalikan badanya dan menatap Adara sekilas. "Tenang aja,  tetangga udah hafal suara gue." Adara terbelalak lalu menggeleng pelan setelah mendengar itu.

Ceklek..

Dirga yang baru saja membukakan pintu , langsung menatap Alingga dengan tatapan datar ala-ala orang ngantuk."Udah punya pacar masih aja pulang malem," ujar Dirga.

Adara yang tadinya diam di belakang Alingga langsung melangkah dan berdiri di sebelah Alingga. Dirga hampir saja terlonjak karena kemunculan Adara  secara tiba-tiba yang sebelumnya Dirga sama sekali tidak melihat Adara tadi. "Astaghfirullah.. " ucap Dirga sembari memegangi dadanya istigfar. Setelah itu Dirga langsung tersenyum kearah Adara yang juga menampakan lengkungan manisnya di bibir.

Dirga memicingkan matanya kearah Alingga lalu berkata, "Ehum.. Bawa anak gadis ya kamu." Alinggapun terkekeh pelan lalu Dirga kembali tersenyum kearah Adara. "Masuk..  Masuk," ucapnya.

"Yah,  hari ini Adara nginep disini, Papanya lembur, " jelas Alingga yang di balas anggukan paham oleh Dirga.

"Kamu tidur di kamar Alingga aja,  biar Alingga tidur di bawah," ucap Dirga sambil melirik sekilas Alingga yang mendelik.

"Eh,  enggak usah om,  biar saya aja yang di bawah," tolak Adara.

"Eh  jangan sungkan sama calon mertua," kekeh Dirga.

"Ayah.. " desis Alingga sembari memutar bola matanya.

Dirgapun terkekeh pelan. "Alingga, kamu anterin pacar kamu ke kamar gih, udah malem," ucap Dirga. "Ayah mau lanjutin tidurnya." Dirga melangkahkan kakinya kembali kedalam kamar meninggalkan Alingga dan juga Adara di ruang tengah berdua.

"Ga,  gue aja yang tidur di bawah," pinta Adara. Adarapun menoleh dan mengirnyit. "Kenapa?" tanya Alingga.

"Ya gapapa,  gue gak enak aja tidur di kamar cowok," gumam Adara yang masih bisa Alingga dengar.

"Yaudah kalau gitu tidur berdua aja," ucap Alingga santai yang membuat Adara mendelik dan menatap kaku kehadapan cowok dihadapanya. Alingga yang menampakan senyum jahilnya langsung terkekeh dan mengacak rambut Adara pelan.

"Tegang banget,  gue bercanda kali," ucap Alingga dengan kekehan pelan. "Ayok.." Adarapun mengikuti langkah kaki Alingga dan menaiki satu persatu anak tangga rumahnya.

Alingga memberhentikan langkah kakinya saat sampai di sebuah pintu kamar berisikan stiker sayap burung garuda yang lumayan besar. Cowok itu membuka knop pintu kamar tersebutdengan perlahan membiarkan Adara juga masuk kedalamnya. Adara menatap kamar Alingga yang rapi tanpa mengedipkan matanya sama sekali. Sungguh kamar Alingga tak tampak seperti wajahnya yang berantakan,  tetapi kamarnya sangat rapi,  mungkin kamar Adara sendiri kalah rapinya.

"Lo tidur di sini, kalau ada sesuatu lo cari aja gue di bawah," ujar Alingga yang di balas anggukan paham oleh Adara.

"Ga," panggil Adara yang langsung membuat Alingga menoleh.

"Hemm?" gumam Alingga.

"Gue gak papa tidur di sini?" tanya Adara sedikit sungkan. Alinggapun langsung menggelengkan kepalanya. "Gapapa,  gue tidur dulu." Adarapun mengangguk kecil. Alingga langsung tersenyum kecil dan lagi-lagi mengacak rambut Adara pelan membuat Adara langsung menatap cowok itu dengan geram. "Good night," ucap Alingga lalu mencondongkan wajahnya kearah Adara membuat gadis itu sedikit memundurkan wajahnya. "Mimpiin gue ya.." Setelah mengucapkan itu Alingga langsung l berjalan keluar kamarnya meninggalkan Adara yang masih mematung dengan jantung yang kini seperti sedang lari maraton.

Adara menutup pintunya dengan cepat dan menyender di pintu tersebut dengan senyum yang mengembang. Adara memegang pipinya yang terasa mulai memerah padam dengan tawa kecil yang keluar dari mulutnya.

Adarapun bangkit dan langsung melempar tubuhnya keatas kasur berbalut seprai hitam tersebut. Semua aroma di kamar ini merupakan aroma khas Alingga dan jujur saja Adara sangat senang hari ini.

"Mah,  pacar Ara lucu," ucap Adara sembari memeluk bantal yang ada di sebelahnya.

Alingga mengatuk perlahan susu hangat yang baru saja ia buat. Tadi saat Alingga bilang pada Adara jika ia akan tidur , sebenarnya Alingga tidak merasakan kantuk sama sekali,  malah Alingga tipikal cowok yang susah untuk tertidur malam.

Alingga duduk di atas sofanya lalu menyalahkan televisi yang ada dihadapanya dengan volume kecil agar tidak mengganggu.  Alinggapun merebahkan tubuhnya sembari menguyah roti yang ada di atas meja.

Sudah satu setengah jam dari ia pulang tadi,  Alingga belum juga tertidur,  bahkan Alingga tidak mengantuk sama sekali.

"Aaaa..." teriak Alingga saat merasa ada sesuatu yang memegang pundaknya. Alingga menutup matanya rapat-rapat dan tiba-tiba sebuah tanggan menutup sempurna mulut Alingga hingga suara teriakan itupun langsung terhenti. "Ihh..  Jangan berisik," desis Adara lalu duduk diatas sofa,  Alinggapun langsung membenarkan posisinya sembari menghembuskan nafasnya lega. Alingga pikir tadi adalah hantu yang sering muncul tiba-tiba lalu menyergap manusia seperti di film-film,  sangat mengerikan jika Alingga kembali membayangkannya.

"Ngagetin aja," desis Alingga kehadapan Adara.

Adarapun hanya mengernyit pelan. "Gue gak bisa tidur," ujar Adara pelan.

"Yaudah diem di sini aja sama gue," ujar Alingga lalu kembali memasukan rotinya kedalam mulut.

"Lo gak tidur?' tanya Adara yang di balas dengan gelengan.

"Mau jagaain lo," ucapnya santai dengan pandangan yang masih tertuju pada layar TV dihadapanya.

"Alingga.. "

"Hehe, Bercanda, Ra." kekeh Alingga dengan menampakan sederet giginya kehadapan Adara.

"Mau tidur di sini?" tanya Alingga sembari melirik sofanya. "Biar gue jagain lo sampai tidur,  gimana?"

Adarapun menggeleng pelan, lalu memegangi perutnya yang tiba-tiba mengeluarkan suara. Cewek itu langsung menggigit bibir bawahnya dan mengeryit kearah Alingga.

"Laper?" Adarapun langsung menganggukan kepalanya.

"Gue buatin mie ya?" tawar Alingga yang dibalas anggukan oleh Adara. Alinggapun segera bangkit dari duduknya menuju ke arah dapur,  Adara yang menatap Alingga dari adanya kini ikut berdiri lalu menyusul Alingga ke dapur.

"Ga," panggil Adara.  Alinggapun membalasnya dengan deheman sembari membuka bungkus mie instan tersebut.

"Gue ngerepotin yak?" tanya Adara sembari mengeryit.

Alingga yang tadinya sibuk membuka bungkus bumbu itu dibuat menoleh dan memberhentikan aktifitasnya. Alingga membalikan badanya menghadap kearah Adara dengan sempura. "Gue gak akan keberatan kalau apa yang lo mau bisa gue kasi dan itu  bisa buat lo senyum, gak ada masalah buat gue,"   ujar Alingga dengan tatapan yang dalam. "walau hanya hal kecil kayak gini," lanjutnya. Jantung Adara sudah maraton sedari tadi, sekarang Adara hanya berharap semoga pipinya tidak tiba-tiba memerah seperti tomat untuk kali ini.

ALINGGA [ SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang